┊┊┊┊
┊┊┊✧
┊┊✦
┊✧
✦ .
.
·[December 2016]
Yeri tertawa setelah mengambil gambar Jungkook yang mempunyai krim di wajah dengan ponselnya. Itu semua ulah Yeri yang terus-terusan mencolek krim putih dari cake yang baru saja mereka buat.
Jungkook hanya membiarkan gadisnya melakukan apapun padanya. "Astaga kak. Wajah kamu itu hahahaha."
Dia tersenyum melihat Yeri tertawa melupakan kesedihannya. Padahal baru saja dia menangis karena sang ibu.
Ibu Yeri yang berjanji untuk menghabiskan malam natal dengan anaknya itu membatalkan janjinya karena harus berkumpul dengan keluarganya yang baru.
Ayahnya pun begitu. Ayah Yeri sudah mengajaknya untuk pergi bersama keluarga barunya, tapi dia menolak karena janji yang ingin dia tepati dengan ibunya.
Berakhirlah Jungkook yang menghabiskan waktunya berdua di rumah Yeri.
"Sudah dong, sayang. Nanti aku jadi jelek kamu gak suka lagi, " ucap Jungkook. Yeri dengan cepat memeluk tubuh Jungkook dengan erat. "Jelek pun aku suka. Lebih baik jelek biar gak banyak yang naksir kamu. Cukup aku aja."
"Aku tahu ini random kak. Tapi kamu gak bosen sama aku selama 2 tahun ini? Gimana kalo nanti kamu tiba-tiba pergi karena bosen?" tanya Yeri. Jungkook mempererat pelukannya pada gadisnya itu.
"Gak akan. Jangan pernah mikir gitu."
[February 2017]
"L-lo serius?" tanya Yeri. Seluruh tubuhnya bergetar seakan akan kehilangan keseimbangan. Hampir saja dia terjatuh jika Yoojung tidak menahan tubuhnya.
"Gue tau ini berat, Yer. Tapi menurut gue lebih baik lo akhirin hubungan lo sama kak Jungkook sebelum lo tersakiti lebih dari ini, " kata Yoojung. Yeri menutup matanya karena merasakan kepalanya sangat sakit.
Yang benar saja, Yoojung datang dengan tergesa-gesa ke ruangan kelas Yeri dan memberikan kabar buruk. Kabar buruk bagi Yeri karena itulah mimpi buruknya. Hal yang tidak pernah dia inginkan untuk terjadi.
Kabar bahwa Jungkook selingkuh.
❑ ❒ ❏ ❐ ❑
"Tapi lo gak ada niat nyari pacar, Yer? Gue denger banyak yang suka sama lo sejak lo pindah kesini. Ya kan?" tanya Mina pada Mark untuk memastikan. Mark menganggukkan kepalanya.
Yeri pura-pura menyibukkan dirinya dengan mengunyah makanan di mulutnya, tapi tetap saja dia tidak dapat menghindari kedua pasang mata temannya yang menatapnya mengatakan 'Ayo kasih tau. Gue penasaran' dari sorot matanya. Dia menggelengkan kepalanya pelan sambil terus memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Loh tapi kenapa?" tanya Mark. Yeri memutar bola matanya malas untuk meladeni pasangan yang penasaran ini. "Gue gak percaya cinta." jawabnya singkat.
"APA!?" sontak seisi kantin menoleh ke arah mereka setelah Mark dan Mina teriak bersamaan. Lucas yang baru mengambil makananya buru-buru mengambil tempat duduk di meja mereka,"Apa sih? Ada gosip apa?" tanya Lucas.
"Yeri. Katanya dia gak percaya cinta." Lucas memang tidak bersuara, namun dia langsung menoleh ke arah Yeri dengan tatapan tidak percaya seakan mengatakan 'Ah yang bener lo?'. Yeri menepuk jidatnya melihat kelakukan teman-temannya yang berlebihan.
"Santai dikit kenapa sih yaampun. Malu tau. Lagian biasa aja kali." ucap Yeri sebal. Dia mengaduk-aduk kari ayam yang tersisa kuah di depannya itu.
"Gimana ya, Yer. Gak nyangka aja gitu? Ada alasannya gak?" tanya Mark lagi. Yeri menghela napas berat sembari mengangguk. "Udah ah gue duluan ya mau ke perpus."
Ke perpustakaan hanyalah alasan Yeri untuk menghindari ke-kepo-an teman-temannya itu. Lagi pula dia tidak pernah akan bisa mengatakan hal yang sebenarnya pada mereka.
Yeri berdiri di depan rak buku perpustakaan yang berisikan novel. Jika ditanya hal yang dia sukai, pasti dia akan menjawab novel. Disaat orang sibuk membaca materi, dia malah tersenyum sendiri karena membaca novel fiksi.
Sebenarnya genre novel fiksi bacaannya adalah romance. Dia suka hal-hal yang menyangkut dengan percintaan dalam novel, tetapi dia adalah penganut cinta hanyalah fiksi untuk memperindah novel.
"Eh, lo disini lagi. Dan.. dengan buku novel lagi. Lo suka banget ya sama novel?" Yeri hanya mengangguk tanpa berniat memperdulikan pria itu. Sayangnya Jaehyun duduk di sebelahnya dan pura-pura membaca buku. Padahal matanya sesekali melirik Yeri yang serius membaca novelnya sambil tersenyum.
"Manis." ucap Jaehyun dalam hatinya.
Tak jauh dari tempat mereka duduk, ada sepasang mata yang memperhatikan mereka. Dengan segera orang itu pergi dari perpustakaan untuk mencari seseorang.
"Kak Jiho!" panggilnya. Jiho yang berada di pendopo menoleh kearahnya, "Ada apa, Arin?" tanya Jiho selemmbut mungkin. Arin itu adik tingkat kesayangannya jadi wajar saja sikapnya seperti itu.
"E.. itu.. kak Jaehyun. Berduaan sama cewek di perpus." lapornya. Raut wajah Jiho langsung berubah. Matanya dengan jelas menunjukkan bahwa dia sedang marah. Dia sedang marah besar.
"Siapa dia? Kenapa dia berani-beraninya deketin Jaehyun?" Arin menggelengkan kepalanya, "Aku gak kenal dia kak. Wajahnya gak familiar di lingkungan kampus." jawab Arin. Jiho langsung beranjak dari pendopo.
Dengan segala amarahnya, banyak orang yang dia tabrak di jalan tanpa meminta maaf. Arin tetap mengikutinya dari belakang. "Eh kak.. Itu orangnya." Arin menunjuk seorang perempuan yang baru saja keluar dari perpustakaan dan berjalan menjauh dari mereka.
"Mulai dari sini kakak aja. Makasih ya, Arin."
Salah siapa jika nantinya Jiho mengamuk? Salah Arin karena terlalu jujur dan polos? Salah Jaehyun yang memang ganjen? Salah Jiho yang memang emosian?
"Hey lo!" Yeri menghentikan langkahnya. Tidak banyak orang di jalan itu, jadi dia langsung merasa bahwa dia yang di panggil. Walaupun begitu, dia tidak berani berbalik dan melihat orang yang memanggilnya.
Dengan cepat, Jiho menarik rambut lawannya itu dan menjambaknya dengan keras. "Ah! Sakit!"
"Sakit lo bilang? Lo masih bisa bilang sakit saat lo deketin pacar orang ha?" tanya Jiho. Dia terus menarik rambut Yeri sehingga Yeri mendongakkan kepalanya.
"Sakit kak. Lepas. Gue gak salah apa-apa!" Suaranya yang cukup keras itu menarik perhatian orang-orang. "Ha? Gak salah kata lo? Masih punya malu ga lo? Atau urat malu lo udah putus? Gue kan udah bilang tadi kenapa lo deketin pacar orang huh? Keganjenan iya?" ucap Jiho sarkastik.
Yeri terus meringis kesakitan karena merasa rambutnya akan rontok jika ditarik terus-terusan oleh Jiho. "KAK! LEPAS!" teriak Yeri sambil menarik rambutnya dari tangan Jiho. Dan yang benar saja, di tangan Jiho kini banyak helaian rambut Yeri.
Yeri membalikkan badannya dan menatap Jiho lekat-lekat. Sungguh bukan hanya Jiho yang marah, tapi Yeri pun tidak kalah marah.
"Gue salah apa ya? Coba lo ulangi?" tanya Yeri. Sudut matanya yang tajam seakan akan mengiris-iris lawan bicaranya itu.
Jiho terkejut. Kakinya mundur dua langkah dari tempatnya berdiri sebelumnya. Dia tidak menyangka akan melihat Kim Yeri di depannya. "K-kim.. Yeri?" Jiho mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Iya. Gue Kim Yeri."
×○×○×
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T [전정국 × 김예리]
Hayran Kurgu"Aku gak kenal kamu kok kak." ucap Yeri. Entah rasa apa yang seharusnya dirasakan seorang Jeon Jungkook. Hatinya terbelah seakan ada bagian yang senang dan bagian yang kecewa setelah mendengar itu. - "Menurutmu cinta itu seperti apa?" "Cinta?" tany...