#29

10 3 0
                                    

Aku sadar bahwa ucapanku pasti akan membuatnya sedikit terluka, tetapi setidaknya aku tidak memberikan kata-kata manis yang suatu saat nanti akan membuatnya terluka seperti diriku yang dulu.

"Oke baiklah, setidaknya kita bisa menjadi teman kan?"

"Iya, aku mau kita temenan."

Sejak saat itu, kami cukup sering bertemu, bahkan dia sering mengajakku bertemu dengan teman-temannya.

Dia juga sering bertemu dengan teman-teman di kampusku, dan pernah sekali dia ikut menemaniku ke rumah temanku.

"Han, kalian pacaran ya?" Tanya salah satu teman yang cukup dekat denganku.

"Haha, ya bukanlah."

"Terus, kenapa dia mau kamu ajak kemanapun? Kalau memang dia gak ada rasa harusnya dia punya banyak alasan dong buat menolak permintaanmu."

"Dia memang mengaku kalau dia masih sayang samaku, tapi aku memang udah gak punya rasa apa-apa lagi sama dia."

Disaat kami ngobrol, ternyata Harley di luar sedang teleponan dengan seseorang dan aku yakin bahwa orang itu adalah pacarnya.

Meskipun Harley mengatakan bahwa dia masih sayang samaku, tetapi aku yakin itu hanya rasa sayang sesaat yang dia berikan untukku.

Untuk memastikannya, aku keluar dari rumah temanku dan menemuinya.

"Pacarmu itu kan?" Aku menepuk pundaknya dan dia sangat kaget dengan kehadiranku.

Dia langsung mematikan teleponnya dan berusaha untuk menjawab pertanyaanku.

"Bu-bukan. Itu cuma temanku kok." Kegugupannya terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Kalau memang itu pacarmu juga gak apa-apa kok, aku gak akan cemburu."

"Iya, dia pacarku. Maaf ya kalau aku udah bohong."

"Ya udah, ayok masuk ke dalam, gak enak diliat sama yang lain kalau kamu diluar."

Aku pun mengajaknya masuk dan tidak ingin memperpanjang pembicaraan yang jelas-jelas tidak menguntungkan.

Setelah pulang dari rumah temanku, Harley mengantarkanku sampai ke rumah dengan selamat.

"Makasih ya, hati-hati di jalan."

"Iya, sama-sama."

Aku masuk ke dalam rumah, langsung mandi karena sudah gerah dan ingin segera tidur karena sudah kelelahan.

Setelah selesai mandi, aku membuka hp dulu siapa tahu ada pemberitahuan dadakan dari kampus.

Sama sekali tidak ada pemberitahuan, hanya sebuah kalimat dari Harley, dan isi kalimat itu adalah "Jangan hubungi dan temui aku lagi."

Sepertinya yang menghubungi duluan itu dia, kenapa seolah aku yang mendekatinya.

Tanpa berpikir panjang, aku langsung menghapus pesannya dan nomornya dari kontak di hpku.

Aku bersyukur karena ketika aku sering kali bertemu dengannya, Tuhan tidak mengubah hatiku untuk menyayangi apalagi mencintainya.

Aku yakin ini memang sudah jalannya, karena orang baik akan mendapatkan jodoh yang baik juga, dan jodohku bukan dia.

Setelah menghapus kontaknya, aku meletakkan hp di kasur dan segera tidur.

Keesokan paginya aku kembali menjalani aktivitas biasa seperti sebelum Harley datang menemuiku.

Terima kasih buat teman-teman yang sampai saat ini sudah membaca ceritaku 😊

Ini memang kisah nyataku yang memiliki banyak mantan, hanya nama mereka saja yang kuganti. 😂

Semoga bisa menjadi pelajaran juga buat yang lainnya untuk menjalani hubungan dengan siapapun ☺

Terima kasih sekali lagi, sampai bertemu di cerita yang berikutnya 😍😍

Bye bye 🙌🙌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story About Mantan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang