Sudah setengah jam, Yoongi hanya melamun sambil memegang buku di perpustakaan kampusnya.
Ia sangat bingung dengan perasaannya, juga masih memikirkan kata-kata eommanya."YAK! MIN YOONGI EONNI!!"
Yoongi kaget bukan main, ia sedang ditatap horor oleh gumpalan kelinci didepannya.
"AKU MEMANGGILMU DARITADI! KEMANA ROHMU ITU MELAYANG HUH?"
"Maafkan aku Kookie, aku-"
Kata-kata Yoongi terpotong karena kepala Kim Ssaem -penjaga perpustakaan- tiba-tiba menyembul dari balik lemari buku.
"Rendahkan suaramu itu, Jungkook-ah. Ini perpustakaan, bukan hutan!"
Jungkook menyengir kuda, "ehehe, jeosonghabnida ssaem." Ucapnya sambil membungkuk, setelah itu, Kim Ssaem pun kembali ke mejanya."Ah~ Kim ssaem mengagetkanku saja." Gumam Jungkook. "Jadi eonni, ada apa? Tidak biasanya melamun seperti itu." Kata Jungkook lalu duduk didepan Yoongi.
"Hmm, ya, aku bingung Kook, sepertinya eonnimu ini stres."
"Omo! Jangan jadi gila eonni! Nanti siapa yang membantuku mengerjakan tugas??"
"Astaga! Aku tidak akan gila!" Ucapnya melotot, "tapi.. bisa saja sih," wajahnya tiba-tiba murung, "aish!!" Dan sekarang ekspresi wajah Yoongi benar-benar tidak bisa diartikan.
Jungkook mengerjapkan matanya, "eonni kenapa sih?"
"Ada seseorang yang menyatakan cinta padaku, tapi baru 2 minggu aku kenal dengannya, aku tidak yakin dengan perasaanku sendiri, dan apa mungkin dia serius?" Yoongi bertanya tapi ekspresi wajahnya sangat datar.
"Ooo jadi eonni sedang jatuh cinta?? Hmm, eonni lupa? Bahkan aku dan Tae oppa belum satu bulan kenal saja sudah jadian. Kami jatuh cinta pada pandangan pertama, dan setelah jadian kami saling mengenal lebih dalam lagi satu sama lain, jadi kenapa eonni ragu?"
Yoongi terdiam mendengar ucapan Jungkook. Benar juga, pikirnya.
"Memangnya siapa sih orangnya itu eonni?"
"Aku tidak akan bilang padamu."
"Eonni ayolaahh, beritahu akuuu.." paksa Jungkook.
"Aku sedang tidak ingin menyebutnya, Jungkook." Jawab Yoongi ketus.
"Eonniii pleasee beri-"
"AISH! KENAPA KAU SANGAT MENYEBALKAN?!"
Jungkook melotot kaget, "AKU HANYA INGIN TAHU, EON-"
"KIM JIMIN!"
Mata Jungkook hampir keluar, baru saja ia hendak membuka mulutnya,"Kau memanggilku?"
Mereka berdua menoleh ke arah suara itu,
Mati aku, batin Yoongi..
.
.Disinilah mereka berdua, kantin kampus. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Kenapa berdua? Karena Jungkook sudah kabur sejak mendengar suara Jimin.
Yoongi hampir berkeringat dingin. Katakanlah dia lebay, tapi dia benar benar panik sekarang.
Beberapa kali Jimin memanggil nama Yoongi, sampai akhirnya Yoongi tersadar dari lamunannya.
"Eum, t-tadi a-aku tidak sengaja memanggilmu, a-aku-"
"Aku mengerti," sela Jimin, "aku mendengar semuanya." Jimin tersenyum sedangkan Yoongi sudah membulatkan matanya.
"Oppa.. mendengar s-semua?" Yoongi makin panik, malu sekali.
"Ya, aku mengerti kau pasti akan ragu pada orang yang menyatakan cinta padamu padahal kau baru mengenal orang itu. Akupun bingung mengapa aku bisa suka padamu," Jimin terdiam, Yoongi masih menyimak, "tapi.. suka pada seseorang itu tidak perlu alasan, kan?"Tiba-tiba Yoongi berdiri, Jimin mengernyit heran.
"Oppa, ikut aku.".
.
."Selamat siang, tante. Saya Kim Jimin, teman Yoongi." Jimin membungkuk pada eommanya Yoongi.
"Teman apa teman niih?" Godanya pada Jimin dan Yoongi.
"Eomma! Ish, menyebalkan." Yoongi terlanjur kesal lalu masuk lebih dulu kerumahnya.
"Hahaha, maafkan Yoongi ya Jimin, dia memang seperti itu. Ah, ayo masuk!" Jimin tersenyum lalu masuk kerumah Yoongi.Astaga! Yoongi membawaku kerumahnya?! Yang benar saja! Sepertinya dia minta dinikahi olehku!
-Jimin,2k19Setelah Jimin duduk diruang depan -ditemani GaRam dan ShiYoung- dengan berbagai camilan dan minuman di meja..
"Ada apa, Jimin? Yoongi tidak biasanya membawa teman laki-laki kerumah. Jadi eomma yakin ada hal penting."
"Begini tan-"
"Panggil saja eomma, ok?" Jimin mengangguk canggung.
"Sebenarnya, ehm, aduh, bagaimana ya," gumam Jimin.
"Jujur saja sama eomma, ada apa, hm?"
"Ehm, begini eomma, appa, saya menyukai Yoongi, padahal saya tau, mungkin saja Yoongi tidak menyukai saya, tapi saya belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, eomma. Perasaan saya sangat kuat pada Yoongi."Karena penasaran, Yoongi menguping pembicaraan mereka dari tangga.
"Kenapa kamu menyukai Yoongi? Apa yang kamu suka darinya?" Tanya GaRam.
"Saya juga tidak tau appa, perasaan ini muncul secara tiba-tiba. Dan saya kira saya tidak butuh alasan untuk menyukai Yoongi."
"Lalu, apa yang akan kamu lakukan jika kami merestui kalian?"
Tanpa ragu Jimin menjawab, "saya tidak suka mengumbar janji, tapi saya akan berusaha membuatnya bahagia, apapun yang terjadi."Tanpa sadar, Yoongi menangis mendengar ucapan Jimin.
GaRam dan ShiYoung tersenyum bangga mendengar perkataan Jimin.
"Sekarang, giliran eomma yang jujur padamu." Lagi-lagi, Jimin dibuat heran.
"Yoongi sudah menceritakan tentang kamu pada eomma. Bagaimana kalian bertemu, kamu menolong Yoongi, lalu kamu menyatakan perasaanmu pada Yoongi. Awalnya, eomma juga ragu. Tapi, mendengar bagaimana kamu dari Yoongi membuat eomma yakin kalau kamu adalah orang baik dan bertanggung jawab." Jimin tersenyum malu.
"Yoongi, kemarilah." Panggil GaRam yang sejak tadi tau kalau Yoongi menguping dari atas.Dengan terisak, Yoongi menghampiri mereka lalu..
Bruk!
Jimin tersenyum dan membalas pelukan Yoongi.
"Aku juga mencintaimu, Oppa, aku menerimamu, hiks..".
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Would You? (BTS GS) END
FanfictionJungkook adalah gadis kuliahan, dia cantik, tetapi tidak banyak memiliki teman. Ia selalu sendirian, sampai akhirnya, ia bertemu seseorang yang mengubah hidupnya. Sebagian kisahnya terinspirasi dari drakor Andante, termasuk nama cast. Ingin tau kela...