.
"Jeff, lo—"
"Diem, lo, diem! Gue sibuk!"
"Yee, toren aer!"
"Aduh! Lele empang! Ngapa gua ditimpuk pulpen sih, anying!"
"Berisik anjir, diem lu bedua!"
Sammy diam-diam tersenyum.
Kalau ada yang tanya siapa orang-orang paling berarti dalam hidupnya selain keluarga kandung,
Sammy tanpa ragu akan menjawab pertanyaan itu dengan tiga nama ini,
Leo, Dilan, Jeff.
Orang-orang yang terlalu penting buatnya sampai ia lupa bagaimana dulu ia menjalani kehidupan sebelum bertemu mereka.
Sammy bukannya melankolis,
Tapi serius, Leo yang setengah gila, Dilan yang sok serius, Jeffri yang kelewat ceria,
Rasanya seperti Sammy bisa menjadi sangat apa adanya bersama mereka.
Apalagi karena ketiga orang itu adalah orang-orang yang selalu membersamainya bermusik.
Membuat Sammy bisa bebas dari pertanyaan "Anak ekonomi kok ngutak-atik musik?" yang paling dibencinya.
"Ngapain sih lu, Lan, anteng amat?" Leo yang nggak ada kerjaan dan selalu gatel pengen gangguin orang akhirnya mendekati Dilan. Meninggalkan Jeffri yang lagi mode senggol bacok karena sibuk nyalin tugas Sammy.
Dilan cuma melirik males, nggak menjawab.
Tangan Leo terjulur, mengambil sebelah earphone dari telinga Dilan, kemudian memasangnya ke telinganya sendiri.
"Le..." nada kesal Dilan bikin Leo menoleh, dengan cengiran super jelek.
Dan emang cuma Leonardo yang berani bersikap semenyebalkan itu ke Dilan.
"Eee, lagu apaan nih?" Leo bertanya tertarik setelah mendengar musik yang sedang mengalun di earphone Dilan. Bikin Jeffri sampai menoleh ingin tahu, pun Sammy.
Dilan cuma angkat bahu, "Ada deh. Artis soundcloud gitu."
"Di soundcloud ada artisnya juga??? Macem selebgram di instagram gitu maksud lo?"
Jeffri ketawa sambil bilang, "Bego sih, si Lele.", sementara Sammy mau nggak mau ikut ketawa. Bikin Leo menoleh ke dua temannya itu dengan muka tidak terima.
"Apa lu pada ketawa?"
Sammy senyum kalem. "Bukan gitu, Le."
"Terus?"
"Ya maksud gue, ini orang cuma ngeluarin karya di soundcloud doang. Anonim gitu, nggak ada yang tahu dia siapa. Tapi penikmat karyanya banyak banget."
Penjelasan Dilan bikin Sammy mengernyit.
"Emang siapa, Lan, username akunnya?" tanya Sammy.
Dilan membuka ponselnya buat ngecek akun soundcloud yang lagu-lagunya sering banget dia dengerin itu.
"Imawho." kata Leo yang ikut menjulurkan leher demi ngeliat layar ponsel Dilan.
Jeffri ketawa lagi, kali ini sampai berhenti dari kegiatan menulisnya. Sementara tangan Dilan terangkat buat menoyor kepala Leo.
"Ah lo mah goblok, Le. Ini tuh maksudnya im-a-who. Malah dibaca imauho." Gerutu Dilan.
Leo menatap Dilan, setengah kesal.
"Tau darimana kalau lo yang bener? Bukannya gue???"
"Tau ah, capek ngomong sama Lele. Makannya tai sih."
"Anjeeeeeng!"
Jadilah Leo tabok-tabokan sama Dilan. Bikin Jeffri makin nggak bisa ngelanjutin ngerjain tugas karena sibuk ketawa sampai hampir jatuh terjengkang dari kursi.
Sementara di sudut ruangan, Sammy cuma diam mematung.
"Udah sana jauh-jauh dari gua ah, balik sono ke empang!"
"Emak gue ngasih nama Leonardo, anjeeeng! Bukannya Lele!"
"Hana aja manggil elu Lele."
"Ah tai emang si Dilan, paling tau cara bikin gue luluh."
Dilan membuat suara ingin muntah, Leo ketawa garing. Sampai kemudian, cowok itu mendadak terdiam.
"Eh tapi, gue kayak pernah denger cara nyanyi kayak gini?" Ucap Leo, entah pada siapa. Dilan hanya melirik malas seperti biasa. Buat Dilan, 97% ucapan Leonardo itu nggak penting. 3% sisanya cuma agak penting sedikit. Sedikit banget.
Leo berpikir sebentar.
"Mirip elo deh, Sam?"
Refleks, semua kepala di ruangan itu menoleh pada Leo.
Sammy ketawa garing. "Kok gue?"
Tatapan Leo dan Sammy bertemu. Buat Sammy, Leo adalah yang paling bisa mengerti sisi-sisi musikalitasnya yang kadang nggak bisa langsung dicerna sama dua temannya yang lain.
Itu yang bikin Sammy, bisa dibilang, paling dekat sama Leo.
Dan itu juga yang sekarang bikin keringat dingin mengalir di punggung Sammy.
"Gak tau," Leo mikir bentar, terus melepas earphone Dilan dari sebelah telinganya. "Vibe-nya sih. Berasa denger lo."
"Yakali," Sammy tertawa lagi. "Gue mana sempet bikin yang gitu-gituan."
"Tau lu, Le. Sammy tuh sibuknya nugas kuliah, nih gini-ginian. Gue aja gak sempet, anjer." Timpal Jeffri sambil menggoyangkan kertas tugas Sammy di depannya.
Leo mencibir.
"Ya itumah lo-nya aja gak niat kuliah, tugas gak pernah ngerjain. Anjir, di rumah ngapain aja sih lu?"
"Ngebokep."
"Anjeng!"
Adegan selanjutnya sudah bisa ditebak,
Leo menghampiri Jeffri, noyor belakang kepalanya, dan bikin mereka sibuk tabok-tabokan.
Leo emang nggak bisa melewati satu hari pun tanpa gulat-gulatan bareng teman-temannya ini. Tinggal Sammy aja yang hari ini belum kebagian giliran.
Omong-omong Sammy,
Cowok itu lagi ketawa garing liat teman-temannya ngerusuh. Sambil diam-diam berusaha menyembunyikan fakta kalau sekarang ini, dia lagi ketakutan,
Takut identitas anonimnya terbongkar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
We're In The Rain✔
General Fiction"do you hear me?" . . . Sammy, Leo, Dilan and Jeffri stayed in the same band for like two years already. People claimed they do look like siblings, or some family members. But, that doesn't mean they know each other that well. Sad truth. ㅡOct, 2018...