Thamus Hendra Pratama
Penantianku selama ini berujung pada kebahagiaan. Bagaimana aku tidak bahagia, sementara saat ini aku bisa memiliki perempuan yang selama ini aku inginkan.
Segala persiapan berjalan dengan lancar, mulai dari persiapan membeli bunga, menentukan saat yang tepat dan menguatkan mental kalau seandainya perasaanku tidak diterima oleh Clau.
Untuk memikirkan itu, aku jadi tidak bisa tidur sampai pagi pun akhirnya datang menyuruhku untuk tetap semangat apapun yang akan terjadi.
Sengaja pagi-pagi sekali aku berangkat karna ingin membeli sesuatu untuk Clau disaat nanti aku menyatakan perasaan padanya.
Aku bingung harus memberikan apa, karena belum pernah aku menembak perempuan secara langsung. Kalau ini terjadi, sudah pasti akan menjadi yang pertama, dan semoga menjadi yang terakhir. Amin.
Akhirnya aku melihat youtube sebentar dan mencari tutorial menembak perempuan dengan romantis.
Setelah menemukan beberapa pilihan, akhirnya aku pun melancarkan aksiku dengan membeli bunga dan cokelat.
Harganya memang tidak seberapa apabila dibandingkan dengan kondisi keuanganku, tetapi yang menjadi taruhan adalah harga diriku. Seandainya aku tidak diterima, aku harus siap untuk menanggung malu.
Setelah aku membeli bunga dan cokelat, aku langsung berangkat ke sekolah. Jantungku berdebar sangat kencang, dan seluruh tubuhku kaku seperti berada di dalam lemari es.
"Jadi kau nembak dia hari ini boy?" Roger menepuk pundakku dan membuatku kaget.
"Jadi boy. Doakan aku ya semoga sukses." Aku pun memegang kedua tangan Roger dan membagi rasa dingin yang ada ditubuhku padanya.
"Santai lah boy, jangan tangan aku juga yang kau pegang, jijik liatnya." Roger memukul tanganku dan merangkulku untuk masuk ke dalam kelas sebelum gurunya datang.
Pelajaran pertama pun berjalan dengan lancar, dan aku ingat bahwa hari ini Clau ada pelajaran olahraga. Langsung saja aku keluar kelas untuk melihat kelas Clau dari kejauhan, dan mereka sedang bermain bola basket.
"Semangat boy, kau pasti bisa, demi..." Aku langsung menutup mulut Roger sebelum yang lainnya mendengar kelanjutan dari ucapannya yang pastinya akan menggagalkan rencanaku.
"Udah, kau tunggu disini, jangan ikutan nanti gagal."
Aku pun langsung berjalan mendekati mereka. Saat aku mendekat, ternyata bola basket mereka mengenaiku, dan ya, Clau yang mengambil bola basketnya.
Saat dia ingin mengambil bola, aku pun memberikan bunga dan cokelat yang sudah kupersiapkan dari tadi.
"Bolanya aku ganti dengan ini bisa gak?" Aku menukarkan bola basket dengan cokelat dan bunga.
Tanpa berlama-lama aku langsung menyatakan perasaan padanya.
"Kamu mau gak jadi pacar aku?"
Clau memikirkan sejenak ucapanku dan akhirnya dia memberikan syarat yaitu aku harus menyanyikan sebuah lagu untuknya.
Menurutku itu permintaan yang cukup mudah, dan pastinya langsung ku nyanyikan.
Lagu yang kuberikan untuknya adalah lagu dari Ungu judulnya Selamanya. Aku menyanyi sambil memegang kedua tangannya dan menatap matanya.
Bukan tatapan penuh harapan, tetap tatapan yang akan membawanya ke dalam permainanku.
Semoga suka dengan ceritanya ya 😊 terima kasih sudah membaca 😄
Sampai bertemu di part berikutnya 🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Mantan (Selesai)
RomansaKamu tak menyakiti, aku pun tak melukai. Kita dipaksa menyerah oleh keadaan. Dimana tak ada lagi jalan untuk saling membahagiakan, dan aku lelah untuk terus berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja. Kita membangun komitmen diawal hubungan, dan be...