21

2.5K 177 3
                                        

Jungkook sedang dikampus hari ini. Ia memilih untuk kembali kuliah setelah tidak masuk selama satu minggu.
Meski awalnya sempat ditentang oleh eomma dan appanya, Jungkook tetap memaksa ingin kuliah.

Sekarang, Jungkook sedang mengerjakan tugas yang diberikan dosennya di perpustakaan.
"Jungkook?"
Jungkook menoleh, "eonnii!!" Ia langsung memeluk Yoongi.
"Kau kemana saja, huh? Tidak merindukan ku?" Ucap Yoongi lalu melepas pelukannya.
"Aku sangat sibuk akhir akhir ini, eonni. Maafkan aku, tentu aku merindukanmu.. sudah lama sekali kita tidak bertemu."
Mereka duduk bersebelahan.
"Aku kira kau tidak masuk kuliah, akupun sama sibuknya, syukurlah aku bisa bertemu denganmu hari ini. Bagaimana kabarmu?"
"Seperti yang kau lihat, aku sangat baik." Jungkook tersenyum meyakinkan, padahal..
"Baguslah, aku senang kau baik baik saja. Oiya, Jimin oppa bilang kau habis bertemu Taehyung ya?"
"Iya! Aku sangat senang sekali karena itu pertama kalinya kami bertemu lagi setelah dua minggu!"
"Aku ikut senang, akhirnya kalian bertemu walaupun hanya sekali."

Mereka mengobrol lama sekali, saling menceritakan kesibukan masing-masing, kadang mereka tertawa keras sampai kena marah penjaga perpustakaan disana.

"Ah sudah sore. Aku harus pulang, appaku sudah menjemput. Sampai jumpa eonni!"
"Baiklah, hati hati dijalan dan sampaikan salamku pada orang tuamu, ne!"

Jungkook keluar dari perpustakaan menuju gerbang kampusnya. Appanya terlihat melambaikan tangan ke arahnya.
"Appa! Sudah lama?"
"Tidak, baru saja sampai. Ayo pulang,"

Di dalam mobil, Jungkook tidak henti- hentinya tersenyum.
"Habis bertemu Taehyung?"
"Eung? Tidak."
"Lalu? Senyum mu manis sekali, ada apa hm?"
"Adek bertemu Yoongi eonni, kami mengobrol banyak hal, adek senang."
"Oh ya? Bagaimana kabarnya?"
"Dia baik, appa. Oh iya, Yoongi eonni menitipkan salam untukmu dan eomma."
Namjoon mengangguk dan tersenyum sebagai respon.

Sebenarnya, Namjoon khawatir pada Jungkook. Ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan, mengingat Jungkook sedang kembali bersemangat kuliah. Tetapi segera ia singkirkan rasa takut itu saat melihat senyum Jungkook, ia merasa sedikit lega.

Sesampainya dirumah, mereka langsung disambut oleh Seokjin.
"Lekas mandi dan langsung ke meja makan ya, kita makan malam bersama."
"Nee eomma.."

Makan malam di malam itu ramai sekali. Diiringi canda dan tawa, obrolan manis, semuanya bersatu pada malam itu. Menciptakan kebahagiaan kecil yang bermakna untuk mereka.

Namun, siapa yang akan bisa menjamin esok hari?

.
.
.

Taehyung berjalan tergesa-gesa menuju ruangan appanya. Jika dipanggil seperti ini oleh sang appa keruangannya, biasanya ada masalah yang harus dibicarakan.

Sesampainya didepan ruangan itu, Taehyung langsung masuk.
"Kim daephyeonim memanggil saya?"
Taehyung mencoba untuk tidak seenaknya dengan memanggil 'appa' di kantor.

Jongin berdiri lalu menghampiri Taehyung, "jangan terlalu formal saat sedang berdua, nak."
"Em, kalau begitu, ada apa appa memanggil?"
"Ah ya, appa ingin memberitahumu bahwa kau sangat baik dalam masa pelatihanmu, kau sangat teliti dan hati hati, kau juga disiplin dan berani, itulah yang appa butuhkan dari anak anak appa."
"Ne, appa."
"Karena kau sudah bekerja keras selama satu bulan ini, appa tidak akan menambah masa pelatihanmu." Ucapnya sambil tersenyum.
"S-serius appa?"
"Tentu, kau sudah membuktikan bahwa kau layak menjadi penerus appa kelak. Pertahankan itu nak." Jongin menepuk pundak Taehyung.
Taehyung langsung memeluk appanya, "terimakasih appa, terimakasih sudah percaya pada Tae, terimakasih.."
"Bukankah orang tua juga memiliki tugas untuk percaya dan mendukung anaknya? Itulah yang appa lakukan untukmu.." Jongin mengelus sayang kepala anaknya itu.

Tiba tiba ada yang membuka pintu ruangan Jongin.
"Appa- aish, aku tidak diajak berpelukan huh? Sudah lupa bahwa appa memiliki anak sulung?"
"Aigoo, kemarilah Jimin, jangan merajuk seperti anak kecil."
Jongin akhirnya memeluk kedua anak kebanggaannya itu.
"Kalian, jadilah anak yang sukses, kejar apa yang kalian inginkan, dan jangan mudah menyerah, oke?"
"Ya, appa, terimakasih.."

Dan akhirnya acara 'mari berpelukan' itu sudah selesai.
"Ngomong ngomong, ada apa ini? Kalian malah berpelukan disini?" Tanya Jimin heran.
"Taehyung terharu padaku nak, jadi ia memelukku.." Taehyung tersenyum.
"Hyung! Akhirnya aku tidak mengikuti jejakmu!"
"Hah? Maksudmu?"
"Appa bilang kerjaku bagus, jadi appa tidak akan menambah masa pelatihanku!"
"Woah, bagus! Kau hebat!" Jimin langsung memeluk Taehyung, "kau memang sudah seharusnya tidak mengikuti hyungmu yang bodoh." Jimin melepas pelukannya lalu mengacungkan dua jempolnya pada Taehyung.
"Siapa yang bodoh, huh?" Tanya Jongin.
"Hyung, appa. Hyung sendiri yang bilang kalau ia bodoh waktu pelatihan dulu." Jawab Taehyung dengan nada bicara yang seolah mengadu.
"Ya, dia memang bodoh waktu itu." Ucap Jongin yang dibalas delikan oleh Jimin, mereka tertawa melihat tingkah Jimin.

Taehyung sampai dirumahnya sekitar pukul 7 malam. Ia langsung membersihkan badannya dan makan malam bersama di ruang makannya.

"Bagaimana pelatihanmu sayang? Apa appamu sering memarahimu?"
"Ish, chagiya, pertanyaan macam apa itu?" Tanya Jongin.
"Aigoo, aku hanya bertanya."
Taehyung terkekeh mendengarnya, "pelatihanku lancar eomma, appa bilang kerjaku bagus jadi masa pelatihanku tidak akan ditambah. Dan, appa pernah memarahiku sih, tapi tidak sering. Haha."
"Aigo, berani beraninya appamu memarahimu, tenang sayang, biar eomma yang balas nanti ya."

Mereka tertawa melihat tingkah BomIn.
"Ah, Jimin, bagaimana kabar Yoongi?" Tanya BomIn.
"Dia baik eomma. Hanya selalu sibuk dengan tugas kuliahnya."
"Ah~ lain kali ajaklah dia kerumah untuk makan malam, kau juga Tae, lain kali ajak Jungkook, ya?"
"Ne, eomma.." jawab kakak beradik itu bersamaan.

Selesai makan, Taehyung menuju ke kamarnya.
"Jungkook sudah tidur belum, ya?"
"Masih jam 8 sih, kucoba telepon saja ah." Monolognya.

Taehyung mengambil smartphone nya lalu menelepon Jungkook.
Tetapi, telepon Jungkook tidak aktif saat itu, Taehyung sedikit khawatir.
"Jungkook sedang apa ya? Apa dia sudah tidur?"
Taehyung mencoba menelepon ke nomor telepon rumahnya Jungkook, berharap ada asistennya yang mengangkat teleponnya, tapi ternyata tidak ada yang mengangkatnya.

Lalu ia pun mencoba menelepon Namjoon, appanya Jungkook.
"Tidak aktif juga.."
Taehyung belum menyerah, ia mencoba menelepon Seokjin, eommanya Jungkook.
"Aish, teleponnya aktif, tapi tidak diangkat. Ada apa ini? Apa sesuatu terjadi pada mereka?"
Taehyung sempat berpikir yang tidak tidak, tapi ia segera menepis pikiran negatifnya itu.
"Ah, mereka pasti sudah tidur mengingat jadwal pekerjaan mereka yang padat dan Jungkook juga pasti kelelahan, ya semoga saja begitu.."

Taehyung akhirnya menyerah dan memilih untuk bermain game di smartphone nya sebentar sebelum tidur.

Sementara itu..

"Woah appa, kita akan menonton apa malam ini? Kita makan malam dimana?"

Ternyata Namjoon, Seokjin dan Jungkook sedang pergi berjalan jalan malam itu. Niat hati Namjoon ingin membuat Jungkook bahagia, dan sudah lama juga mereka bertiga tidak jalan jalan.

"Adek inginnya nonton apa?"
"Adek mau nonton the Avengers, appa!"
"Oke, lalu mau makan malam dimana?"
"Eum, adek terserah eomma saja."
"Kalau begitu, ayo makan makanan Jepang!"
"Kajja!"

Malam itu, Namjoon dan Seokjin sangat memanjakan Jungkook, mereka membelikan apa yang Jungkook inginkan, seperti tas, sepatu, baju, dan makanan kesukaan Jungkook.

Mereka sedang di mobil dalam perjalanan pulang.
"Eomma, appa, terimakasih untuk malam ini, Adek senaaang sekali.."
"Sudah jadi tugas kami untuk membahagiakanmu." Ucap Seokjin.
Jungkook yang duduk dikursi belakang memeluk Seokjin dari belakang.
"Hihi, adek sayang eomma."
Lalu Jungkook juga memeluk appanya dari belakang.
"Adek juga sayang appa."
Namjoon mencium tangan Jungkook yang melingkar di badannya.

Didalam hatinya, Namjoon dan Seokjin berharap agar hal hal seperti ini selalu terjadi pada mereka terutama pada Jungkook. Mereka juga berharap untuk kebahagiaan dan kesembuhan Jungkook.
Mereka yakin, bahwa dengan doa mereka bisa mengubah takdir.

.
.
.

Tbc

Would You? (BTS GS) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang