Taehyung's POV.
Sudah seminggu berlalu sejak Jungkookie-ku pergi. Aku masih tidak percaya. Wajah pucat dengan matanya yang terpejam itu masih saja terbayang dipikiranku.
Keadaanku buruk, aku tidak berselera makan, aku tidak bisa tidur, dan aku selalu melamun. Kegiatanku beberapa hari ini hanya berbaring di kamar.Keadaan Seokjin eomma juga sangat buruk, ia jatuh sakit karena kebanyakan menangis, juga tidak ingin makan dan minum. Begitu juga dengan Yoongi noona, Jimin hyung bilang keadaannya juga sangat buruk, setelah selesai pemakaman Jungkook, Yoongi noona mengurung dirinya dikamar hingga tiga hari berikutnya. Ia hanya membuka pintu kamarnya saat ShiYoung eomma memaksanya untuk makan, tapi makanan itu tidak pernah noona habiskan. Tetapi sekarang ia sudah tidak mengurung diri lagi, keadaannya sedikit membaik meski masih sering melamun dan menangis.
Aku merasa menjadi anak yang durhaka pada orang tuaku. Beberapa hari ini aku tidak mendengarkan siapapun. Bahkan eomma hanya akan meninggalkan makanan untukku di depan pintu kamar.
Aku sedang tidak ingin bertemu siapapun. Mood ku masih hancur hingga saat ini. Bahkan aku tidak peduli dengan kuliahku.Aku juga merasa bersalah pada Jimin hyung, padahal ia kesulitan karena harus membujuk dua orang sekaligus, aku dan Yoongi noona. Tapi ia tidak menyerah. Ia sering sekali mengetuk pintu kamarku, memanggilku untuk sarapan, atau mengajakku bermain, tapi tidak pernah kurespon.
Seperti sekarang, Jimin hyung sedang mengetuk pintu kamarku.
"Tae, keluarlah, ayo main ps, hyung membeli game baru."
Aku tidak menjawabnya lagi. Aku tidak ingin main ps sekarang, aku hanya ingin melihat Jungkook.
Ku ambil foto Jungkook yang dipajang di meja kecilku, menatap foto itu, lalu aku menangis lagi. Aku bisa gila, aku sangat merindukan Jungkook.
Senyumnya, tawanya, wajah gembilnya, gigi kelincinya, tingkahnya yang menggemaskan, aku sangat merindukan itu semua. Aku menghiraukan ketukan di pintu kamarku dan fokus pada Jungkook di figura.
Kenapa cepat sekali kau pergi? Kau bahkan tega meninggalkan pacarmu, sahabatmu, bahkan kedua orang tuamu.
Aku meringkuk di kasur sambil memeluk figura yang berisi foto Jungkook.Pintu kamarku kembali diketuk oleh Jimin hyung, aku menutup telingaku dengan bantal besarku.
"Taehyung, Namjoon appa meneleponku, menyuruhmu kerumahnya sekarang."
Ada apa Namjoon appa memanggilku? Aku masih tidak ingin keluar.
"Keluarlah, Tae. Kau ingin mengabaikan perintah Namjoon appa juga? Sudah seminggu berlalu dan kau masih seperti ini.. Tidak apa-apa kau tidak meresponku, tapi jangan mengabaikan orang tua.. bahkan eomma dan appa kau abaikan, pernahkah kau pikirkan mereka sekali saja saat melihat keadaanmu yang seperti ini?"
Aku terdiam mendengar kata kata Jimin hyung.
"Perlukah hyung beritahu padamu semua rasa sedih mereka karena melihat anaknya yang seperti sudah menyerah untuk hidup? Perlukah, Tae?"
Aku merasa sangat berdosa sekarang.
"keluarlah, hyung mohon padamu.."
Dengan tergesa aku beranjak dari kasur lalu membuka pintu kamarku. Jimin hyung yang wajahnya sudah basah oleh air mata itu langsung memelukku erat, aku balas memeluknya.
"Terimakasih kau sudah keluar, Tae. Hyung mohon jangan seperti ini lagi, hyung bisa gila melihat kalian seperti ini."
'Kalian' yang Jimin hyung maksud pastilah aku dan Yoongi noona.
"Maafkan aku hyung, aku hanya sangat merindukan Jungkook." Suaraku bergetar menahan tangis.
Jimin melepaskan pelukannya, "hyung tahu, Tae, hyung mengerti, tapi tidak baik berlarut dalam kesedihan. Bagaimanapun juga kau harus tetap beraktivitas."
Jimin hyung terdiam, aku menunggunya untuk berbicara kembali.
"Mungkin kau akan berpikir mudah sekali hyung mengatakan ini padamu Tae, tapi kau harus kuat, hidupmu belum berakhir dan kau harus terus melangkah. Kau hanya kehilangan satu orang, Tae. Kau masih punya keluarga. Kami akan menemanimu melanjutkan hidupmu.."
Jimin hyung benar, aku tidak boleh selamanya seperti ini, melamun dikamar, makin terpuruk, makin hanyut dalam kesedihan. Aku tidak bisa.
"Maaf hyung, aku, aku tidak akan seperti ini lagi. Bantu aku hyung, aku sedang lemah saat ini, tapi aku butuh waktu, aku masih belum bisa melepas Jungkook."
Jimin hyung menganggukkan kepalanya, "ya, hyung akan bantu, hyung mengerti kau butuh waktu, dan hyung akan selalu bersamamu. Jadi jangan khawatir."
Senyuman Jimin hyung membuat sedikit bebanku terangkat, setelah ini, aku berjanji akan bangkit dari keterpurukanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Would You? (BTS GS) END
FanfictionJungkook adalah gadis kuliahan, dia cantik, tetapi tidak banyak memiliki teman. Ia selalu sendirian, sampai akhirnya, ia bertemu seseorang yang mengubah hidupnya. Sebagian kisahnya terinspirasi dari drakor Andante, termasuk nama cast. Ingin tau kela...