0.2 new life for Yeri✨

2.5K 322 2
                                    

┊┊┊┊       
┊┊┊✧
┊┊✦
┊✧ 
✦   .  
   . 
·

"Yeri?" Yeri langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

"Eum, kak Lisa ya?" tanyanya. Lisa langsung menggangguk antusias. Senyum ramah terukir di wajahnya.

"Aku mau nanya-nanya boleh?" tanya Lisa. Yeri menelan salivanya dengan berat. Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi jika dia iyakan, namun dia tidak dapat menolak.

Gadis di depannya ini bertanya dengan sangat ramah dan faktanya dia memang sangat baik. Akhirnya Yerim mengangguk.

"Sekalian ke kantin ya?" Sebelum Yeri mengangguk, Lisa sudah menggandeng lengan adik tingkatnya itu ke kantin.

Sesampainya disana, saat mereka duduk banyak yang memperhatikan mereka. Ya, bukan berpikiran negatif tentang mereka. Hanya saja hal itu jarang terlihat karena biasanya Yeri sendirian.

"Kamu belum punya teman ya? Apa karena masih adaptasi? Aku selalu lihat kamu sendirian, Yer." tanya Lisa.


Yeri mengangguk sembari tertawa renyah. "Iya kak. Kayanya aku terlalu kampungan gak cocok disini. Hahaha."

"Eh, gak boleh ngomong gitu. By the way, kenal Jung Jaehyun gak?" tanya Lisa lagi. Yeri sedikit memutar otaknya untuk mengingat-ingat nama tersebut. Lalu dia menggelengkan kepalanya.

"Gak kenal ya? Aku pikir kamu kenal. Soalnya dia kepo banget tentang kamu."

Yeri masih kebingungan. Kenapa pria itu harus penasaran tentang dia? Sekali lagi, dia melihat langit-langit kantin dan berpikir. "Ah, Jung Jaehyun?"

"Kemarin kartu mahasiswaku jatuh di perpustakaan kak. Dia yang kembalikan." jawab Yeri setelah mengingatnya. Lisa tersenyum.

"Pantesan aja. Aku pikir pernah kenal sebelumnya di sekolah menengah. Tapi ya kalo dia deketin kamu jangan mau ya? Pacarnya galak."

"Apa wajahku ini kaya wajah perebut pacar orang ya, kak?" tanya Yeri terlihat serius. Lisa mengigit bibirnya merasa bersalah karena dia bisa saja salah bicara.

"Hahahaha bercanda kak. Jangan langsung tegang gitu. Lagian aku gak ada niatan untuk cinta-cintaan kak." sambung Yeri. Dia melirik jam di pergelangan tangannya.

"Aku duluan ya kak? Ada kelas nih. Sampai jumpa lagi." Bersamaan dengan senyumnya, dia meninggalkan kantin.

❑ ❒ ❏ ❐ ❑

"Lee Mark, Kim Yeri, Kang Mina, dan Wong Lucas kelompok 6. Ada yang masih tidak mempunyai kelompok? Sepertinya tidak. Kerjakan laporan tugasnya bagus-bagus. Dikumpul minggu depan."

Setelah asisten dosen itu keluar dari ruangan, semua orang bergerak untuk menyusun barang-barangnya dan keluar dari kelas itu juga.

"Kim Yeri ya?" tanya Mina sambil tersenyum. "Kita satu kelompok nih. Boleh minta id kakaotalk lo gak?" sambungnya. Yeri ikut tersenyum dan langsung mengetikkan idnya di ponsel Mina. Tentu saja, dia tidak punya alasan untuk menolak. Setidaknya itu untuk simbiosis mutualisme alias saling menguntungkan.

"Oiya, gue Mina. Ini Mark. Yang itu Lucas. Kalo tugasnya kita bicarain sekarang ga masalah kan?" Yeri mengangguk antusias. Dulu setiap ada tugas kelompok hanya dia yang mengerjakan sedangkan teman-teman satu kelompoknya tinggal menunggu hasil. Syukurnya orang-orang di sekitarnya itu baik.

Disinilah mereka berakhir, di sebuah kafe tidak jauh dari kampus mereka berada. Yeri masih diam karena dia belum begitu dekat dengan teman sekelompoknya itu.

"Menurut gue sih, kita ngerjainnya gini aja. Pendapat kalian gimana?" tanya Mark sembari menunjukkan sesuatu di notebooknya. Lucas hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Gimana bagusnya aja. Gue langsung setuju." jawab Lucas. Yeri memperhatikan notebook Mark dengan serius. "Eum.. bagus sih. Yeri ada tambahan?" tanya Mina. Yeri menggaruk tengkuknya.

"Bagus kok, tapi apa kita gak terlalu biasa kalau buat gini? Nanti kelompok lain juga pasti dapat ide gini. Gimana kalau kita ganti sedikit di bagian ini terus kita kembangkan biar kelihatan berbeda. Mungkin kita dapat nilai plus untuk itu." ucap Yerim sambil menunjuk-nunjuk notebook Mark.

Lucas tiba-tiba bertepuk tangan. "Bravo! Gue gak bakal pernah bisa mikir sampe kesana, " ucapnya. Mina tersenyum dan mengangguk. Begitu juga dengan Mark.

"Ide lo bagus. Yaudah kita buat gitu aja ya?" tanya Mark. Mereka semua mengangguk.

"Gak mau dikerjain sekarang kan? Gue mau ke kafe internet," kata Lucas sambil tertawa. "Gue ikut dong sekali-kali. Kalian gimana, mau pulang?" tanya Mark.

"Yaudah sana kalian ke kafe internet. Lo sibuk gak, Yer? Temenin gue belanja yuk?" tanya Mina.

"Nanti aja pulangnya, "Yeri menggelengkan kepalanya. "Yuk belanja? " ajak Yeri pada Mina.

Mereka keluar dari kafe tersebut dan menaiki bus untuk pergi ke tujuan mereka. Di perjalanan, mereka tidak berhenti cerita satu sama lain sehingga tidak ada keheningan. Sesekali mereka tertawa karena cerita yang lucu.

"Yer, lo kalo ada apa-apa cerita ke gue ya? Gue gak pernah liat orang semandiri lo. Beneran deh." kata Mina setelah mendengar Yeri tinggal sendirian disini. Yeri tertawa.

Mina belanja banyak hal mulai dari pakaian, aksesoris, make up dan yang lainnya. Dia terus menanyakan pendapat Yeri soal barang-barang yang akan dibelinya.

"Ini bagus gak?" tanya Mina sambil menunjukkan sepasang sepatu dikakinya. Yeri mengangguk dan mengacungkan jempolnya.

"Bagus banget. Cocok sama dress lo yang tadi." jawab Yeri.

Setelah cukup lelah berkeliling, mereka singgah di dessert house. Yeri terkejut menghitung berapa banyak belanjaan Mina. "Gue boleh nanya gak? Lo belanja sebanyak ini buat apa?" tanya Yeri penasaran.

"Buat ngedate sama pacar gue. " jawab Mina. Dia tertawa dan mengangguk-anggukkan kepalanya. Akhirnya Yerim mengerti. Mina berada di level yang berbeda dengannya, tapi masih mau berteman dengannya.

❑ ❒ ❏ ❐ ❑

Jaehyun mengetuk-ketuk meja di hadapannya dengan pensil yang ada di tangannya. Matanya tetap menatap Jungkook yang sibuk dengan game di ponselnya.

"Ada apa sih? Lo liatin gue gitu mulu. Risih goblok. Nanti lo naksir ke gue lagi idih. Gue masih normal ya. Gue masih suka sama Lisa," celoteh Jungkook. Jaehyun tertawa mendengarnya.

"Amit-amit ya engga lah anjir. Ngapain juga gue suka sama lo. Gue cuma mikir. Lo pasti ada apa apanya kan sama mahasiswi pindahan itu?"

Jungkook mengalihkan pandangannya dan menghentikan aktivitasnya. "Melihat reaksi lo. Wah, berarti benar dong dugaan gue, " sambung Jaehyun.

"Lo mending jangan macam-macam sama dia deh. " Jungkook menenggak habis minumannya. Matanya menatap Jaehyun dengan tajam.

"Memangnya kenapa? Dia cantik, gue dengar juga dia pintar. Ya walaupun dia cuek pas pertama kali ketemu sama gue. Itu bukan jadi masalah bagi gue. Apa lo takut Lisa tau hubungan lo sama dia?" tanya Jaehyun. Jungkook menggelengkan kepalanya berusaha untuk tenang.

"Bukan. Gue ga punya hubungan apa-apa sama dia. Gue takut aja Jiho ngamuk kaya kejadian sebelumnya pas adik tingkat godain lo. Lo kan tau pacar lo galak, tapi masih aja lo mainin di belakang. Kalo ga sayang lagi putusin bangsat. Kasian dia."

"Sttt.. Shut your mouth up, Jeon. Its none of your bussiness. Biarin gue nikmatin hidup gue. Gue duluan." Jaehyun langsung meninggalkan basecamp teman-temannya itu.

Jungkook mengusap wajahnya dengan gusar. Benar, bukan kemarahan Lisa yang mengetahui hubungannya dulu yang dia takutkan.

Dia takut Jiho mengamuk lagi dan melukai seseorang dengan melibatkan Lisa di dalamnya. Seseorang dari masa lalunya. Kim Yeri.

×○×○×○×

DON'T [전정국 × 김예리]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang