11.0

352 97 18
                                    

.

Sejak 'disidang' di Psikologi waktu itu, Hana justru makin dekat sama para personil The Rose.

Semuanya bersikap welcome ke Hana, selain karena Hana termasuk fans The Rose, Hana juga temannya Leo dan Sammy. Bahkan, Dilan yang kemarin ketus banget ke Hana itu, ternyata bisa baik juga.

Hana sampai kadang kaget sendiri kalau Dilan lagi mode baik.

Soalnya, siapa sih yang nggak tahu gosip yang beredar?

"Drummer The Rose tuh galak. Nggak se-friendly personil yang lain."

Tapi sekarang Hana tahu kalau gosip itu nggak bener. Karena dia udah ngalamin sendiri menghadapi Dilan. Yang nggak seserius keliatannya. Yang ternyata bisa receh juga kelakuannya.

Dan yang paling bikin Hana merasa beruntung,

Sekarang dia sering diajak nonton kalau The Rose mau latihan. Bukan tanpa alasan, ini sebenarnya idenya Jeffri. Karena pemilik studio tempat Sammy dkk biasa latihan itu, ternyata teman kakaknya Hana.

Jadi dengan ngajak Hana ke studio,

Empat cowok itu kadang mendapat potongan harga sewa yang cukup menguntungkan kantong mereka.

Hana sendiri nggak keberatan.

Siapa juga yang bakal keberatan kalau bisa mendapat kesempatan ekslusif kayak gitu?

Ya, meskipun alasannya terkesan memanfaatkan, tapi Hana nggak masalah. Soalnya dia juga merasa diuntungkan.

Kayak hari ini, Hana bahkan udah sampai lima belas menit lebih awal dari jadwal janjian mereka. Segera, cewek mungil itu menuju studio yang biasa dipakai The Rose, setelah sebelumnya menemui Mas Angga si pemilik studio, buat setor muka.

Mengira belum ada orang, Hana kaget sendiri karena pintu studio ternyata udah kebuka. Pertanda udah ada orang di dalamnya.

"Oh, Lele?" suara ceria Hana bikin Leo yang lagi sibuk mengatur senar gitarnya sontak menoleh. Cowok itu tersenyum basa-basi.

Hana melangkah mendekat. "Kirain belum ada yang dateng."

"Yang lain belum kelar kelas," Leo bicara, masih dengan fokus pada gitar. "Gue kan hari ini nganggur." Leo diam sebentar. "Loh iya, kita kan sejurusan."

Keduanya lalu tertawa bersama.

Hana kemudian duduk di pojokan, spot dia biasa menonton The Rose latihan. Leo masih sibuk nyetel gitarnya.

"Mau gue nyanyiin gak, Han?" tanya Leo sambil memainkan kunci-kunci asal.

Pertanyaan tiba-tiba Leo bikin Hana ketawa lepas. Cewek itu menatap Leo, berpikir.

"Boleh. Lele mau nyanyi apa?"

"Hana mau denger lagu apa?"

"Apa aja deh," Hana tersenyum. "Terserah Lele."

Leo tersenyum penuh arti. Sayang, cewek di depannya itu nggak bisa mengerti.

Dan lantunan lagu Breakeven milik The Script yang Leo nyanyiin,

Terasa memantul dalam kepalanya sendiri.

"What am I supposed to do
When the best part of me was always you?
And what am I supposed to say
When I'm all choked up and you're OK?
I'm falling to pieces
I'm falling to pieces..."

.
.
.

"Makan dulu gak?" tawar Sammy sambil membereskan tas gitarnya, menoleh ke teman-temannya yang juga sedang merapikan instrumen masing-masing.

"Absen dulu ya," Dilan menyahut. "Gue langsung balik kayaknya, lagi ada deadline."

"Sam, gue juga langsung," Jeffri menepuk pundak Sammy. "Kelompok gue belum nyari bahan buat presentasi lusa." Keluhnya.

Sammy nyengir. "Yaudah," ia kemudian menoleh pada Hana. "Lo gimana, Han? Dari sini langsung pulang apa ada urusan dulu?"

Hana, yang tadinya diam-diam lagi memperhatikan Sammy, jadi gelagapan sendiri. "Eh, oh, aku—" cewek itu berhenti sebentar, menenangkan degup jantungnya. "Nggak ada acara lagi sih. Abis ini paling langsung pulang."

"Yaudah, bareng Sammy aja," celetuk Leo. "Sam, anterin Hana balik sekalian gapapa, kan?"

Sammy mengedikan bahu. Nggak masalah buat dia.

"Yaudah, gue duluan ya," Dilan udah siap-siap keluar ruangan. "Le, ikut gak?"

"Ikut dong, Dilankuuu."

Sepeninggalan Dilan dan Leo, Sammy, Jeffri dan Hana meninggalkan studio bersamaan. Diiringi gerutuan Jeffri yang batal leha-leha di akhir minggu karena mesti menyiapkan presentasi.

Dan ketika cowok tinggi itu akhirnya menghilang duluan, menyisakan Sammy tinggal berdua sama Hana,

Sammy berhenti sebentar dari langkahnya buat menghadap Hana,

Cuma buat bilang,

"Han, temenin gue makan dulu, ya?"

Bikin Hana kaget sampai degup jantungnya berubah ritme jadi berantakan.

***

We're In The Rain✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang