01 : Step Brother

18K 514 4
                                    

Kelas Miss Cath akan tamat beberapa minit lagi. Sebelum bersurai, sempat juga dia memberi sedikit tugasan untuk para pelajar.

" Siapkan semua latihan yang saya beri. Pastikan hantar tugasan ini minggu hadapan. " Pesan Miss Cath selaku guru Matematik.

" Kelas boleh bersurai. " Sambungnya lagi.

Berpusu-pusu mereka yang berada didalam kelas keluar untuk berehat.

" El! Jom tempat biasa. " Ajak Tiara.

" Okey jom. "

Mereka menuju ke pondok yang berdekatan dengan gelanggang basketball.

" Kau bawak apa ni? " Soal Tiara apabila Elinna menyuakan bekas makanan kepadanya.

" Sandwich and nasi goreng like always. Nak share? " Pelawa Elinna.

" Oh sure why not. " Tanpa segan silu, Tiara mengambil sandwich tersebut.

" Kau tau tak semalam, Luke dengan Jack buat battle basketball. " Beritahu Tiara.

" Jack mana ni? " Dahi Elinna berkerut.

" Ala mamat gangster taik kucing tu. Kau nak tau apa yang memalukan? " Sambung Tiara lagi.

Kening dinaikkan tanda ingin tahu.

" Dia yang ajak battle tapi dia yang kalah teruk dengan Luke. " Tiara ketawa tanpa henti.

" Wei! Tengok tu! Kyaa kenapa shoot bola pun nampak macho? " Mood gedik Tiara on.

" Siapa pula. "

" Luke aku lah. Siapa lagi? " Balas Tiara selamba.

" What do you means by ' Luke aku' ? " Elinna memandang Tiara dengan padangan pelik.

" Macam kau tak kenal aku yang jenis syok sendiri ni. " Ujar Tiara.

" Oh okey. "

" Tiara!! " Jerit seseorang.

Mereka pantas berpaling ke belakang.

" Aduh semak betul lah dia ni. " Rungut Tiara.

" Kau nak apa? " Soal Tiara malas.

" Nanti cover aku. Harini aku balik lambat. "

" Kau ni menyusahkan aku lah Jack! " Rungut Tiara lagi.

" Tolong lah adik kau ni Tia. " Rayu Jack.

" Ahh! Ni last aku tolong. Lepasni pandai-pandai kau lah nak jawab apa dengan mama. " Tiara akhirnya mengalah.

" Oh thank you so much my beloved sister! " Ucap Jack lalu beredar.

Elinna memandang Tiara untuk mendapatkan penjelasan.

" Okey fine! Dia tu adik tiri aku. Aku dengan dia tak berapa nak ngam sangat. Sebab tu aku malas nak buka cerita pasal dia. " Jelas Tiara.

" Selama 3 tahun kita berkawan, baru harini aku tau yang kononnya gangster taik kucing tu adik kau. " Balas Elinna.

" Correction.. 'adik tiri' okey! " Mencelah Tiara.

" Ishh! Sama jelah. Bukan main lagi kau eh siap kutuk Jack depan aku, tiba-tiba harini aku dapat tau yang kau dengan dia-- arghh! Rasa macam tak percaya. " Bebel Elinna.

" Sorry lah. Actually, aku tak berapa suka dengan dia. Perangai tak serupa orang. " Adu Tiara.

" Maksud kau? "

" Ishh! Nanti-nanti lah aku cerita. Jom lah, waktu rehat dah habis. "

" Kau hutang satu cerita dengan aku. Bila-bila masa je aku boleh tuntut! Get ready. " Elinna memberi amaran.

" Ye tau-tau! "

Waktu sekolah tamat pada pukul 2 petang. Semua pelajar berpusu-pusu keluar dari perkarangan sekolah.

" Sure eh tak nak balik sekali dengan aku? " Soal Tiara.

" Yep! I'm pretty sure Tiara Emilia. "

" Okey lah kalau kau cakap macam tu. Aku gerak dulu. Hati-hati tau! " Pesan Tiara lalu masuk kedalam kereta yang dipandu oleh driver nya.

" Hmm untungnya jadi Tiara. Dah lah cantik, kaya pula tu. " Omel Elinna sendirian.

Elinna membuka langkah untuk pulang ke rumah. Boleh dikatakan perjalanan pulang ke rumah memakan masa selama 15 minit dengan hanya berjalan kaki.

Dia menuju jalan pintas. Kawasan lorong yang agak sunyi Elinna jejaki.

Sampai saja dipertengahan jalan,
Elinna diganggu oleh sekumpulan budak-budak motor.

" Ada cikaro lah wei. Barang baik ni. " Ujar salah seorang daripada mereka.

" Sini lah dekat abang. " Seorang daripada mereka mendekati Elinna.

Rambut Elinna dipintal-pintal oleh lelaki itu.

" Tolong jangan kacau saya. " Rayu Elinna. Air matanya mula merembes keluar.

" Ala jangan lah menangis. " Salah seorang daripada mereka mula mencium leher jinjang Elinna.

" Jangan.. to-- tolong!! " Jerit Elinna.

" Jerit lah kuat mana sekalipun, tak akan ada orang yang dengar sayang. "

Elinna hanya mampu berdiri kaku sambil berpejam mata.

" Sial! " Carut seseorang.

Bukk!

Elinna pantas membuka matanya.

Sekumpulan lelaki yang menganggunya tadi telah tumbang dikerjakan oleh seseorang.

" Kau okey tak? Dekat mana anjing tu sentuh kau? Bagitau aku sekarang! " Jerkahnya.

"Karl. D--dia.. " Elinna terketar-ketar apabila dijerkah oleh dia.

Karl membelek leher Elinna.

" Sial! Kenapa kau bagi anjing tu sentuh kau?! " Marahnya apabila melihat leher Elinna mula kemerah-merahan.

" Ikut aku balik. " Suara Karl mendatar.

Ibu jari Karl memainkan peranan untuk mengelap air mata Elinna yang mengalir dari tadi.

" Berhenti menangis. Aku tak suka tengok kau menangis. " Ujarnya malas.

" Terima kasih selamatkan aku. " Ucap Elinna dalam sendu.

" Hmm.. "

Jari Karl mengusap leher Elinna yang kemerahan itu dengan lembut. Lalu krim disapu.

" Sakit? " Tanya Karl. Manakala Elinna hanya menggeleng kepala.

" Kau rehat dulu. Aku nak keluar sekejap. " Karl membantu Elinna berbaring.

Pergelangan tangan Karl ditarik oleh Elinna. Karl menoleh.

" Jangan tinggalkan aku. " Ujarnya.

" I won't. "

Written by Cikl0li
13 Oct 2018

PROTECT HER Where stories live. Discover now