┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ˚✩ ⋆。˚✩
┊ ┊ ┊ ✫
┊ ┊ ☪︎⋆
┊ ⊹ ⋆
✯ ⋆"Lo mau jawaban yang sebenernya atau jawaban yang gue karang-karang?" tanya Yeri diikuti tawa Mina.
"Ya yang sebenernya lah. Lo gimana sih." jawab Mina dengan kesal.
Yeri menghirup napas dan membuangnya perlahan, "Jadi kak Jiho itu. Kakak kelas gue pas SMA. "
Mina membuka matanya dengan lebar seakan-akan tidak percaya, "Yang bener lo, Yer? Berarti dulu lo SMA disini juga dong?" Yeri mengangguk pelan.
"Terus kenapa lo gak tinggal bareng ayah lo dan kak Hyunjae? Daripada lo sendirian gak jelas gini?" tanya Mina.
Yeri menghela napasnya lagi. "Ada banyak alasan kenapa gue gak bisa tinggal bareng mereka."
Mina yang sudah terlanjur penasaran akhirnya terus menerus melontarkan pertanyaan pada Yeri, "Apa karena ibunya kak Hyunjae ya?"
Yeri menggelengkan kepalanya. Lalu dia melihat kelangit-langit, "Kalau dipikir-pikir. Masalahnya itu gue, bukan mereka. " Matanya berair.
Jika ini bukan tempat umum, Yeri pasti sudah menangis. Tapi dia berusaha sebisanya untuk menahan tangisnya. Mina menghentikan pertanyaannya dan mengajak Yeri untuk pulang.
Sampai di rumahnya dia dapat telepon dari kakak tirinya, Hyunjae.
"Mina nanya apa aja ke kamu? Gak yang aneh-aneh kan?"
"Engga kok kak. Dia teman pertamaku. Setidaknya, aku harus jawab pertanyaannya. Dia nanya kak Hyunjae siapa terus- "
Yeri menggantung perkataannya. Dia menghela napas lagi sebelum akhirnya melanjutkan perkataannya, "sama kak Jiho juga."
"Terus kamu jawabnya apa?"
Yeri menangis, "Aku gak bisa bilang kalo aku dulunya korban bullying kak Jiho, kak. Aku takut Mina gak mau teman lagi sama aku."
Karena sekarang dia di rumahnya dan dia sendirian, tidak ada yang bisa melarangnya untuk menangis. Bahkan Hyunjae pun terdiam mendengarnya menangis.
Hyunjae juga tidak bisa menyangkal bahwa adiknya itu korban bullying dari seorang Jiho. Nyatanya banyak kejadian yang terjadi saat mereka SMA.
[Maret 2017]
"Loh ada mantannya Jungkook yang malang. Udah berani keluar kelas ya, sayang?" tanya Jiho pada Yeri yang baru saja masuk ke toilet wanita.
Baru saja dia ingin keluar untuk pergi ke toilet lain, tapi Eunha datang dari belakangnya dengan senyum penuh kemenangan.
Dia tidak bisa lagi lari dari sana.
Dengan cepat tangan Jiho menjambak rambut Yeri. "Sakit kak-" rintih Yeri. Dia tidak dapat melakukan apapun untuk dirinya sendiri.
"Sakit? Lebih sakit mana sama sahabat gue Eunha yang diabaikan sama Jungkook karena cewe yang gak ada apa apanya kaya lo?" tanya Jiho lagi.
Eunha tersenyum, "Lo tuh diajarin gimana sih dirumah? Oh iya lo tinggal sendirian ya? Orang tua lo kan cerai. Terus mau jadi benalu untuk Jungkook lagi? Gitu? Mimpi!"
Yeri didorong oleh Eunha sampai jatuh terduduk di lantai toilet. Orang-orang yang tadinya ingin masuk toilet pun membatalkan rencananya.
"Ups. Rambut lo rontok nih." Jiho menunjukkan rambut Yeri yang ada di tangannya dan jumlahnya tidak dapat di bilang sedikit.
Yeri hanya menangis sambil memegang kepalanya yang nyeri.
Baru saja Yeri ingin berdiri, seember air dingin diguyurkan ke tubuhnya hingga dia pun akhirnya terduduk lagi di lantai.
"Eh maaf ya. Lo bau soalnya. Jadi sekalian aja gue siram." ucap Eunha.
"Balik ke kelas yuk, Ha?" ajak Jiho. Mereka meninggalkan Yeri sendirian di toilet dengan keadaan basah dan masih menangis.
Jungkook memang menutup matanya, namun dia belum pergi ke dunia mimpi. Masih banyak yang harus dia pikirkan dan itu membuatnya tidak bisa tidur.
Dia mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar di tempat tidurnya. Pandangannya kosong ke depan.
Jungkook meraih ponselnya yang ada di nakas. Hal pertama yang dia buka adalah folder tersimpan. Forder itu hanya dia yang tau.
Folder yang berisi kenangannya dengan Yeri. Mengingat hobinya memotret, banyak foto Yeri yang diambilnya dengan ponselnya dulu dan masih dia simpan sampai sekarang.
"Gue tau cepet atau lambat, Lisa bakal nanya soal Yeri. Tapi gue bener-bener gak bisa hapus file ini" Jungkook bermonolog dengan dirinya sendiri.
Jungkook tidak dapat membohongi perasaannya sendiri. Rasa bersalah itu masih ada sampai detik ini.
Dia menghela napasnya dan mengusap wajahnya dengan kasar. Jungkook masih ingat persis saat dia berusaha tidak peduli namun malah hal lain yang terjadi.
[Maret 2017]
[after a week of Yeri's bullying]"Lo pada udah denger gak? Adek kelas kita ada yang namanya Kim Yeri. Bunuh diri!" jelas Yugyeom yang baru saja masuk ke dalam kelasnya. Jungkook yang tadinya fokus pada buku di atas mejanya langsung berdiri terkejut.
"APA?" teriaknya. Seisi kelas jadi memperhatikannya. Dia langsung menghampiri Yugyeom dan menarik kerah seragamnya.
"Bicara yang jelas. Kim Yeri kenapa?" tanya pria bernama lengkap Jeon Jungkook itu. Wajahnya penuh amarah dan kekhawatiran.
"Yeri. Bunuh diri." jawab Yugyeom
Seakan kehilangan tenaga di lututnya, Jungkook membentur lututnya yang lemas di lantai kelasnya.
Dia yang dulunya pria tangguh jelas jelas menitikkan air mata. Dia tetap saja manusia biasa. Jadi air mata pun bisa mengalir dari matanya.
"Gak mungkin."
Jungkook memukul kepalanya sendiri setelah memori itu kembali terputar di otaknya.
"Sebenarnya gue kenapa sih ngelakuin hal itu dulu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T [전정국 × 김예리]
Fanfiction"Aku gak kenal kamu kok kak." ucap Yeri. Entah rasa apa yang seharusnya dirasakan seorang Jeon Jungkook. Hatinya terbelah seakan ada bagian yang senang dan bagian yang kecewa setelah mendengar itu. - "Menurutmu cinta itu seperti apa?" "Cinta?" tany...