Thamus Hendra Pratama
Perempuan memang susah ditebak, terkadang ucapannya memiliki arti yang berbeda dengan kenyataan.
Salah satu alasanku tidak memiliki pacar sampai saat ini adalah karna aku tidak suka memikirkan hal yang tentunya akan membuatku pusing nantinya.
Itu juga berlaku untuk perempuan yang bernama Hanabi Claudie Wijaya.
Awalnya dia cuek dan tidak peduli dengan ucapanku, bahkan untuk menyentuh tanganku pun dia tidak mau, malah pergi tanpa meninggalkan kesan yang baik.
Setelah dia pergi, ternyata dia mendengar kata-kataku, dan aku sama sekali tidak mengerti apa maksud dari kata-katanya saat dia kembali menghampiriku, Roger dan Johnson.
"Jomblo tapi punya pacar." Seperti itulah kira-kira maksud dari ucapan Clau, kemudian dia benar-benar pergi menuju kelas.
Kata-kata itu terus terngiang di telinga dan menjalar ke kepalaku.
Emang kapan aku pacaran? Trus perempuan mana yang dia maksud? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul dengan begitu saja di kepalaku.
"John, aku gak mau tau, pokoknya kau harus cari tau siapa perempuan yang dimaksud sama Clau, aku gak mau ada gosip aneh tentang diriku." Aku meminta bantuan Johnson untuk menyelesaikan salah paham yang berhasil membuatku bingung.
Andai saja perempuan lain yang mengatakan itu mungkin aku tidak sesibuk ini, tapi karna Clau, perempuan yang aku suka sudah mengatakan hal itu, maka itu akan menjadi masalah buatku.
"Oke bang. Santai aja. Mendingan kita balik ke kelas aja, soalnya jam pelajaran udah mau mulai."
Aku percaya kalau Johnson bisa menyelesaikan ini, meskipun dia masih adik kelasku, tetapi dia sudah cukup bisa diandalkan dalam hal apapun.
Aku harus bisa menenangkan hati dan pikiranku karna nanti akan diadakan ibadah di aula setelah pulang sekolah.
Setelah bel berbunyi, aku langsung mengambil posisi duduk di tengah agar tidak terlalu dekat ke depan, dan tidak terlalu jauh di belakang.
Aku menunduk sejenak untuk memikirkan sedikit apa maksud dari kata-kata Clau. Jujur saja, sekuat apapun aku berhenti untuk memikirkannya, tetapi kata itu terus terngiang dan setelah aku kembali menatap ke depan, aku melihat bahwa ternyata MC untuk ibadah saat ini adalah Clau beserta satu teman perempuannya.
Aku sangat senang, dan akhirnya posisi duduk yang tadinya berada di tengah sekarang berubah menjadi posisi paling depan. Jarang ada anak laki-laki yang mau mengambil posisi di depan saat ibadah, kalau pun ada pasti cuma beberapa orang saja.
Kebiasaan laki-laki adalah duduk di posisi paling belakang agar tidak ketahuan saat tidur dan bermain hp.
Ketika aku melihat ke arah Clau, bukan senyuman yang aku dapat, melainkan tatapan sinis dari matanya, justru teman di sebelahnya yang memberikan senyuman itu kepadaku.
Hai 🙌 semoga senang ya dengan ceritanya 😆 Terima kasih sudah membaca 😊
Sampai ketemu di part berikutnya 😍😘
![](https://img.wattpad.com/cover/165376562-288-k315530.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Mantan (Selesai)
RomanceKamu tak menyakiti, aku pun tak melukai. Kita dipaksa menyerah oleh keadaan. Dimana tak ada lagi jalan untuk saling membahagiakan, dan aku lelah untuk terus berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja. Kita membangun komitmen diawal hubungan, dan be...