Mulai dari awal ibadah sampai selesai ibadah, tatapannya tidak sedikitpun berpaling dariku.
Jujur saja aku sangat risih jika ditatap dengan cara yang aneh dari orang yang tentunya aneh pula.
Berbeda dariku yang merasa tidak nyaman dan bahkan tidak suka, Lesley justru sangat bersemangat ketika laki-laki yang katanya pacar itu berada di barisan paling depan.
"Clau, liat deh, dia ganteng banget kan?" Lesley dengan penuh semangat mencubit lenganku karna gemas dengan wajah tampannya Thamus.
Ini anak apaan sih, gatal banget kayak ada banyak jamur yang nempel di tubuhnya.
"Hemmm." Balasku dengan malas, dan sangat sangat malas.
"Pasti dia duduk paling depan karna mau ngeliat aku kan? Yakan? Yakan Clau?"
"Hemm." Balasku datar, bahkan lebih datar dari triplek.
"Udah ya, aku mau pulang." Percuma saja aku pamit pada orang yang jelas-jelas fokus ngeliatin pacarnya di chat.
Ketika aku sampai di parkiran, aku melihat Roger dan Johnson yang menghisap rokok setelah kebaktian selesai.
Aku paling tidak suka berada di antara orang-orang yang suka merokok, tapi bukan berarti aku membenci mereka, karna mereka juga sama seperti manusia yang lainnya.
Aku tidak terlalu suka dengan manusia-manusia di bumi yang lebay pakai penutup mulut dan hidung yang sering dinamakan dengan masker.
Apalagi ketika mereka melihat asap rokok, mereka langsung memasang gaya seakan mengibaskan tangan di depan hidung agar asapnya tidak mengenai wajah mereka.
Setelah aku pikir-pikir, kalau Roger dan Johnson perokok, kemungkinan...
Ah sudahlah, aku tidak mau menghayalkan segala sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
"Duluan ya boy." Aku menyapa mereka dengan membuka kaca mobilku yang dikendarai oleh supirku.
Aku melihat jelas bahwa mereka terkejut ketika aku mengetahui kelakulan mereka.
"Tenang aja, aman kok. Aku gak akan ngejauh. Sampai ketemu besok." Aku sedikit menenangkan mereka agar pikiran mereka tidak semakin menjadi.
Kebanyakan laki-laki merokok itu karna mereka punya masalah yang cukup berat dan tidak bisa mereka selesaikan lagi.
Setelah menyapa mereka, aku langsung meminta kepada supir untuk melajukan mobil meninggalkan mereka yang masih asik dengan rokok masing-masing.
Ketika mobil mulai jalan, aku tidak sengaja melihat Thamus dan Lesley berbicara sepertinya mereka sedang berdebat.
Aku ingin tau apa masalah mereka, langsung ku minta pak supir untuk memberhentikan laju mobil.
Kelihatan dari raut wajah Thamus yang seperti marah dan kesal. Aku tidak tau apa penyebabnya yang pasti Lesley pulang dengan wajah yang sudah bermandikan airmata.
Sebagai perempuan, aku sangat tidak suka kalau ada laki-laki yang membuat perempuan menangis.
Aku memang tidak pernah merasakan menangis karena seorang laki-laki, tapi aku tau itu pasti rasanya sangat sakit sekali.
Setelah mereka berpisah, aku pun kembali meminta pak supir untuk segera pergi dari tempat itu.
Dasar laki-laki, hobinya buat perempuan menangis.
Hai 🙌 semoga senang ya dengan ceritanya 😆 Terima kasih sudah membaca 😊
Sampai ketemu di part berikutnya 😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Mantan (Selesai)
RomansaKamu tak menyakiti, aku pun tak melukai. Kita dipaksa menyerah oleh keadaan. Dimana tak ada lagi jalan untuk saling membahagiakan, dan aku lelah untuk terus berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja. Kita membangun komitmen diawal hubungan, dan be...