"Jihoon?"
Jungkook gak habis pikir, untuk apa Jihoon nekat seperti ini? Jangan-jangan..
"Jadi kamu? Yang beberapa hari ini neror aku disini?"
Lelaki yang dipanggil Jihoon itu mengangguk.
"A-aku bisa jelas-"
"Ngapaiin?" Jungkook memotong ucapan Jihoon, lalu seketika matanya membulat, "ooh kamu pasti disuruh Daniel kan? Ngaku!" Bentak Jungkook.
"I-iya, Jungkook aku bisa-"
"Astaga anak itu, apa-apaan sih," lagi-lagi Jungkook memotong ucapan Jihoon.
"Jihoon, kamu itu sahabat aku dari kecil, kamu tau aku kaya gimana, kamu tau gimana sikap Daniel ke aku, bahkan kamu tau kejamnya dia ke aku, tapi kamu masih dukung dia? Kamu masih bantuin dia biar deket lagi sama aku? Sahabat macam apa kamu ini?!"
"Aku kira kamu bakal bela aku, aku pikir kamu bakal nyadarin Daniel kalo dia itu salah, tapi nyatanya engga! Aku yang salah, udah percaya sama kamu bahkan mau jadi sahabat kamu!"
Jihoon tertunduk, ucapan Jungkook tepat mengenai hatinya.
"Sekarang, kamu keluar dari rumahku! Bilang sama Daniel, Park Jungkook udah gamau berurusan lagi dengan Kang Daniel! Dan jangan harap persahabatan kita bakal seperti dulu lagi, Jihoon."
"Jungkook aku mohon dengerin aku dulu.."
"AKU BILANG PERGI!!"
Jihoon akhirnya pergi dengan perasaan menyesal, menyesal karena telah menuruti kemauan Daniel yang berimbas pada persahabatannya dengan Jungkook.Jungkook terduduk dan menangis.
"Jungkook, tenanglah.." Taehyung berusaha menghibur Jungkook.
"B-bagaimana a-aku bisa tenang, oppa? S-sahabatku, dia, uuh, sakit oppa.." ucapnya terbata-bata karena menangis.
Taehyung memeluk Jungkook, mengelus punggung dan kepalanya.Jimin kembali kekamar Jungkook setelah tadi menutup pintu utama. Dia baru ingat kalau dia belum melihat Yoongi sedari tadi.
Ia terkejut saat menemukan Yoongi tergeletak di lantai dekat tempat tidur Jungkook, pelipisnya berdarah.
"Yoongi? Yoongi bangunlah.."
Tanpa pikir panjang, Jimin menggendong Yoongi dan segera membawanya ke rumah sakit, bahkan ia lupa memberitahu Taehyung dan Jungkook.-()-
Perlahan Yoongi membuka matanya. Mencoba menyesuaikan matanya dengan ruangan yang terang. Ia dibuat terkejut saat melihat Jimin tertidur disampingnya dengan posisi duduk di kursi dan setengah badannya dibaringkan ke ranjang.
Yoongi tersenyum, ia terharu, baru kali ini ada seseorang selain keluarganya yang menungguinya seperti sekarang. Tanpa sadar, tangannya tergerak mengelus kepala Jimin.
"Yoongi? Kamu udah sadar?"
"Ah, i-iya.."
"Gimana? Apa ada yang sakit? Mau aku panggilkan dokter?" Tanya Jimin panik, lalu Yoongi menggenggam tangannya, "aku gapapa oppa, tenanglah.." ucap Yoongi lalu tersenyum.
Hati Jimin merasa tenang sekali setelah melihat senyuman Yoongi, "baiklah, kalau begitu istirahatlah."
Yoongi mengangguk.
"Oh iya oppa, gimana keadaan Jungkook dan Taehyung?"
Jimin menepuk jidatnya sendiri, "astaga, aku lupa dengan mereka, oppa telepon Taehyung dulu."
Tut.. tut..
'Maaf, nomor yang anda tuju tidak menjawab, cobalah beberapa saat lagi.'"Gak diangkat.."
"Aku takut Jungkook kenapa-napa, kasihan dia.."
"Jangan dulu dipikirkan, yang penting kamu sehat dulu, Yoongi. Tidurlah.." ucap Jimin sambil mengelus kepala Yoongi.-()-
Jungkook terbangun dari tidurnya dan terkejut karena ia tertidur dengan posisi duduk, dan parahnya lagi, ia dipeluk oleh Taehyung!
Ia melepas pelukan Taehyung dan mencoba bangun, saat ia melihat bayangannya di cermin, ia kaget karena wajahnya seperti 'tidak berbentuk'.
"APA INI?! Astaga! Wajah siapa ini?? Kusam, mata sembab, kantung mataku besar sekali, aish!" Jungkook menghentak-hentakkan kakinya kesal.
"Kenapa?"
"Oh astaga, oppa kau mengagetkanku saja." Tiba-tiba Jungkook menutup wajahnya.
"Kenapa menutup wajahmu?"
"Mukaku jelek oppa, aku malu."
Taehyung mengambil kedua tangan Jungkook yang menutup wajahnya itu lalu menggenggamnya.
"Gaperlu begitu, kamu tetep cantik kok."
"A-apasih oppa, aku mandi dulu." Ucapnya sambil pergi. Sebenarnya Taehyung lihat wajahnya semerah tomat tadi.
"Ya ampun, aku makin suka padanya."Setelah Jungkook mandi, giliran Taehyung yang mandi. Jungkook segera turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan.
Jungkook terlalu sibuk dengan masakannya sehingga tidak sadar kalau sedari tadi ada yang memperhatikannya."Sibuk sekali sih, mau aku bantu?"
"Taehyung? Sejak kapan disitu?"
"Sejak.. tadi. Kamu sampai gak sadar ada aku disini, ckck."
"Karena sekarang masakanku lebih penting, oppa."
"Iya, iyaa."Setelah makanan siap, mereka duduk berhadapan di meja makan.
"Kalau sekarang, apa yang lebih penting untukmu?" Tanya Taehyung.
Jungkook mengernyit, wajahnya sedikit memerah, "t-tentu saja perutku, akukan lapar."
"Oo begitu. Jadi, kapan aku penting untukmu?"
Tidak usah ditanya lagi, wajah Jungkook sudah merah padam sekarang.
"O-oh Tae oppa, dimana Jimin oppa dan Yoongi eonni?"
"Iya juga ya, aku belum lihat mereka daritadi. Aku telepon Jimin hyung dulu." Lantas Taehyung berdiri dan pergi ke kamar mengambil handphonenya.
"Fyuh, akhirnya dia teralihkan perhatiannya, astaga dia tadi itu tanya apa sih.. semoga dia tidak lihat wajah merahku.." monolog Jungkook.Tidak berapa lama, Taehyung datang dan kembali duduk di meja makan.
"Yoongi noona ada dirumah sakit bersama Jimin hyung."
"Apa? Ada apa dengan mereka??"
"Yoongi noona terluka sedikit dikepalanya, jadi Jimin hyung membawanya kerumah sakit. Tidak usah khawatir, keadaan Yoongi noona sudah membaik. Mereka akan pulang sebentar lagi."
"Ah, syukurlah.."
Mereka pun melanjutkan sarapannya. Tiba-tiba..
"Jungkook, jawab pertanyaanku, kapan aku penting buatmu?"
.
.Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Would You? (BTS GS) END
FanfictionJungkook adalah gadis kuliahan, dia cantik, tetapi tidak banyak memiliki teman. Ia selalu sendirian, sampai akhirnya, ia bertemu seseorang yang mengubah hidupnya. Sebagian kisahnya terinspirasi dari drakor Andante, termasuk nama cast. Ingin tau kela...