.
I was drafting this in October so pardon the title. (Well, it's the song's title tho lol).
Also, take a listen to the song and let's just admire Sammy and Leo's voices!♥.
"Lan, tempo lo kecepetan."
Tangan Dilan berhenti, meninggalkan sunyi di studio itu. Dilan mengangkat kepalanya, menemukan tatapan frustrasi Sammy dan Leo yang mengarah padanya.
Dilan menghela napas. Dia bahkan nggak bisa tersenyum dengan senyum minta maaf-nya yang biasa.
"Sori," katanya. "Gue gak fokus."
Sammy menipiskan bibir, mengangguk maklum. Leo nggak berkomentar.
Mereka memulai latihan lagi dari awal.
"Le," Sammy berhenti lagi di tengah lagunya setelah mendengar suara sumbang gitar Leo. "Salah kunci lo."
Sekali lagi, musik berhenti mengalun di ruangan itu.
"We're not going anywhere if we keep being like this," putus Sammy akhirnya, mengambil botol minum didekatnya dan meneguk isinya. "Break dulu aja."
Leo mendesah, merasa bersalah. Dilan, yang masih duduk di balik drum set-nya hanya menyandarkan tubuhnya ke dinding di belakangnya. Sammy berbalik, menghadap dua temannya.
"I know it's hard," katanya, lalu berhenti sebentar. Berusaha menemukan kalimat yang tepat. "Tapi kita masih punya tanggung jawab, at least put that in mind and do this with our head if we have no heart left."
Tidak ada komentar. Baik Dilan maupun Leo lebih tertarik memandangi sepatu masing-masing.
Sammy menghembuskan napasnya. Dia nggak pernah tahu kalau mengisi kekosongan Jeffri akan sesulit ini.
"I feel like I'm not doing it," kata Leo tiba-tiba. "Gak bisa kita cancel aja?"
"Gak enak, Le," timpal Dilan, yang selama ini berhubungan langsung dengan panitia acara. "Ini udah tinggal berapa hari, kalo kita cancel sekarang, mereka mau ngeganti guest gimana?"
Di sudut ruangan, Sammy hanya mengangguk setuju dalam diam. Leo mengeluarkan suara lelah.
Biasanya, di saat break latihan seperti sekarang, Jeffri dan Leo akan menjadi moodmaker dengan melontarkan candaan-candaan garing yang nggak perlu. Menghibur, dan membuat mood mereka kembali naik.
Tapi saat ini, Leo bahkan perlu waktu untuk menjaga mood-nya sendiri.
Hening setelahnya.
Dilan sibuk berusaha mengusap noda dari stik drum-nya, Leo memetik-metik senar gitarnya asal---menghasilkan nada sumbang, sementara Sammy kehilangan semangat untuk berusaha menghilangkan aura negatif teman-temannya.
"Kalian hina banget sih, baru gue tinggal beberapa hari aja udah ngutang minum sama Mas Angga?"
Pintu studio tiba-tiba menjeblak terbuka bersamaan dengan suara gerutuan yang sangat mereka kenal.
Membuat setiap orang di ruangan tersentak di tempatnya saat melihat sosok di ambang pintu.
Jeffri.
"What the f---"
"MY FUCKING JEFFARIAAAAN??!"
Leo bereaksi pertama. Cowok itu segera menghampiri Jeffri, menubruknya dan memberi pelukan yang membuat Jeffri nyaris terjungkal.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're In The Rain✔
General Fiction"do you hear me?" . . . Sammy, Leo, Dilan and Jeffri stayed in the same band for like two years already. People claimed they do look like siblings, or some family members. But, that doesn't mean they know each other that well. Sad truth. ㅡOct, 2018...