27 : My Heart

4.1K 213 1
                                    

Tiara mendekati Elinna yang berada disamping Karl.

Ya. Dia dengar segala luahan Elinna.

Sakit rasanya melihat sahabatnya dalam kesedihan.

Tiara menyentuh bahu Elinna.

Langkah Tiara laju sambil menarik Elinna menuju tempat mereka semua berkumpul.

" Kenapa Tiara? " soal Elinna yang dilanda kebingungan.

" Dah dua bulan dia koma, tiada respon yang berikan. Doktor cakap dia akan tanggalkan alat pernafasan Karl... " terang Tiara.

Aunty Sara dan Uncle Micheal memandang Elinna dengan sayu.

Doktor Adam mendekati Elinna.

" Dah takde harapan. Kalau kamu semua setuju, keluarga Karl akan tanda tangan surat persetujuan ini. " ujarnya.

" Maafkan saya. Saya tiada pilihan. " ucap Doktor Adam.

Elinna meneliti surat persetujuan tersebut. Dia menggeleng kepala.

" Tak...tak boleh... " Elinna berkata perlahan.

" Korang tak boleh buat semua ni! "

" El... "

" Tak! Aku tak akan setuju dengan semua ni sama juga dengan semua orang!! " Elinna berlari pergi dari situ.

Bunyi alat denyutan nadi memenuhi ruangan bilik Karl.

Elinna masih setia menemani Karl.

Walaupun tipis harapan untuk Karl sedar dari koma namun dia pasti, Tuhan akan tunaikan permintaannya.

" Sekarang kau mesti buka mata. " arah Elinna.

Dia cuba menahan tangisannya.

" Bangun Karl. "

" Semua kenangan indah yang kita lalui, kau nak akhirkan macam tu je? " soal Elinna menahan sebak.

" Jawab Karl! Jawab! "

" Kau kena bangun... " perlahan Elinna mengusap kepala Karl.

Mereka semua yang ada diluar hanya melihat perlakuan Elinna.

Elinna menangis teresak-esak disisi Karl.

" Karl bangun! Kau kena bangun harini! Kau buktikan pada dia orang semua yang kau kuat! Bangun Karl! Bangun sekarang!!! " Elinna mengoncang kuat tubuh Karl.

" Aku mohon Karl. Bangun sekarang. Bangun Karl!! "

Air mata yang mengalir itu dikesat kasar.

" Bangun karl... " Elinna mengusap lembut pipinya.

Kemudian tubuh Karl dipeluk erat sambil menangis.

" Tolong bangun... "

Terhinjut bahu Elinna menahan tangisan.

Dia bangun lalu memandang Karl.

Tangisannya terhenti.

Tangan Karl perlahan bergerak lalu mengusap lembut kepala Elinna.

" Karl? "

" Memandangkan Karl dah sedar dari koma, ada baiknya kita jalankan cepat proses pemindahan hati sebelum ia menjadi semakin parah. " jelas Doktor Adam.

" Kau buat je apa yang patut asalkan anak aku selamat. Tolong aku Adam. " rayu Uncle Michael kepada kawannya itu, Doktor Adam.

" Masalahnya sekarang...pihak hospital masih belum jumpa penderma hati. " beritahunya.

" Doktor boleh amik hati saya. Saya sanggup. " Elinna berkata perlahan.

Semua terkedu.

" No El!! " Tiara melarang.

" Aku sanggup buat apa saja, asalkan Karl selamat. " balasnya.

" Kalau macam tu, ikut saya untuk buat ujian makmal. " pinta Doktor Adam.

Dia berdiri dihadapan bilik Doktor Adam. Hembusan dilepas perlahan untuk menghilangkan rasa gugup.

Pintu diketuk beberapa kali lalu dia memasuki bilik itu.

Dokumen yang berada ditangan diberi pada Doktor Adam.

Doktor Adam meneliti dokumen tersebut kemudian keluhan dilepaskan.

" Are you serious? " soalnya.

Dia hanya mengangguk kepala.

" Alright. Saya akan susun jadual semula dan proses ni perlu dilakukan segera. Ia berkemungkinan esok. " jelas Doktor Adam.

" Get ready... "

" Sebelum tu, sampaikan surat ni setelah semuanya selesai. " dia memberi sepucuk surat kepada Doktor Adam.

" And please...selamatkan dia. "

Writitng by Cikl0li
5 April 2020

PROTECT HER Where stories live. Discover now