#04

23 7 0
                                    

Thamus Hendra Pratama

Ketika aku menyentuh tangannya, seakan seluruh tubuhku kaku seperti patung yang sudah siap dipahat untuk dijual.

Tangannya sangat lembut, mungkin karna dia tidak pernah melakukan pekerjaan yang berat.

Ya iyalah, buat apa juga dia melakukan pekerjaan berat, kan dia perempuan.

Seketika kebodohanku timbul lagi, harusnya ini kesempatan emas untuk berkenalan secara langsung dengannya, tetapi aku malah mengacaukan semuanya.

"Maaf bang, tangannya bisa dilepas gak?" Perempuan itu membuatku menghentikan lamunanku.

"O-oh i-iya, ma-maaf." Aku pun melepaskan tanganku yang sedari tadi menyentuh tangannya.

Setelah aku melepaskan tangannya, dia langsung buru-buru untuk pergi.

Aku masih terdiam di samping rak buku, dan tidak sadar bahwa aku menyandarkan tubuhku ke rak yang akhirnya membuat rak itu jatuh.

Gubrakkk.....

Aku pun ikut terjatuh, dan seketika membuat keributan di perpustakaan. Sungguh ini perbuatan yang sangat memalukan, hanya karna menyentuh tangan seorang perempuan, aku sampai membuat kesalahan fatal seperti ini.

Alhasil, aku harus membereskan rak buku tersebut, dan terkena omelan dari ibu penjaga perpustakaan.

Setelah beberapa menit membereskan rak buku, aku permisi untuk kembali ke kelas.

Dan untungnya saat sampai di kelas, gurunya sedang diluar, jadi aku bisa dengan leluasa untuk masuk.

"Kemana aja kau Hen? Tumben lama." Tanya teman sebelahku yang bingung karna tidak biasanya aku terlambat masuk kelas.

"Gak apa-apa boy, tadi aku bertemu princess dari kayangan." Aku membalas pertanyaan temanku sambil memegang tanganku yang menyentuh tangan Clau tadi.

"Sakit kau ya? Mana ada princess di kayangan? Yang ada itu bidadari." Temanku memegang keningku yang tidak panas dan menyambungkan ke pantatnya.

"Apaan itu? Kenapa keningku disamakan dengan pantatmu?"

"Gak panas kok, berarti kau sehat. Itu cara untuk memastikan kau sehat atau enggak."

Aku sangat kesal karna keningku disamakan dengan pantat. Untung saja gurunya segera datang dan memulai kembali pelajaran yang katanya sempat terhenti.

Akhirnya pelajaran pun sudah berakhir, dan aku masih duduk terdiam di bangku membayangkan wajah Clau dari jarak yang cukup dekat.

Tidak pernah terbayangkan olehku bisa melihatnya sedekat itu dan bahkan bisa menyentuh tangannya.

"Boy, kantin yok." Lagi-lagi ada yang mengagetkanku ketika membayangkan wajah Clau.

Plakk...

Aku menepis tangannya dari tangan kiriku, karna itu adalah tangan yang mampu menyentuh langsung tangan Clau, dan aku tidak sudi berbagi dengan siapapun.

"Jangan sentuh-sentuh tanganku, atau kau akan kusate." Kataku dengan tatapan tajam.

"Kenapa boy? Kesambet kau? Aku juga gak mau nyentuh tangan kau lama-lama, nanti homo pula kita. Yodah ayok ke kantin." Dia pun merangkulku dengan sok akrab dan langsung menarikku dari bangku.

Dan saat di kantin, aku menemukan princess dari kayangan itu lagi dan jantungku mulai berlari-lari lagi, untung saja cepat ku tangkap agar tidak berlari terlalu jauh.

Sampai bertemu part berikutnya 😊😘😍

Silahkan divote dan memberikan komentar 😄😉

Story About Mantan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang