Part 10

1.1K 61 1
                                    

Bulan dan Bintang baru saja sampai di rumah sakit, mereka langsung menuju kamar rawat ibunya Bulan, sesampainya disana.

"Ma, seandainya mama bisa kasih Bulan petunjuk apa yang mama mau dari Bulan. Bulan pasti akan langsung lakuin itu. Bulan nggak mau harus kehilangan mama, Bulan sayang sama mama. Cuma mama yang Bulan punya sekarang, cuma mama harta paling berharga buat Bulan. Bulan cuma mau satu dari mama, mama bangun, mama harus tetap berjuang, mama harus dapatkan harapan dan semangat mama. Walaupun Bulan tau harapan dan semangat mama adalah Bulan, tapi Bulan nggak pernah tau apa yang mama mau dari Bulan" ucap Bulan seraya memegang punggung tangan ibunya.

Bintang hanya bisa diam mendengar perkataan Bulan. Sesekali memberikan sebuah elusan di pundak sebagai penguat. Hingga akhirnya, sebuah ide masuk ke otaknya.

"Lan, boleh kita keluar sebentar?" Tanya Bintang yang dibalas anggukan oleh Bulan.

Bulan dan Bintang keluar ruangan untuk bicara, agar tidak mengganggu istirahat ibunya yang memang sudah lama beristirahat.

"Kenapa?" Tanya Bulan

"Menurut yang aku lihat tadi, orang yang koma mungkin gak bisa bicara atau membuka matanya, tapi mereka bisa merasakan dan juga mendengar"

"... "

"Mungkin mama kamu kehilangan harapan dan semangatnya karena kamu bicara sesuatu yang membuat dia kehilangan semangatnya untuk kembali berjuang. Coba kamu ingat-ingat lagi, siapa tau kamu tanpa sengaja mengeluh atau marah dengan diri kamu sendiri? Dan tanpa sadar kamu bicara didepan mama kamu," lanjut Bintang.

Bulan berusaha mengingat setiap kata yang pernah ia ucapkan, hingga akhirnya terbesit waktu kemarin saat Bulan mengeluh pada mamanya. Saat itu Bulan memang sedang banyak pikiran yang membuatnya mengatakan hal itu.

"Gue inget! Kemarin sebelum lo dateng ke rumah sakit gue sempet ngeluh dan bilang kalo gue nggak kuat buat nanggung semuanya sendiri dan harusnya gue yang ada di posisi mama sekarang. Gue akuin, saat itu gue memang lagi terguncang dan gue nggak tau akibat dari omongan gue yang tanpa sadar itu mama jadi kehilangan harapan dan semangatnya dan sekarang apa yang harus gue lakuin biar mama kembali mendapatkan semangatnya lagi?" Tanya Bulan. Ada raut kebingungan di wajahnya.

"Kamu minta maaf atas ucapan kamu yang kemarin dan kamu harus berusaha memberi semangat buat mama kamu lagi, mungkin dengan cara itu mah kamu bisa mendapatkan kembali harapan dan semangat nya lagi," jawab Bintang.

Setelah mendengar penjelasan dari Bintang, tanpa banyak bicara Bulan langsung kembali kekamar rawat ibunya dan melakukan apa yang Bintang sarankan.

"Ma, sekarang Bulan tau kenapa mama kehilangan harapan dan semangat mama. Bulan minta maaf karena kemarin Bulan udah buat mama kecewa karena perkataan Bulan, Bulan udah buat mama merasa perjuangan mama selama ini tidak berguna. Tapi Bulan janji sama mama, Bulan gak akan bicara yang buat mama sedih. Tapi mama juga harus janji, mama harus terus berjuang, mama harus buka mata mama, mama harus semangat. Ma, Bulan kayaknya harus pamit dulu sebentar Bulan mau antar temen Bulan pulang dulu." ucap Bulan

Bulan keluar kamar rawat ibunya untuk menemui Bintang yang sedang menunggunya. Entah kenapa Bulan merasa lega setelah bicara dengan mamanya tadi rasanya seperti beban berton-ton yang selalu menghantuinya terangkat begitu cepat ditambah lagi dengan senyuman yang diberikan Bintang saat dia keluar dari kamar rawat ibunya. Rasanya kebahagiaan terus mendatanginya sekarang.

"Gimana? "tanya Bintang dengan penuh antusias.

"Gue ngerasa lega! Thank's ya ini semua karna lo. "

"Iya sama-sama, aku juga seneng kok bisa bantu kamu. "

"Yaudah gue anter lo pulang ya, udah sore juga nanti gue dikira culik anak orang lagi. "celetuk Bulan.

"Apaan sih. "

                             *****

Suasana sekolah kembali seperti semula, walaupun sedikit membuat Bintang lelah tapi dia bahagia karena, salah satu masalah sudah selesai. Tinggal satu masalah lagi, masalahnya dengan Rain dan Bintang akan memberi penjelasan kepada Rain hari ini, dengan harapan hubungan persahabatan mereka akan kembali seperti semula.

Bintang menunggu kedatangan Rain dikelas. Sudah 15 menit, namun Rain belum juga datang tidak biasanya dia seperti ini. Bintang terus menunggu kedatangan Rain dikelas, sampai akhirnya Rain datang dengan penampilan yang berbeda, dengan caranya masuk tanpa menyapa Bintang, matanya yang sembab seperti habis menangis. Bintang khawatir dengan keadaan sahabatnya sekarang ia tau pasti ini karena masalah kemarin maka dari itu Bintang langsung bergegas menghampiri sahabatnya itu.

"Hai." sapa Bintang.

Tanpa membalas sapaan Bintang, Rain pergi begitu saja menghindari Bintang. Namun Bintang tidak menyerah, dia tetap mengejar Rain sampai akhirnya Rain berhenti di taman sekolah karena Bintang menahannya.

"Rain, kamu kenapa sih menghindar dari aku?" Tanya Bintang frustasi.

"Aku? Bukannya kamu ya, yang menghindar dari aku? Kamu,kan lebih memilih cowok brandal yang kayak preman itu dibanding aku, jadi buat apa aku bareng kamu lagi?" Jawab Rain sinis.

"Aku nggak pernah menghindar dari kamu! Aku juga nggak memilih Bulan kok aku masih butuh kamu sebagai sahabat aku Rain!" Bantahnya cepat.

"Sahabat? Kamu yang udah putusin hubungan persahabatan kita! Sekarang kita bukan sahabat lagi Tar!" Raina meninggikan suaranya. Tak terasa airmata telah mengalir dipipi.

"Kita masih sahabat Rain dan aku gak pernah putusin hubungan persahabatan kita! Disini aku mau jelasin semuanya ke kamu."

"Nggak ada yang perlu di jelasin lagi, semuanya udah lengkap! Bahkan kemarin kamu nggak perduli sama aku, kamu malah jalan sama cowok itu dibandingkan ngasih penjelasan ke aku. Bahkan aku bingung sama kamu, segitu cepatkah kamu ngelupain semuanya? Persahabatan yang udah kita jaga dari SMP. "

"Aku gak pernah lupain semuanya! Kamu tetep sahabat aku entah itu sekarang, besok, lusa, atau selamanya kamu tetep sahabat aku dan aku yakin kamu juga masih menganggap aku sebagai sahabat kamu. "

"Itu dulu! Sekarang aku udah bukan lagi sahabat kamu! Udah kan? Nggak ada yang perlu di jelasin lagi? Lebih baik aku pergi. " ucap Rain lalu berjalan pergi.

"Aku mohon sama kamu Rain, kasih aku satu kesempatan untuk jelasin semuanya. Aku tunggu kamu di gerbang sekolah saat pulang nanti, seterah kamu mau datang atau nggak yang pasti aku bakal tunggu kamu. Satuhal lagi yang harus kamu tau, mau kamu menganggap aku sahabat atau nggak kamu akan tetap jadi sahabat aku Rain. " Teriak Bintang, namun dihiraukan oleh Rain.

Aduh, satu masalah selesai ada lagi masalah yang baru.

Kira-kira Bintang sama Rain bisa balikan lagi gak ya kayak dulu?

Next gak nih?

Jangan lupa coment dan Vote kalo suka ya.

Setelah lama gak update, akhirnya author bisa update juga 😀😀😀

Tetep tunggu lanjutan cerita Bulan dan Bintang  ya!

See you guys

Revisi:  03-01-20

Bulan dan Bintang (Selesai) Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang