Hanabi Claudie Wijaya
Jarum jam sudah berada pada pukul 7.30 pagi, saatnya untuk pergi ke sekolah dan memulai aktivitas belajar.
Belajar terlalu lama dan terus menerus mampu membuat kepalaku pusing, untung saja ada obat yang mampu menyembuhkannya yaitu hanya dengan melihat para lelaki manis yang mampu kujadikan alasan untuk mencuci mata agar stressku hilang.
Caranya adalah dengan memandangi wajah mereka tetapi tidak pernah berfikir untuk menjalin hubungan dengan mereka.
Dibalik pandangan mataku, ternyata ada satu laki-laki yang diam-diam suka kepadaku, karna aku diberitahu oleh temanku yang cukup dekat dengannya.
"Clau, kamu kenal dengan orang itu?" Johnson menunjuk salah satu cowok yang sedang bermain basket di lapangan.
Ya, namanya Johnson Alexander. Dia cukup berbakat dalam hal mendekati perempuan di sekolah, bahkan banyak yang menjadi korban PHP (Pemberi Harapan Palsu). Dia teman sekolah yang beda kelas dan beda jurusan denganku, aku IPS dan dia IPA.
"Enggak kenal dan enggak mau kenal." Jawabku seperlunya karna memang aku tidak mengenalnya.
"Kalau dia mau kenalan samamu, boleh gak?"
"Enggak." Sekali lagi aku menjawab dengan cuek dan pergi meninggalkan Johnson sebelum timbul pertanyaan-pertanyaan lain yang akan membuatku muak nantinya.
"Clau, kok pergi sih? Kan aku belum selesai bertanya." Johnson mencoba memanggilku tetapi aku tidak menoleh sedikit pun.
Setelah aku selesai melihat permainan bola basket, aku menuju perpustakaan, yaitu tempat dimana semua orang bisa tenang tanpa adanya keributan.
Aku mengambil satu buku novel dan kemudian mencari tempat duduk agar bisa membaca dengan nyaman.
Setelah duduk, aku memasang kembali earphone yang sedari tadi sudah ku lepas karna mendengar pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting dari Johnson.
Aku pun menikmati suasana yang sunyi dan sepi seperti saat ini. Ketika jam menunjukkan untuk memulai pelajaran, aku pun mengembalikan buku yang sudah ku pinjam tadi.
Saat ingin mengembalikan buku, aku sekilas melihat wajah cowok yang tadi sempat ditunjukkan Johnson kepadaku, dan aku pun langsung bergegas pergi dari tempat itu.
Entah dia melihatku atau tidak, aku tidak peduli, yang terpenting sekarang aku keluar dari perpustakaan dan mengikuti pelajaran.
Ketika pelajaran berlangsung, aku sedikit mendengar bahwa teman-teman di belakangku membicarakan tentang abang kelas yang katanya tampan dan pintar.
Awalnya aku tidak peduli dengan obrolan mereka, tetapi karna sangat berisik, aku pun terpaksa harus mendengar dan jadi tidak konsentrasi mengikuti pelajaran.
Ketika jam istirahat, mereka masih menceritakan tentang abang kelas yang katanya tampan, dan ternyata salah satu dari mereka sedang digosipkan pacaran dengan cowok tersebut.
Pantas saja dari tadi ribut, ternyata pacarnya sendiri. Baru abang kelas aja sudah ribut seperti ini. Dasar perempuan.
Bisikku dalam hati karna bingung melihat tingkah perempuan zaman sekarang yang suka mengambil kesimpulan sendiri tanpa tau kenyataannya.
Aku juga perempuan sih, tapi tidak seperti mereka yang hanya karna di chat sama cowok langsung klepek-klepek dan langsung merasa disukai.
Aku juga pernah chattingan sama cowok, tapi tidak lebay seperti mereka. Aku hanya menjawab apa adanya tanpa banyak basa-basi, mungkin hal ini yang menyebabkan mereka malas chattingan denganku.
Hai 🙌 terima kasih sudah membaca 😊 jangan lupa vote dan commentnya ya 😉
Sampai ketemu di part selanjutnya 😄
![](https://img.wattpad.com/cover/165376562-288-k315530.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Mantan (Selesai)
RomanceKamu tak menyakiti, aku pun tak melukai. Kita dipaksa menyerah oleh keadaan. Dimana tak ada lagi jalan untuk saling membahagiakan, dan aku lelah untuk terus berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja. Kita membangun komitmen diawal hubungan, dan be...