04 : Indebted

8.4K 367 6
                                    

Luke dan Karl memandang tajam kearah Jack, Ben dan Felix sebelum tersenyum sinis.

" Ingatkan tak datang. " Kata Karl sinis.

" Aku bukan macam kau, pengecut! " Hambur Jack.

" Sekarang kita tengok siapa yang pengecut. " Ujar Karl tenang.

" Hand by hand lah bro. Asal nak pakai barang? Takut? " Kata Luke seraya tertawa kecil.

Ben mencampak kayu tersebut ke tepi.

" Aku tak nak kotorkan tangan aku. " Awal-awal lagi Felix sudah tarik diri.

" Bagus! Senang sikit kerja aku. " Balas Luke.

Jack mendekati Karl sebelum melayangkan penumbuk tepat pada rahang Karl.

" Sial! " Carut Karl.

Karl meluru kearah Jack lalu lututnya mendarat pada perut Jack.

Senak!

Itulah yang dialami oleh Jack.

Luke pula memulas tangan Ben lalu hidung Ben ditumbuk dengan kuat.

Cecair merah mula mengalir keluar dari hidung Ben.

" Bodoh punya anjing! " Marah Ben.

" Kalau aku anjing, kau pula babi. " Balas Luke tenang.

Jack pula meluru kearah Karl lalu memberi high kick namun sempat Karl mengelak.

" Itu je ke? " Sinis Karl menyoal sebelum membuat pusingan 45 darjah, kakinya selamat mendarat pada pipi Jack dan mengakibatkan Jack jatuh terlentang.

Ben pula sudah lunyai dikerjakan oleh Luke.

" Sekarang dah terbukti siapa yang pengecut! " Jerit Karl lalu meludah pada wajah Jack.

" Anjing lemah. " Kata Luke seraya memijak belakang Ben.

Mereka berdua pergi dari situ.

Tubuh Elinna berpusing ke kiri dan ke kanan mencari posisi yang selesa. Daripada tadi matanya tak dapat dipejam.

Rasa tak senang hati pula.

Dia bangkit dari baringnya lalu menghembus nafas panjang.
Jam dinding di kerling, 11:10 p.m.

" Kenapa tak boleh tidur pula ni? " Omel dia sendirian.

Akhirnya dia mengambil keputusan untuk melepak di taman berdekatan dengan apartment nya.

Tiba saja disana, Elinna duduk diatas buaian sambil termenung.
Apabila teringatkan tentang kelmarin, hatinya bersarang rasa bersalah terhadap Karl.

Sudah 2 hari tidak bertemu dengan Karl membuatkan hatinya berasa gelisah.

Marah kah dia?

Sedang Elinna termenung, tiba-tiba buiannya ditolak perlahan oleh seseorang.

Bau saja perfume orang itu, sudah dapat agak siapa gerangannya.

" Bahaya tau tak malam-malam dekat sini. " Tegurnya.

Elinna diam tak berkutik.

" Marah aku lagi ke? " Soalnya.

Elinna menghela nafas berat.

" Mana kau pergi? Dah 2 hari tak datang sekolah. Tau tak aku risau? " Soal Elinna bertubi-tubi.

" Aku ada hal. "

" Hal apa sampai 2 hari tak datang? " Tanya Elinna lagi.

" Kau tak perlu tau pendek. " Ujar Karl lembut.

" Rindu aku tak? " Soal Karl.

" Tak. " Nafi Elinna.

" Okey. "

Keadaan diam seketika. Awkward pula tiba-tiba.

Karl mula bersuara.

" Jom aku hantar kau balik. Dah lewat. " Ajak Karl. Elinna hanya akur.

Sampai saja di apartment, Elinna menjemput Karl masuk.

Milo panas dihulur pada Karl. Setelah itu dia mengambil tempat disebelah Karl.

" Kau tak minum ke? " Soal Karl.
Elinna hanya menggeleng.

" Kau pandang aku macam tu sekali, ni mesti nak tanya apa-apa. " Kata Karl mendatar.

Elinna tersengih.

" Kenapa kau selalu ada dengan aku? " Soal Elinna.

" Sebab nak protect kau. "

" Kenapa perlu protect aku? " Soal Elinna lagi.

" Sebab tanggungjawab aku. "

" Cara kau cakap macam kita ni ada apa-apa pertalian darah pula. " Kata Elinna.

" Kenapa pula. " Soalnya.

" Boleh aku tau kenapa kau beriya-iya protect aku? " soalnya.

" Sekarang ni ramai orang bertopengkan syaitan. Aku tak nak kau terluka lagi. " Balas Karl.

" Maksud kau? " Soal Elinna bingung.

" Tak perlu tau. " balasnya

" Tapi... "

" Aku tak nak dengar apa-apa. Jangan bangkitkan isu ni lagi. " Karl memberi amaran.

Elinna mengangguk kepala.

" Emm.. pasal kelmarin tu, sorry. " Ucap Elinna lembut.

" Hmm "

" Tak marahkan? " Soal Elinna.

" Mana boleh aku marah kau lama-lama. Nanti rindu." Balas Karl tenang lalu menarik kepala Elinna ke dada bidangnya.

Elinna memejam matanya sambil merasakan kehangatan pelukan Karl.

Selesa.

Itu yang dapat digambarkan. Akhirnya Elinna tertidur dalam pelukan Karl.

" Good night pendek. " Ucap Karl lalu mengucup dahi Elinna.

Written by Cikl0li
14 Oct 2018

PROTECT HER Where stories live. Discover now