#13

9 4 0
                                    

"Bolanya aku ganti dengan ini bisa gak?" Jantungku serasa mau copot ketika mendengar kata itu.

Tiba-tiba Thamus datang dengan cokelat dan bunga di tangannya. Bilik-bilik yang ada dijantungku juga sudah teriak kegirangan.

Seperti mimpi, seorang perempuan yang super cuek dicintai oleh laki-laki yang cukup tampan di sekolah.

"Kamu mau gak jadi pacar aku?" Thamus mengulang kata-kata yang sempat dia ungkapkan semalam melalui media sosial.

Belum selesai jantungan, sekarang hatiku rasanya ingin berpindah tempat karna tidak tahan melihat semua ini.

Aku coba untuk menetralkan semuanya, dan menjawab pertanyaan yang sejak semalam diungkapkan.

"Aku akan terima, tapi kamu harus nyanyi satu lagu buat aku." Aku memberikan syarat itu karena aku sangat senang dengan musik, dan aku ingin laki-laki yang akan bersamaku nanti juga menyukai musik.

"Oke, baiklah, aku akan menyanyikan lagu dari Ungu, judulnya Selamanya." Thamus pun mulai menyanyikan lagu untukku.

Selamanya..
Hanya dirimu yang selalu ada dalam hatiku
Selamanya...
Tentang dirimu kau selalu hadir dalam mimpiku
Engkau satu cintaku selamanya

Genggamlah tanganku ini sayang
Cintaku telah tertambat mati untukmu.

Itulah sepenggal lirik dari lagu Ungu "Selamanya", dan di lirik menuju reff, Thamus menggenggam tangan kananku, dan kemudian menggenggam tangan kiriku.

Yang membuat jantungku berdegub kencang adalah ketika dia menggenggam tanganku sambil menatap mataku dalam-dalam.

Ya Tuhan, semoga ini tidak pernah berakhir. Aku ingin seperti ini selamanya, dan aku juga ingin bersama dirinya. Bantinku dalam hati.

"Cieee."

"So sweeet."

"Nyanyiin aku lah bang."

"Aku mau kok selamanya bersamamu."

Teriakan dari teman-temanku yang perempuan membuatku semakin gugup. Baru pertama kali ada cowok yang menyatakan perasaannya padaku di depan umum.

Setelah selesai bernyanyi, dia kembali bertanya kepadaku yang masih terpana dengan suara dan sikapnya.

"Gimana dengan jawabannya?" Dia menanyakan dengan keadaan masih menggenggam erat tanganku dan menatap mataku sambil berlutut di depanku.

"Oke. Aku mau jadi pacar kamu." Setelah mendengar jawabanku, Thamus langsung berdiri dan memelukku.

"Terima kasih. Aku sayang sama kamu."

"Aku juga."

Setelah dia menyatakan perasaannya, aku langsung mengambil bola yang ada di tangannya dan juga menerima coklat serta bunga yang sejak awal diberikannya.

Thamus kembali ke kelasnya, dan aku pun kembali bermain basket bersama teman yang lain.

"Selamat ya Clau, sekarang udah punya pacar."

"Ciee, kemek-kemek lah."

Begitulah celotehan teman-temanku terhadapku. Aku pun langsung bersemangat memulai aktivitasku berikutnya.

Saat istirahat, aku menerima pesan dari Thamus.

👦 : nanti pulang bareng ya dek.

Aku baru sadar kalau ternyata dia adalah abang kelasku. Selama ini aku menganggapnya sebaya denganku.

👧 : ya bang.

Setelah membalas pesannya, aku pun langsung memberitahu supirku untuk tidak menjemputku nanti.

Semoga suka dengan ceritanya ya 😊 terima kasih sudah membaca 😄

Sampai bertemu di part berikutnya 🙌

Story About Mantan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang