Bab 1 : Meninggalnya Sang Ratu

511K 31.6K 5.4K
                                    

"Dia bisa menyembunyikan rasa sakit hatinya, tapi tidak dengan dendamnya. Tahu hal yang paling mengerikan di dunia? Dendamnya seorang perempuan yang patah hati." -Cantikazhr

***

Panggilan untuk Aurora Slavina Tanubrata, siswi kelas dua belas IPS satu agar segera datang ke Ruang Kepala Sekolah.

Aurora terdiam begitu mendengar namanya dipanggil melalui microphone yang diumumkan ke seluruh penjuru sekolah. Gadis yang tadinya sedang fokus menulis itu, lantas terdiam begitu pengumuman itu selesai.

"Yah, gak kaget sih gue. Paling mau dikeluarin," celetuk Clarissa, perempuan cantik yang duduk berjarak satu meja dari tempat Aurora.

"Emang harus dikeluarin, sih. Kasusnya bikin malu nama sekolah, belum lagi kalau kesebar ke sekolah lain. Malu-maluin," tambah Tari, sahabat Clarissa yang duduk tepat di sebelah gadis itu.

Aurora memejamkan mata, berbagai hujatan dan sindirian menerpa dirinya karena kesalahan yang tidak ia perbuat. Gadis itu berusaha meredam semuanya, sambil menghela napas untuk mengurangi sesak di dalam dadanya.

Gadis itu segera beranjak dari bangku, berjalan menunduk menuju ruang Kepala Sekolah yang terletak di gedung seberang. Semakin membuat nyali Aurora ciut, karena harus melewati ramainya lapangan.

Pasti, mereka semua akan menatapnya heran, jijik, atau bahkan rendah.

Semua ini karena foto itu, sebuah foto yang membuat semua orang menjauhinya, memusuhinya, termasuk ditinggalkan oleh kekasihnya.

Benar kata pepatah, jangan pernah menggantungkan harap pada siapapun. Karena hal yang paling menyakitkan adalah berharap pada manusia.

"Eh, ada cewek bokingan lewat."

"Semalemnya berapa ya kalau mau boking? Canda boking."

"Cantik sih, sayang bekas pakai. Hahaha."

"Diam lebih baik, Ra. Mau lo bantah gimana pun, mereka bakal tetap anggap lo perempuan murahan." Aurora membatin. Gadis itu menahan rasa sakit dari hinaan teman-temannya, dan melanjutkan langkah menuju ruang Kepala Sekolah.

***

"Rapat kita hari ini, mau ngebahas tentang peduli korban banjir Kalimantan Selatan."

Sekitar sepuluh orang lelaki sedang duduk melingkar di sebuah warung kopi yang terkenal dengan nama, WABAJA. Singkatan dari Warung Babeh Jali.

Sosok yang tengah berbicara saat ini, adalah Adam Baron Pranaja. Dia adalah wakil ketua dari geng Eagle, geng yang berisi sekelompok remaja laki-laki dari SMA Matahari.

Mereka cukup terkenal karena sering membantu orang kurang mampu. Terkadang mengumpulkan donasi untuk daerah yang terkena bencana alam, terkadang mengadakan acara di panti asuhan, dan selalu menjadi panitia keamaan jika ada acara sekolah.

Kehadiran geng ini, benar-benar membantu dan boleh dibilang salah satu aset SMA Matahari.

"Gue cek di tiktok, katanya sampe dalem 3 meter? Susah banget nyari ke-valid-an beritanya, belum di up di tv. Gue aja nyari info modal instagram sama tiktok," ucap Dikta.

SanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang