Berada dikamar, ditemani dengan secangkir teh dan suara lagu yang terputar di ponsel merupakan surga bagi Bintang. Gadis itu kini tengah duduk dimeja belajarnya, membulak-balika halaman demi halaman buku fisikanya. Pikirannya kini melayang pada kejadian saat istirahat tadi, moment dimana ia duduk dan berbicara dengan Bulan membuatnya tersenyum.
Flashback on.
"Kenapa? Biasa saja kali, gue nggak sejahat dan sejelek apa yang lo pikir, kok."
Seakan bisa membaca pikiran Bintang, dengan santainya cowok itu berbicara seperti itu. Membuat alis Bintang tertaut kebingungan. Dia, cenayang, ya? Membuat Bintang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, karena salah tingkah.
"Nggak. Aku juga lihat kamu biasa saja, memangnya kenapa?" Gadis itu kini memutar sedotan minumannya tanpa berniat meminumnya. Hal yang biasa Bintang lakukan saat salah tingkah.
"Cewek lucu, ya. Terkadang gue bingung apa yang ada dipikiran cewek tentang gue, gue baik mereka takut, gue galak apalagi maunya cewek itu, apasih?"
Bintang memghentikan kegiatannya. Tatapannya kini menatap lurus kearah Bulan yang juga menatapnya. "Makanya, jadi cowok jangan mau dimengerti saja. Sekali-kali kamu juga harus ngertiin cewek."
"Ok, lain kali gue akan coba ngertiin cewek yang ada didepan gue sekarang." ucap Bulan
Flashback off.
Entahlah, ucapan Bulan yang menurut Bintang aneh itu berhasil membuatnya tersenyum. Seperti jimat yang membuat hatinya terombang ambing.
Sadar apa yang tengah ia pikirkan, gadis itu mengusap wajahnya kasar. Menggelengkan kepalanya agar tak lagi memikirkan tentang Bulan. Kemudian melanjutkan aktivitasnya.
***
Bintang mematikan lampu dikamarnya bergegas untuk tidur. Kini ia merebahkan dirinya dikasur ternyamannya, tempay dimana ia bisa mengistirahatkan otot-ototnya setelah seharian beraktivitas.
Gadis itu berdecak, setelah suara ponselnya menggema diruangan. Mengusik tidurnya yang sebentar lagi memasuki alam mimpinya. Bintang menyalakan lampu tidurnya, mengambil benda pipih itu, lalu menempelkannnya ditelinga.
"Halo." Sapa gadis itu dengan malas. Sudah cukup lelah untuknya menerima telfon ini.
"Tar, tadi kamu ngomong apa aja sama Bulan? Kamu tadi nggak diapa-apain, kan? Terus tadi kenapa kamu nggak pulang bareng sama aku? " Bintang melebarkan matanya, sesaat setelah suara seseorang disebrang sana menginterupsi. Dan Bintang sangat tau orang itu, pasti Raina.
"Udah ngomongnya?"
"Udah. Yaudah donk jawab! jangan buat aku jadi penasaran." ucap Raina.
Bintang memutar bola matanya malas. Rasanya ia sangat malas untuk meladeni ucapan Raina sekarang. Tapi yang namanya Raina, tidak akan pernah puas jika tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Mungkin, Raina akan menerornya sampai malam nanti. "Kamu kalau nanya tuh satu-satu donk! Tadi aku nggak ngomong apa-apa sama Bulan. Aku juga nggak di apa-apain, kok cuma ngomong biasa aja."
"Aku bukannya nggak mau pulang sama kamu, tapi tadi aku nyari kamu nggak ketemu. Aku pikir kamu udah pulang duluan, yaudah deh aku pulang duluan." Lanjutnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan dan Bintang (Selesai) Tahap Revisi
RomansMungkin hari pertama dimana Bintang masuk ke sekolah barunya,adalah pertanda berubahnya kehidupan Bintang. Terutama awal dari kisah cintanya yang akan di mulai dengan awal pertemuannya dengan Bulan cowok badboy yang selalu menganggu dirinya. Hingga...