Extrapart End

2.6K 220 35
                                    

⬆     Satriyo June Atmaja, Alvairin Damara, Chanu Briantara, Chean Biancara    

---


"Chanu pulang" seru remaja yang udah menginjak di tingkat terakhir SMA itu sesaat setelah menutup pintu utama rumahnya.

Namun kesunyian yang ia dapatkan. Tidak ada sahutan sama sekali. Tidak ada sambutan dari bunda seperti biasanya saat ia pulang sekolah.

Kedua alisnya ngernyit bingung. Kemana perginya sang bunda?, batinnya.

Baru juga menerka-nerka tiba-tiba indera penciumannya mencium aroma yang sukses buat perutnya keroncongan. Dan kini ia tau dimana bundanya berada.

Kakinya kemudian melangkah dengan amat pelan dan sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. Sesampainya di ruang tengah yang kebetulan berdekatan dengan dapur ia bisa melihat bundanya sibuk dengan spatula dan membalik sesuatu yang berada di atas penggorengan. Bibirnya tanpa diperintah melengkung membentuk sebuah senyuman.

Kakinya kembali melangkah semakin mendekati bundanya. Dan ketika tepat berada di belakang sang bunda tangannya langsung saja melingkari perut yang puluhan tahun lalu menjadi rumahnya sebelum lahir ke dunia.

"Astaga" perempuan itu berjengkit kaget. Terkejut bukan main. Spatula yang beberapa detik lalu berada di tangan kanannya kini sudah terjatuh di samping kompor. Dada kirinya yang sudah berdetak tak karuan dielusnya beberapa kali.

Berbeda dengan Chanu, remaja itu justru tertawa dengan sangat kerasnya. Masih dalam posisi memeluk bundanya dari belakang. Sama sekali tak merasa bersalah karena sudah membuat bundanya terkejut dengan pelukan tiba-tibanya itu.

"Aish. Kamu ini ngagetin bunda aja sih" ucapnya kesal lalu kembali meraih spatula dan membalik ikan di atas penggorengan yang terlihat mulai matang.

"Lagian bunda asik banget sampe gak denger kalo Chanu pulang" bibirnya mengerucut dan Alva yang gemas dengan anak bungsunya itu lantas saja sedikit menolehkan kepalanya dan berakhir mencium pipi gembulnya.

"Ya maaf deh bunda gak sambut kamu pulang. Bunda cuma gak mau pas kamu pulang masih harus nunggu bunda masak, takut kalo udah kelaperan banget" ucapnya dengan seulas senyum.

Ada rasa menyesal setelah mendengar ucapan bundanya baru saja. Tangan yang masih melingkari perut Alva semakin ia eratkan.

"Bundaaaa, Chanu jadi nyesel udah buat bunda kaget" rengeknya sembari menyembunyikan wajahnya di leher sang bunda. Sementara Alva yang mengerti kenapa anak lelakinya seperti itu hanya mengusap pelan rambut hitam Chanu dengan tangan kirinya.

"Udah sana kamu mandi dulu terus kita makan" tangannya kemudian beralih mematikan kompor setelah meniriskan ikan dari atas penggorengan. "Pliket semua ini badannya" sambungnya sembari menoel leher sang anak.

Chanu lalu melepas tangannya dan menjauhkan tubuhnya namun masih belum beranjak dari dapur.

"Chean mana? Bunda baru sadar gak ada yang ribut-ribut dari tadi" tanya Alva sembari berjalan menjauh, meletakkan ikan yang beberapa waktu lalu telah ia pindah ke piring di meja makan bersama lauk lainnya.

"Dia belajar kelompok, bun. Tadi suruh ninggal, pulang bareng Mark katanya" jelasnya yang hanya Alva balas dengan anggukan kepala tanda mengerti.

Perempuan berambut sebahu itu mengalihkan pandangannya dengan alis mengernyit heran ketika mendapati anaknya yang belum juga beranjak dari dapur dan justru mendudukkan pantatnya di salah satu kursi meja makan.

"Masih nunggu apa? Sana mandi" dihadapkan tubuhnya pada sang anak membuat Chanu kembali melingkarkan tangannya sembari menyandarkan kepalanya pada perut Alva.

hawt kakel - june [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang