7

4.4K 289 9
                                    

Pukul 6 lewat 10, yeoja itu tiba di Yeolbong Cafe. Cafenya tidak terlalu ramai karena masih sore. Jika sudah masuk pukul 8, Cafe itu penuh sekali.
Ia memilih tempat duduk didekat jendela. Sambil menunggu, ia memesan green tea latte terlebih dulu.
"Hei, sudah lama menunggu? Maaf ya membuatmu menunggu." Ucap namja itu sembari duduk dihadapannya.
"Gapapa kok, aku baru 10 menit disini."
Suasana menjadi sedikit canggung diantara mereka. Sampai akhirnya namja itu memesan minuman juga.
Setelah minumannya datang, yeoja itu akhirnya membuka suara.
"Jadi, apa yang mau oppa sampaikan padaku?"
Namja itu terlihat sedikit terkejut mendengar pertanyaannya. Ia membenarkan posisi duduknya, lalu menatap yeoja itu.
"Ehm, sebenarnya.. aku menyukaimu, sejak pertama kali aku liat kamu, kamu itu berbeda dari yeoja lainnya, kamu begitu menarik, sampai-sampai aku benar-benar masuk dalam pesonamu."
Yeoja itu terdiam, kaget tepatnya.
"Aku benar-benar menyukaimu," ia terdiam sejenak lalu kembali bicara, "jadi, apakah Min Yoongi mau menjadi milik Kim Jimin?"

-()-

Setelah pulang kuliah, Taehyung kembali kerumah Jungkook untuk menemaninya.

Ding dong..
Pintu rumah Jungkook terbuka, dengan Seokjin dibaliknya.
"Taehyung? Ayo sini masuk sayang,"
"Kamsahabnida eomma." Ucap Taehyung lalu masuk kerumah Jungkook.
"Kamu pasti mau jenguk Jungkook, ya?"
"Hehe iya eomma, boleh?"
"Tentu saja boleh, kamu langsung kekamarnya saja ya, eomma sedang masak."
"Ne, eomma." Taehyung membungkuk sedikit pada Seokjin lalu bergegas ke kamar Jungkook.

Tok tok..
Beberapa detik kemudian pintu itu terbuka.
"Oppa?"
"Hai kookie, oppa ganggu?"
J

ungkook menggeleng sebagai jawaban.
"Masuk oppa."
Mereka duduk di sofa kamar Jungkook. Taehyung menempelkan telapak tangan nya pada dahi Jungkook.
"Kookie masih demam ya.."
Jungkook mengangguk.
Taehyung membuka jaketnya lalu memakaikannya pada Jungkook.
"Pakai ya, suhunya lagi rendah, kamu harus hangat."
"Makasih oppa," Jungkook tersenyum.
Jujur saja, Jungkook merasa nyaman memakai jaket Taehyung, padahal ia pun memiliki banyak jaket.
Sepi. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Jungkook bertanya.
"Oppa.."
"Iya? Ada apa? Ada yang sakit? Masih dingin?" Taehyung terlihat panik.
"Engga oppa, aku mau tanya. Kenapa oppa begitu peduli padaku? Kalau dipikir-pikir, kita ini belum lama kenal kan? Tapi, kita sudah sangat dekat. Aku hanya penasaran."
Taehyung terdiam. Apa ini saat yang tepat untuk mengatakannya pada Jungkook?
"Em, Kookie, sebenarnya oppa-"
Cklek. Mereka berdua langsung melihat ke arah pintu kamar.
"Apa eomma mengganggu? Ayo turun, makan malam sudah siap. Kookie kan harus minum obat."
Taehyung berterimakasih pada Seokjin eomma di dalam hatinya. Bukannya ia tidak mau jujur pada Jungkook atau bahkan menggantung perasaannya, Taehyung hanya mencoba mencari waktu yang pas.
"Ne eomma, ayo oppa kita makan malam dulu."

Keluarga kecil itu sedang asyik makan malam, Taehyung sudah seperti menantu saja disana. Mari kita-aamiin-kan.
"Tae, gimana kabar orang tuamu?" Tanya Namjoon.
"Baik appa, mereka selalu sibuk, jarang ada waktu untukku." Ucap Taehyung bercanda.
"Wah, dasar si Jongin, nanti kamu lebih sering disini bersama kami baru tau rasa dia." Semua tertawa karena ucapan Namjoon.
"Kookie, kamu sudah mendingan?"
"Iya appa, hanya sedikit pusing."
"Habis ini minum obat lalu tidur ya."
"Iya appa."
"Taehyung, kamu mau menginap?"
"Oh, engga eomma, lain kali-"
"Ayolah Tae, kali kali kamu menginap disini saat ada kami tentunya, besok juga kan akhir pekan, biar appa yang bilang pada appa mu ya," bujuk Namjoon.
Taehyung tentu tidak enak menolaknya karena ini diminta langsung oleh Namjoon.
"Baiklah appa, kalau appa meminta dan mengizinkan Tae menginap disini, hehe."
Bagaimana dengan Jungkook? Tak perlu ditanya, ia sedang bersorak dalam hati karena appa nya sangat peka padanya dengan mengizinkan Taehyung menginap.
"Tentu saja boleh sayang, ayo lanjutkan lagi makannya." Sahut Seokjin.
Beberapa menit kemudian acara makan malam itu selesai. Jungkook kembali ke kamarnya ditemani Taehyung, begitupun dengan Seokjin, lain dengan Namjoon, ia segera menuju telepon rumah, menelepon Jongin tentunya.

Di kamar Jungkook, Taehyung dengan sigap memberi apapun yang Jungkook butuhkan, seperti obat, air hangat, jaket, dan lainnya.
Jungkook sudah dalam posisi tidur dengan selimut tebalnya.
"Oppa tidur di kamar tamu ya, gapapa kan? Jangan tidur di sofa, aku gamau badan oppa malah sakit besok."
"Iya Kookie, oppa tidur di kamar tamu. Disebelah kamarmu kan?"
Jungkook mengangguk.
"Yasudah, tidur gih. Sudah malam. Jaljayo Kookie." Ucap Taehyung sambil mengelus kepala Jungkook.
"Jalja oppa~"
Tak berapa lama, Jungkook sudah pergi ke alam mimpinya.
Taehyung tersenyum, "cepat sembuh, Kookie ku."

Taehyung keluar dari kamar Jungkook. Saat hendak ke kamar tamu, Taehyung bertemu Namjoon.
"Tae, Kookie sudah tidur? Kamu tidur di kamar tamu kan?"
"Sudah appa, dia juga sudah minum obat sebelumnya. Iya appa, ini Tae mau ke kamar tamu."
"Baiklah, appa sudah menelepon appa mu tadi. Sekarang kamu tidurlah Tae, selamat malam."
"Ne appa, terimakasih," Taehyung membungkuk sedikit pada Namjoon, "selamat malam juga appa."
Namjoon tersenyum lalu masuk ke kamarnya, begitupun Taehyung.

Di kamar tamu, Taehyung melamun. Ia memikirkan kapan saat yang tepat untuk jujur pada Jungkook. Cukup lama ia melamun. Sampai akhirnya, ia sudah memiliki rencana di kepalanya.
"Aku gatau apakah Jungkook suka padaku atau tidak, tapi yang penting aku sudah jujur padanya. Semoga semuanya lancar.."
Setelah itu, Taehyung sudah berada di alam mimpinya.

Tbc

Would You? (BTS GS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang