episode 15

1.1K 48 1
                                    

" kamu boleh marah,kamu boleh maki-maki aku sampai puas asal setelah ini kamu harus bisa bangkit dan kembali menjadi Bulan yang kuat,Bulan yang selalu buat masalah dikelas,Bulan yang selalu ceria"



Jam pulang sekolah sudah dibunyikan sejak dua jam yang lalu,tapi Bintang masih setia di sekolah dengan perasaan yang tidak karuan. Fikirannya masih sama seperti tadi pagi,Bulan. Bintang tidak akan tenang sampai dia mendapat kabar dari Bulan,karna ia merasa punya tanggung jawab atas Bulan walaupun dia dan Bulan hanya sekadar teman.

Flashback on.

Siang itu untuk pertama kalinya Bulan mengajak Bintang bertamu di rumahnya,hanya sekadar untuk bermain saja.Rumah yang mendominasi warna biru laut itu terlihat sangat luas dan megah ternyata benar apa kata Rain,Daffa,dan Risky tentang rumah Bulan yang berada di daerah komplek orang kaya.

Bulan sekarang sedang naik ke kamarnya yang berada di lantai dua untuk berganti baju dan membereskan dirinya,sedangkan Bintang berada di ruang tamu dengan di temani bi Ani.

"Maaf non jika saya lancang,boleh saya tau nama non?" Tanya Bi Ani.

"Nama saya Bintang bi,boleh saya nanya bi?"

"Boleh non,mau nanya apa?"

"Sebelumnya mohon maaf banget nih bi,bibi kan udah lama kerja sama keluarga nya Bulan. Menurut bibi Bulan itu kayak gimana ya?"

"Den Bulan itu,sebenernya anak yang baik non dia patuh sama orang tua,rajin salat,sayang banget sama orang tuanya tapi,semenjak pak Andre selingkuh dan menikah lagi Den Bulan berubah dia jadi brutal dan tingkah nya tidak seperti dulu lagi . Bibi mohon ya sama non kalau bibi cerita semuanya tolong non jaga Den Bulan,non ubah sikap Den Bulan karna bibi yakin yang bisa mengubah sikap Den Bulan sekarang itu cuma non." Pinta bi Ani

"Iya bi saya janji."

"Semenjak keluarganya terpecah bibi merasa ada yang salah dengan mental Den Bulan walaupun sekarang Den Bulan nakal tapi dia sangat menghargai perempuan. Dulu dia pernah bilang ke bibi kalau dia menganggap bibi sudah seperti mamanya sendiri dan dia bilang dia menyayangi bibi sama seperti dia menyayangi mamanya. Jadi bibi mohon sama non, kalau ada yang aneh sama Den Bulan bibi mohon sama non jagain Den Bulan karna bibi gak bisa setiap saat mantau Den Bulan."

"Iya bi saya janji akan jagain Bulan bibi gak usah khawatir ya." Ucap Bintang

Flashback off.

Semenjak itu Bintang merasa punya tanggung jawab atas Bulan,contohnya seperti sekarang ini Bintang tidak akan bisa tenang karena belum mendapat kabar dari Bulan. Bintang mencoba menelfon Bulan dengan harapan Bulan mau mengangkatnya,setidaknya Bulan bisa mendengar suaranya.

Drt..drt...drt...

Suara telfon tersambung dengan cepat Bintang memulai pembicaraan.

"Halo." Ucap Bintang.

"Kenapa?" Balas Bulan dengan suara yang terdengar kacau

"Kamu kemana aja? Semalem kamu bawel katanya mau jemput aku dan berangkat sekolah bareng tapi kamu malah gak dateng.dan kamu juga bolos hari ini." Ucap Bintang

"Bisa kita ketemu sekarang? Gue ada di taman suropati tempat yang kemaren kita kesana." Ucap Bulan

Tut..tut..tut

Sambungan terputus secara sepihak,tanpa banyak bicara Bintang langsung bergegas ke tempat yang sudah di jelaskan Bulan tadi. Sesampainya disana,Bintang melihat Bulan sedang duduk meratapi danau yang ada didepannya,Bulan terlihat sangat kacau sekarang terlihat jelas kalau dia sedang depresi berat Bintang tau keadaan Bulan sekarang tidak memungkinkannya untuk bicara jadi dia memutuskan untuk duduk disampingnya dan menunggu sampai Bulan ynag memulai pembicaraan.

"Sorry." Satu kalimat itulah yang pertama kali dilontarkan Bulan saat Bintang duduk disampingnya.

"Sorry buat apa?"

"Karena tadi gue udah ingkar janji sama lo."

"Gak apa kok,malah sekarang aku mau nanya sama kamu kenapa kamu tadi gak sekolah? Lagi ada masalah ya?" Tanya Bintang yang dibalas senyum getir oleh Bulan.

"Pikiran gue mendadak kacau,saat dia datang dan ngerusak semuanya,kenapa sih gue harus punya hiro kayak dia? Diatuh bukan hiro tapi iblis,iblis yang cuma bisa nyakitin hati mama. Dulu saat gue kecil,gue selalu menganggap dia sebagai hiro gue dan mama,sampai gue ngikutin apa yang dia lakukan,tapi gue salah dia itu cuma bisa buat mama sakit. Gue bingung kenapa gue harus nerima kenyataan disaat gue besar dia sosok yang bener-bener gue banggain adalah sosok yang sekarang paling gue benci.kenapa sih gue harus nerima semua ini? Kenapa gue harus ada di dunia ini kalau akhirnya gue harus berada di antara keluarga yang hancur?" Ucap Bulan yang sekarang terdengar isakannya,Bintang yang ada disebelahnya hanya bisa mendengarkan dan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Bulan

"Gue benci sama semua ini,keluarga gue hancur,bokap gue nikah lagi,mama koma rasanya gue pengen ikut mama koma biar gue gak perlu ngerasain sakit ini.gue pengen ninggalin ini semua,gue pengen pergi dari dunia ini." Isak Bulan,dia tidak perduli dengan keadaannya sekarang yang sedang menangis di depan cewek yang penting dia bisa meluapkan apa yang ada dipikirannya sekarang.

"Aku tau apa yang kamu rasain sekarang,aku juga ngerasain apa yang kamu rasain sekarang tapi kamu harus kuat Lan,kamu gak boleh ngomong begitu kamu harus inget mama kamu yang masih berjuang buat kamu.kamu harus bangkit Lan dan mulai menerima semuanya kamu gak boleh ikut terpuruk kayak gini.kamu boleh marah,kamu boleh maki-maki aku sampai puas asal setelah ini kamu harus bisa bangkit dan kembali menjadi Bulan yang kuat,Bulan yang selalu buat masalah dikelas,Bulan yang selalu ceria."ucap Bintang menyemangatkan

"Kamu harus janji sama aku,kamu gak boleh kayak gini lagi ,kamu gak boleh ngomong kayak gini lagi dan mulai sekarang kalau kamu ada apa-apa kamu bisa telpon aku kapanpun kamu mau, kamu bisa ajak aku ketemu kapanpun itu aku siap asal kamu janji kamu gak akan kayak gini lagi." Ucap Bintang dengan isak tangis nya.

"Boleh gue pinjem pundak lo?" Tanya Bulan yang dibalas anggukan oleh Bintang.

Bintang membiarkan Bulan menangis dan mengeluarkan semua yang ada dipikirannya dengan bersandar di pundaknya,beruntung tempat sedang sepi jadi hanya beberapa orang lewat saja yang mungkin melihat Bulan dan Bintang. Tanpa mereka sadari jam menunjukan pukul 19.00 akhirnya Bintang memberanikan diri memulai pembicaraan.

"Lan,udah malem nih kita pulang yuk kamu juga istirahat dulu pasti lelah kan?" Ucap Bintang,tapi tidak ada balasan apapun dari Bulan yang masih bersandar dipundaknya.

"Lan..pulang yuk." Tegur Bintang lagi

Masih sama tidak ada jawaban akhirnya Bintang membenarkan posisi duduk Bulan dan melihat keadaannya,Bulan ternyata tertidur karena terlalu lama menangis,sampai-sampai tidak mendengar ucapan Bintang,Bintang ingin membangunkannya tapi tidak tega terkait dengan apa yang sudah dia jalani hari ini akhirnya Bintang membiarkan Bulan tertidur sejenak untuk melupakan masalahnya sekarang .

Ternyata berat juga ya,masalah yang dihadapi Bulan.

Apa Bintang akan selalu ada buat Bulan?
Apa Bulan akan tetap bertahan dengan semuanya?

Jangan lupa comment dan vote ya!
Karena comment dam vote kalian berarti banget buat aku.

Tetep stay ya tunggu kelanjutan cerita Bulan dan Bintang.

Love you kalian
See you guys

Aku mau kasih tau nih di episode selanjutnya akan ada pemeran2 baru,siapa pemerannya masih aku simpen,cuma aku butuh pendapat kalian yg pantas buat jadi Daffa sama Risky siapa ya kira2 ? Jangan lupa comenntanya ya

Bulan dan Bintang (Selesai) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang