HELLO, MR. HWANG ~ PART 29

2.3K 334 34
                                    


Mobil van hitam berhenti ditengah lahan kosong dan sepi.

Sekelilingnya hanya ada pohon-pohon rindang dan rumput tinggi yang dibiarkan tumbuh liar.

Jaehwan membuka matanya, tapi semuanya gelap.

Hanya ada sedikit cahaya remang yang merembes dari balik penutup kepala.

Rasanya---sesak.

Pusing.

Lalu .. BRUUKK

Tubuhnya dihempas ke sisi dinding, dan pukulan demi pukulan mulai dihujani ke tubuh kecilnya.

Sakit.

"Sakit .. Hyung, rasanya sakit"

Jaehwan hanya pasrah meringkuk dengan kaki dan tangan yang diikat kencang.

Ia meringis dan menangis tanpa suara saat hantaman benda tumpul dihempaskan ke tubuhnya.

"Minhyun hyung ..."

Hanya satu nama itu yang terus disebutnya saat tubuhnya menerima lebih banyak lagi penganiayaan tanpa perlawanan.

Tubuhnya terlalu sakit hanya untuk sekedar bergeser, terlebih meronta, tidak akan sanggup.

Dan pukulan final di kepala membuatnya seperti sekarat.

Pikirannya melayang kembali pada sosok Minhyun yang tertawa dan tersenyum manis.

Memeluk dan menciumnya penuh kehangatan.

Mungkin saja ia akan segera mati tanpa sempat melihat senyum dan tawa itu lagi.

Pergi tanpa sempat merasakan pelukan hangat Minhyun dan manisnya kecupan penuh cinta itu.

Bahkan hanya untuk mengucapkan selamat tinggal--

Ia tidak akan bisa mewujudkannya.

"Apa kalian sudah menghajarnya tanpa ampun ?"

Sebuah suara manis yang menggoda terdengar, lalu kekehan kepuasan menyusul.

Suara itu--

Suara seorang wanita.

Langkah ketukan sepatu dengan ujung yang tipis dan lancip terdengar samar di telinga Jaehwan.

Ia mulai kesulitan bernapas, tapi telinganya masih dapat mendengar dengan jelas.

"Jangan main-main denganku", tegasnya.

Suaranya terdengar lebih jelas karena wanita itu mendekat.

"Aku tidak suka dicampakkan .. Aku tidak suka kehilangan semuanya .. HAHAHAHA"

"Dia membuatku kehilangan semuanya .. Karena itu, aku akan membuatnya menyesali perbuatannya padaku"

Wajah Jaehwan yang masih tertutup kain hitam dibelainya perlahan.

"Aku ingin melihat dia terpuruk dan membusuk di rumah sakit jiwa karena kehilangan satu-satunya harta berharganya ... Putra kebanggaannya"

Bisikan itu lembut, tapi seluruh tubuh Jaehwan meremang karena rasa takut.

Suara lembut yang terdengar dingin.

"SEMUA INI SALAH AYAHMU !"

HAHAHAHAHA !!

Tawa itu menggema, terdengar jahat.

"Aku yang akan mengantarmu pada Ibumu, kau pasti rindu padanya kan ??? Hahahaha"

Satu perintah dan orang suruhannya menurut.

Pria bertubuh besar itu membuka penutup kepala Jaehwan, dan tepat setelahnya sebuah balok kayu siap diayun untuk menghantam kepalanya sampai----

HELLO, MR. HWANG ~ [MINHWAN] -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang