Extrapart

2.4K 229 61
                                    

Normal POV


"Ayah, bangun"

Bocah kecil dengan pipi gembul dan mata bulat yang kini duduk bersila di atas ranjang mencoba mengguncang pundak sang ayah yang masih tertidur lelap di balik selimut tebalnya. Namun sayang sekali, usahanya tak berhasil karena hingga beberapa menit setelah itu tak ada pergerakan dari lelaki dewasa itu.

Huuh.

Ayahnya ini menyebalkan sekali. Semalam sudah berjanji akan jogging dengannya tapi sampai sekarang ketika matahari mulai memunculkan diri dari tempat sembunyinya ayahnya itu belum juga bangun dan asik dengan mimpinya.

"Ayah cepat bangun" sekali lagi bocah itu mengguncangkan tubuh sang ayah, tidak ada kelembutan lagi karena terlalu kesal. Dan sama seperti beberapa waktu lalu, masih tidak ada jawaban, lelaki itu masih terlelap di balik selimut tebalnya bahkan bergerak sedikitpun tidak.

Bocah itu menyerah dan memilih keluar kamar, mencari sang bunda yang sedang memasak dan memintanya untuk membangunkan sang ayah. Mendengar permintaan anaknya, perempuan cantik dengan rambut sebahu -masih seperti saat remaja- itu tersenyum lebar terlebih saat melihat ekspresi kesal anaknya. Apron yang melekat di tubuh depannya ia lepas.

"Yaudah kamu tunggu sini. Biar bunda bangunin ayah dulu" ucapnya halus, tangannya mengusap puncak kepala sang anak. Setelahnya ia beranjak dari dapur menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, senyum kembali terhias di bibirnya kala bola matanya melihat sang suami masih pada posisi seperti saat ia keluar kamar tadi. Kakinya melangkah mendekat lalu mendudukkan pantatnya pada pinggiran ranjang. Tangannya lalu terulur mengusap rambut berantakan lelaki yamg amat disayanginya itu.

"Sayang, bangun. Chanu udah nunggu kamu" suaranya menghalus, tangannya masih mengusap lembut kepala lelaki yang sudah sepuluh tahun bersamanya dan lima tahun ini berstatus menjadi suaminya. Kecupan juga telah ia daratkan pada pipi sebelah kiri lelaki itu. Biasanya, lelaki itu akan segera bangun jika ia memberinya reward.

Kali ini berhasil. Lelaki itu akhirnya mulai mengerjapkan matanya. Ia menatap bingung istrinya karena sudah membangunkannya di pagi buta seperti sekarang padahal ini hari minggu dan dia tidak akan pergi bekerja.

"Kenapa?" tanyanya dengan suara yang masih serak, tangannya mengucek matanya lalu mengusap sudut matanya untuk membersihkan kotoran yang ada di sana. Punggungnya perlahan terangkat dan berakhir bersandar pada kepala ranjang.

"Katanya mau jogging sama Chanu?" ucapnya dengan suara lembut sembari merapikan rambut lebat June yang acak-acakan. Sedangkan lelaki itu langsung menepuk jidatnya karena telah melupakan sesuatu, beruntung ia diingatkan jika tidak siap-siap saja anak laki-lakinya itu ngambek padanya. Tidak tau saja ia jika sang anak mulai merasa kesal.

"Ah, kelupaan" dengan segera June bangkit dan menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Ia benar-benar lupa padahal semalam ia sudah berjanji pada anaknya untuk jogging bersama di minggu pagi.

Tak lama laki-laki itu keluar dengan keadaan yang lumayan segar. Ia juga sudah mengganti pakaiannya dengan celana training hitam dan kaos polos putih. Dilihatnya ranjangnya sudah rapih dan istrinya sudah tidak ada di kamar. Ia tersenyum tipis dan segera keluar kamar guna mencari keberadaan sang istri.

"Ayah ayoo"

Baru beberapa langkah keluar kamar, ia menemukan sosok anak laki-lakinya yang berusia lima tahunan, Chanu Briantara sedang duduk manis di sofa ruang tengah dan kini berjalan menghampirinya dengan sedikit berlari. Kemudian anak itu menarik tangan besarnya agar segera keluar rumah. June tersenyum tipis, anaknya selalu saja semangat ketika June mengajaknya untuk jogging dan lelaki itu juga sangat tau jika anak laki-lakinya ini tipe anak yang hiperaktif.

hawt kakel - june [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang