Thamus Hendra Pratama
Saat sampai di kantin, kami pun memesan makanan yang tentunya akan membuat cacing di perut ini senang.
Ketika sudah selesai memesan, kami mencari tempat duduk agar bisa menyantap makanan dengan tenang dan damai.
Oh my God, ini gak mimpi kan? Aku mencubit pipiku yang tidak cabi untuk memastikan bahwa saat ini aku tidak bermimpi karna melihat sosok perempuan idamanku.
"Boy, coba kau cubit dulu pipiku." Aku menyuruh Roger untuk mencubit pipiku sekali lagi karna cubitanku tidak begitu terasa tadi.
"Gak lah, mana mau aku, nanti dikira homo sama yang lain." Roger pun seakan jijik melihatku meminta hal yang akan mempermalukan dirinya.
Plak..
"Aduh." Roger meringis kesakitan karna kepalanya terkenal pukulanku.
"Oh berarti aku gak mimpi. Makasih ya." Aku sengaja untuk lebih memastikan lagi.
Kali ini bukan cacingku saja yang merasa senang, hati dan teman-temannya juga akan merasakan kesenangan yang sama.
Aku melihat bahwa Clau tidak duduk sendirian, dia bersama Johnson.
"Semoga dia memanggilku dan mengajakku duduk bersama mereka." Bisikku dalam hati, agar Johnson mendengarkan bisikan hati ini.
"Eh bang, sini." Akhirnya Johnson melambaikan tangannya yang memberi tanda bahwa kami diajak duduk bersama.
Jujur saja hatiku bercampur aduk sekarang antara senang, gembira, bahagia, dan kawan-kawannya.
Apaan sih, sepertinya sama saja semuanya, gak nyambung banget.
Oke, aku pun menghampiri Johnson dengan langkah yang dibarengi dengan doa agar ini menjadi awal aku mengenalnya lebih dekat.
"Eh boy, berdua aja kalian? Boleh lah gabung ya. Boleh kan dek?" Aku menyapa Johnson sambil melihat wajah Clau dan meminta izin untuk duduk bersama dengan mereka.
"Hem." Clau hanya menjawab sangat singkat, padat dan tepat yang memiliki makna tersendiri.
Kami pun duduk bergabung dengan mereka, dan tidak lama setelah itu, pesanan kami pun datang.
Keheningan menghampiri meja kami setelah selesai makan, meskipun suasana dikantin sangat berisik, tetapi tetap terasa sunyi bagi kami.
Clau asik dengan hpnya, aku sibuk menetralkan jantungku agar kondisinya tetap stabil, sementara Roger dan Johnson melihat gerak gerik kami berdua.
"Clau, ini dia abang yang mau aku kenalin samamu kemarin." Johnson akhirnya membuka pembicaraan yang hanya dijawab singkat oleh Clau.
"Ya." Tidak ada ekspresi apapun saat memberikan jawab itu.
"Hai. Nama abang Thamus Hendra Pratama. Salam kenal." Aku memberikan tanganku agar bisa langsung bersalaman dengannya.
"Udah tau. Dah ya, aku duluan ke kelas. Bye." Bukannya membalas jabatan tanganku, dia langsung beranjak dari tempat duduknya untuk pergi ke kelas.
"Cuek banget sih, emang salah ya jomblo seperti aku ini mengenal perempuan?" Aku memasang wajah kesal dan sedih karna sama sekali tidak direspon oleh Clau.
"Zaman sekarang laki-laki mah gitu, berasa jomblo padahal udah punya pacar." Tiba-tiba saja Clau kembali dan mengatakan hal yang sama sekali tidak aku mengerti.
Hai 🙌 semoga senang ya dengan ceritanya 😆 Terima kasih sudah membaca 😊
Sampai ketemu di part berikutnya 😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Mantan (Selesai)
RomanceKamu tak menyakiti, aku pun tak melukai. Kita dipaksa menyerah oleh keadaan. Dimana tak ada lagi jalan untuk saling membahagiakan, dan aku lelah untuk terus berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja. Kita membangun komitmen diawal hubungan, dan be...