#05

18 7 0
                                    

Hanabi Claudie Wijaya

Bukan pertama kalinya tanganku disentuh oleh seorang laki-laki, tetapi tidak tau kenapa ketika disentuh olehnya aku menemukan rasa yang berbeda.

Sebelum aku melanjutkan perasaan yang berbeda itu, langsung ku tepis dengan ingatan bahwa dia adalah pacarnya teman sekelasku, dan aku tidak ingin menjadi PHO (Perusak Hubungan Orang).

Ku akui memang wajahnya cukup tampan dikalangan abang kelas, tetapi tetap saja dia sudah menjadi milik orang lain.

Aku merasa sedikit bersalah karna harus pergi buru-buru ketika tanganku disentuh olehnya.

Tadi pipiku merah gak ya? Trus wajahku tadi gimana ya? Trus dia gak kenapa-kenapa kan pas aku tinggal? Banyak daftar pertanyaan yang ada dikepalaku saat ini sehingga tidak konsentrasi saat pelajaran dimulai.

Segera ku tepis semua pikiranku tentang dia, dan mencoba untuk konsentrasi dalam belajar.

Setelah pelajaran selesai, aku menyusun semua buku untuk ku masukkan ke dalam tas agar tidak tercecer, kemudian aku menuju kantin untuk membeli makanan.

Dari tadi memang cacing diperutku sudah bernyanyi, mulai dari vokal solo sampai vokal grup.

Berhubung mataku sedikit gatal, jadi aku melihat sekeliling agar tidak bertemu dengan pria itu lagi.

Apasih, mana mungkin ketemu dia lagi, lagian kantin di sekolah ini gak cuma satu, pasti dia ada di kantin yang lain. Beginilah keseharianku yang selalu berdebat dengan batinku sendiri.

Menunggu adalah hal yang paling membosankan, dan sekarang aku sedang bosan menunggu pesananku datang.

Aku mengambil tempat duduk di sudut kantin agar tidak terlihat oleh orang banyak, dan tempat duduk itu sudah menjadi tempat langgananku.

Tidak lama kemudian, pesananku pun akhirnya datang, yaitu nasi goreng spesial kesukaanku, sama seperti aku ingin menjadi seorang yang spesial di kehidupan orang lain.

Aku menyantap makananku dengan perlahan tapi pasti masuk ke dalam perut.

Saat aku sedang menyantap makanan, tiba-tiba Johnson datang menemuiku dengan membawa mie goreng.

"Sendirian aja Clau, boleh aku duduk disini?" Johnson memang selalu melakukan segalanya sesuka jidatnya saja.

"Hmm." Aku hanya mengangguk karna masih ada nasi goreng di dalam mulutku, dan kalau aku membuka mulut pasti akan berantakan nanti.

Tidak lama setelah Johnson datang, aku melihat bahwa pria yang kutemui di perpustakaan tadi sedang memesan makanan juga dan lebih parahnya dia melihat ke arahku.

Aduh mampus, dia ngeliat kesini pulak, semoga saja dia tidak duduk disini. Amin. Aku berdoa dalam hati supaya keinginanku dapat terkabul.

Johnson yang melihatku gelisah langsung melirik ke arah darimana asal kegelisahanku ini, dan ternyata Johnson memanggilnya untuk makan bersama dengan kami.

Aku memang tidak peduli dengan sekelilingku tetapi ini tidak seperti diriku yang selalu tampil sok cuek di depan semua orang.

Hai 🙌 semoga senang ya dengan ceritanya 😆 Terima kasih sudah membaca 😊

Sampai ketemu di part berikutnya 😍😘

Story About Mantan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang