┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ☆
┊ ┊ ┊ ★
┊ ┊ ☆
┊ ★
☆Siang itu, jelas-jelas dosen Yeri mengatakan bahwa kelas dibatalkan karena dia tidak dapat hadir, tapi Yeri tidak pulang dan masih berada di kampusnya.
Jika dia menyesal, itu adalah kesalahannya sendiri. Kini dia berdiri tepat di depan pria bernama Jeon Jungkook.
Baru saja dia mau pergi untuk menghindar, namun pergelangan tangannya ditahan oleh Jungkook. Kagetnya tidak dapat di deskripsikan hanya saja Yeri berusaha tetap tenang.
"Ada apa ya kak?" tanya Yeri. Suaranya terdengar sangat tenang dan ekspresi wajahnya pun datar.
"Kamu- lupa ya?" Yeri mengerutkan keningnya lalu menganggukkan kepalanya pelan. "Lupa apa kak?"
"Kamu lupa sama aku?" tanya Jungkook. Entah apa yang berada dipikirannya hingga dia bertanya hal seperti itu.
"Aku gak kenal kamu kok kak." jawab Yeri, "Ah- pacarnya kak Lisa ya?" sambungnya.
"Pintar sekali Kim Yeri, kalau ada casting menjadi aktris lo pasti langsung diterima," ucap Yeri dalam hatinya.
Berbeda dengan Yeri yang sedikit tenang, raut wajah Jungkook berubah. Walaupun tadi raut wajahnya memang sedih, kini dia terlihat lebih sedih lagi.
Dia tidak tahu apa yang sebenarnya harus dia rasakan. Haruskah dia senang kalau Yeri tidak mengingatnya? Atau haruskah dia sedih?
"Oh- iya, kamu lihat Lisa gak?" tanya Jungkook mengalihkan pembicaraan.
"Kalo gak salah sih tadi ke kantin kak. Sudah ya saya duluan." Setelah mengatakan hal itu, Yeri berbalik arah dan berjalan dengan cepat meninggalkan Jungkook terdiam di tempatnya.
Hyunjae tertawa sangat keras saat Yeri menceritakan kejadian yang baru saja dia alami. Apalagi Yeri menjelaskan dengan sangat detail wajah terkejut Jungkook.
"Tapi kak-" Yeri menatap kosong kearah Iced Americano yang berada diatas meja tepat di depannya itu.
"Aku melakukan hal yang benarkan?" tanya Yeri.
Dia juga tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Satu keping dari hatinya yang hancur itu berkata bahwa ini tidak benar. Hanya saja Yeri terus menguburnya dengan pikiran-pikiran yang lebih logika.
"He doesn't deserve you and my little sister deserve to be happy." jawab Hyunjae sambil mengelus puncak kepala Yeri dengan lembut.
Saat itu juga Yeri kembali mendapatkan senyum di wajahnya. Walaupun tersenyum, masih banyak hal yang harus dipikirkan oleh Yeri. Bukan hanya soal Jungkook.
"Kak, kira-kira kalau sabtu ini aku bertemu ayah apa dia tidak sibuk?" tanya Yeri dengan sangat hati-hati. Hyunjae yang tadi sedang senyum makin tersenyum.
Akhirnya Yeri mau untuk bertemu dengan ayahnya setelah sekian lama Hyunjae meminta.
"Tentu saja. Aku akan menjemputmu hari sabtu. Setelah pulang kerja kan?" tanya Hyunjae. Yeri menghela napasnya lalu mengangguk pelan.
"Iya kak. Makasih ya." jawab Yeri. "Tidak. Harusnya aku yang berterimakasih akhirnya kamu mau ketemu ayah."
Yeri mengangguk pelan. "Kak, sepertinya aku harus kerja sekarang." ucapnya saat melihat jam di ponselnya.
"Biar aku yang antar. Ayo."
○●○●○
"Bisa gak sih lo hargain gue sekali aja?"
Jiho sudah mengepalkan tangannya diatas meja. Matanya seakan-akan mengeluarkan laser untuk menyerang Jaehyun. Hanya saja pria itu tetap tersenyum dan santai.
"Gue selalu hargain lo, sayang. Kapan sih lo ga gue hargain?" tanya Jaehyun.
Sebuah tamparan keras membuat pipi pria bernama Jung Jaehyun itu memerah, namun dia masih tetap dengan senyumnya.
"Gue bilang gak usah macem-macem sama Kim Yeri. " ucap Jiho geram.
Jaehyun mengangguk-anggukkan kepalanya dan berpikir untuk menggali lebih banyak informasi dari kekasihnya itu, "Memangnya dia salah apa sih?"
"Jungkook aja pernah di rebut dari Eunha. Sekarang dia mau rebut lo dari gue? Gak bakal."
Jiho tidak tahu apa yang dia katakan sebenarnya. Diantara teman-temannya, tidak ada yang tahu bahwa Eunha pernah bersama Jungkook dan sekarang mereka berteman seperti tidak ada yang pernah terjadi.
Jaehyun yang merasa mendapat informasi penting kini merasa menang. Kini dia punya sesuatu untuk diancam pada Jungkook.
Dia berdiri menghampiri Jiho lalu memeluknya, "Maafin aku ya sayang. Cuma kamu kok. Gak ada yang lain." ucap Jaehyun.
Mereka selalu seperti ini. Jaehyun akan dekat dengan gadis lain, Jiho akan marah. Lalu mereka akan bertengkar.
Jiho mungkin akan menampar Jaehyun dan memukulnya. Setelah itu Jaehyun akan mengeluarkan kata-kata yang membuat Jiho luluh kembali.
"Ngapain nih peluk-pelukan?" tanya Lisa menghancurkan suasana. Jungkook tertawa lalu duduk di dekat mereka.
Teman-teman mereka yang lain pun mulai datang seperti Mina, Mingyu, Eunha, Rose, dan Junhoe.
"Udah adem lagi? Besok berantem lagi dah tuh." celetuk Junhoe yang langsung mendapat teguran dari Rose.
"Ih! Kok malah di doain. Kan bagus begitu, sayang. " ucapnya. Junhoe hanya bisa cengengesan.
Setelah melepaskan pelukannya, Jaehyun menatap Jungkook penuh makna. Jungkook sadar akan hal itu, namun dia mengabaikannya.
"Kenapa jadi diam semua? Ayo kerjain tugas masing-masing!" perintah Lisa. Mereka semua langsung mengeluarkan notebook masing-masing.
Setelah sekitar 2 jam mengerjakan tugas masing-masing. Sebagian dari mereka pulang dan meninggalkan Jungkook, Lisa, Jiho dan Jaehyun disana.
Jiho dan Lisa kini sedang berada di toilet. Jaehyun merasa ini adalah waktu yang tepat untuk menggertak Jungkook.
"Jadi lo pernah pacaran sama Eunha ya. Baru tau gue." ucap Jaehyun. Jungkook berhenti memainkan ponselnya.
"Tau dari mana lo?" tanya Jungkook. Temannya itu langsung tertawa melihat ekspresi yang dikeluarkan oleh Jungkook.
"Santai dong." ucapnya."Ohh jangan-jangan Lisa gak tau ya?" sambung Jaehyun.
Baru saja Jungkook menarik kerah Jaehyun dan ingin memukulnya, Lisa dan Jiho kembali dari toilet.
"Hey. Kalian kenapa?" tanya Lisa panik dan langsung memisahkan keduanya.
Amarah Jungkook terlihat sangat jelas. Dia akhirnya melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu sebelum dia semakin emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T [전정국 × 김예리]
Fanfiction"Aku gak kenal kamu kok kak." ucap Yeri. Entah rasa apa yang seharusnya dirasakan seorang Jeon Jungkook. Hatinya terbelah seakan ada bagian yang senang dan bagian yang kecewa setelah mendengar itu. - "Menurutmu cinta itu seperti apa?" "Cinta?" tany...