Sudah hampir satu bulan Jaehwan bebas dari peristiwa penculikan itu, tapi trauma yang masih melekat kental membuatnya mengambil cuti kuliah.Ia masih takut melewati jalan menuju ke kampusnya, dan Minhyun mendukung keputusannya tersebut.
Lagipula mereka sebentar lagi akan pindah ke New York karena posisi yang dijanjikan pada Minhyun akan segera dikosongkan.
Jaehwan hanya tinggal bersiap-siap untuk minta ditransfer ke kampus barunya di New York nanti setelah mendapatkan putusan final universitas mana yang akan ia pilih.
"Apa kau sudah menghabiskan makan siang yang kukirimkan tadi ?"
Jaehwan mendengung dan mengatakan kalau ia menyukai rasanya.
Minhyun menjadi lebih protektif sekarang, ia mengirimkan makan siang yang dipesannya di restoran langganan bila tidak bisa pulang ke rumah saat makan siang.
Tidak sedikitpun mengiyakan bujuk rayu Jaehwan yang mengatakan ingin memasak sendiri.
"Jangan lupa minum obatnya"
"Ini sedang ku telan"
Lalu--UWEEKK
"Kau kenapa ?? Kau tidak apa-apa kan sayang ???"
Jaehwan tersenyum kecil mendengar nada panik dari panggilan itu.
Minhyun memperhatikannya, dan Jaehwan menyukai hal tersebut.
Menurutnya---manis.
"Obatnya pahit hyung", rengek Jaehwan, membuat Minhyun seketika tertawa.
"Yang kau telan itu obat, bukannya permen Jaehwan~ah .. Tentu saja pahit .. hahahaha"
"Tapi yang ini pahit sekali, membuatku mual setelah menelan"
"Nanti malam kubawakan permen jelly biar tidak pahit lagi, oke ?"
Jaehwan menggeleng.
"Bawa saja Minhyun hyung ku pulang, karena dia jauh lebih manis daripada jelly .. hehehe"
Diujung sana Minhyun ikut terkekeh.
"Aku akan cepat pulang, tunggu hyung manis mu sampai di rumah nanti"
"Jangan malam-malam"
"Baiklah sayangku .. Aku tutup dulu yah, ada pelanggan datang"
Jaehwan mendengung, lalu mengakhiri panggilan manis itu.
Ia kembali menegak air putih karena mulutnya sekarang terasa aneh.
"Serius, obat itu pahit sekali rasanya", gerutunya.
...
...
...Jaehwan baru saja selesai menyapu lantai.
Ia tidak bisa berdiam diri terus menerus tanpa melakukan apapun.
Nonton tv, makan, tidur-- dia benar-benar akan jadi babi kalau terus-terusan begitu.
Lagipula hanya mengangkat dan menggoyang-goyangkan sapu, tidak akan membuatnya sakit lagi kan ?
Tok
TokJaehwan terdiam saat mendengar suara ketukan pintu.
Woojin ?
Tidak mungkin, si ginsul itu masih berada di kampus karena hari ini kelasnya sampai sore hari.Seongwoo ?
Juga tidak mungkin, karena pria dengan rasi bintang di pipinya itu sedang mengikuti tes dan interview sebuah perusahaan besar hingga sore nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO, MR. HWANG ~ [MINHWAN] -END-
FanficKim Jaehwan-seorang asisten rumah tangga yang berisik tapi manis, bekerja pada Hwang Minhyun-seorang eksekutif muda yang ketus dan pemarah.