Perempuan mana yang tidak tergila-gila dengan laki-laki yang mampu membuatnya tersenyum karna bahagia.
Sama seperti Clau yang saat ini sedang menatapku dengan sangat tenang sambil tersenyum dan saat itu juga aku yakin dia akan menerimaku.
Simpan saja senyummu itu untuk kenyataan yang harus kamu hadapi kedepannya nanti Clau. Batinku dalam hati.
Setelah aku bernyanyi dia mengatakan bahwa dia menerimaku menjadi pacarnya. Aku langsung memeluknya dan mengatakan bahwa aku sangat mencintainya, begitu juga dengan dia.
Aku bisa merasakan detak jantungnya yang tidak beraturan, dan terima kasih Clau, karena kamu sudah menyelamatkanku.
Setelah memeluknya aku kembali ke kelas dan memberikan bola basket yang sejak tadi dia minta.
Aku yakin teman-temannya pasti memuji dirinya dan mengucapkan selamat kepadanya karna sudah memiliki pacar.
"Mantap boy, keren juga kau ya, belajar darimana?" Ternyata sejak tadi, Roger memperhatikanku, padahal aku sudah menyuruhnya untuk tidak mengikutiku.
Wajar saja sih, mungkin dia ingin memastikan saja, dan dia takut jika aku berbohong dan akan merugikan dirinya.
"Aku liat tutorial di youtube lah, biar langsung diterima dan gak salah langkah, haha." Aku dan Roger kembali ke kelas dengan tawa yang penuh dengan kebahagiaan.
Karena ini hari pertamaku pacaran dengan Clau, aku ingin membuatnya bahagia untuk satu hari ini saja.
👦 : nanti pulang bareng ya dek.
Aku sengaja memanggilnya dengan sebutan adek, agar dia tahu siapa dirinya yang sebenarnya.
Tidak berapa lama dia langsung membalas pesanku dan menyetujui ajakanku.
Setelah pulang sekolah, aku melihat Clau sudah menunggu di depan gerbang sekolah, dan langsung saja aku mengambil motor untuk mengajaknya jalan-jalan.
"Mau kemana kita hari ini dek?" Ajakku ketika sampai di depan gerbang
"Kemana aja, yang penting happy." Clau menjawab dengan senyum yang terlukis jelas di bibirnya.
"Ya udah ayok naik, kita jalan-jalan." Aku pun mengajaknya untuk berkeliling kota.
Disepanjang perjalanan aku melihat wajah Clau dari kaca spion, dan sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
"Dek, kenapa diam aja?" Aku pun membuka pembicaraan agar dia mau memberitahukan apa yang dia pikirkan sejak tadi.
"Gak apa-apa kok, santai aja." Sudah sangat jelas dari jawabannya bahwa sedang terjadi apa-apa.
Memang cewek ribet ya, jawabnya gak kenapa-kenapa, tetapi wajahnya cemberut dan menunjukkan kekesalan.
"Cerita dong, kayak lagi sama siapa aja. Kita kan sekarang udah pacaran, masa gak mau saling berbagi cerita. Masalahmu adalah masalahku dek, begitu juga sebaliknya." Aku membujuknya seperti sedang membujuk anak kecil.
"Hmm." Dia menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya.
"Sebenarnya aku lagi mikir, kenapa kamu harus aku dengan sebutan adek? Kenapa gak sayang gitu kayak orang pacaran pada umumnya." Sudah kutebak apa yang akan dikatakannya, dan aku pun sudah mempersiapkan jawaban untuknya.
"Karna memang harusnya seperti itu." Aku pun mencoba jujur padanya.
"Maksudnya?" Dia pun memasang wajah kebingungan dengan jawabanku.
Semoga suka dengan ceritanya ya 😊 terima kasih sudah membaca 😄
Sampai bertemu di part berikutnya 🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Mantan (Selesai)
RomanceKamu tak menyakiti, aku pun tak melukai. Kita dipaksa menyerah oleh keadaan. Dimana tak ada lagi jalan untuk saling membahagiakan, dan aku lelah untuk terus berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja. Kita membangun komitmen diawal hubungan, dan be...