2.5 that feeling✨

1.7K 264 5
                                    


┊┊┊┊       
┊┊┊✧
┊┊✦
┊✧ 
✦   .  
   . 
·

Yeri terus-terusan berpikir walaupun kepalanya masih sangat sakit. Dia merasa Jungkook tidak benar. Lalu dia menghempaskan pegangan Jungkook.

"Kenapa?"

Yeri melangkahkan kakinya dengan cepat, namun tangannya ditahan oleh Jungkook. Sudah jelas Yeri sangat marah dengan perkataan Jungkook pada Eunha.

"Hey kenapa?" tanya Jungkook.

"Apa lagi sih mau mu?" tanya Yeri. "Kamu gak bisa sakiti hati orang sesuka mu dan kamu pergi gitu aja! Gak bisa!"

Jungkook kebingungan, "Kok kamu marah sih? Setelah sekian lama aku gak bisa selamatkan kamu, sekarang aku bisa dan kamu marah? Ada apa?"

"Kak Lisa gak apa-apa in aku. Tapi dia cuma ngomong kalo dia sayang banget sama kakak. Kenapa kakak harus putusin dia kaya gitu? Kak aku perempuan juga. Aku tau gimana rasanya."

Yang mengejutkan bagi Jungkook, Yeri menangis setelah mengatakan hal itu. Jungkook hanya menariknya kedalam pelukan.

"Maaf. Aku terbawa emosi karena kamu yang selalu di bully. Kamu tau kan kalo aku tidak mau melepas kamu lagi."

Yeri akhirnya membalas pelukan Jungkook walaupun dia masih menangis. Dia terus-terusan memikirkan Lisa.

"Kamu bicara lagi ya sama dia? Yang baik-baik. Gak boleh kaya tadi." ucap Yeri. Jungkook mengangguk.

Mereka memang tidak dekat, namun karena Lisa sudah menunjukkan bahwa dia sangat mencintai Jungkook. Mereka seperti merasakan hal yang sama. Karena mereka mencintai orang yang sama.

"Serius ya. Harus bicara baik-baik. Soalnya kalo kaya tadi kasian dia. Awas aja kalo engga." Jungkook mengangguk lagi.

"Lepas kak. Aku harus kerja." ucap Yeri. Jungkook melonggarkan pelukannya sambil melihat Yeri.

"Hari ini bolos dong. Kamu kan baru balik ke aku." jawab Jungkook. Yeri menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nanti aku di pecat. Mending besok aja deh. Besok aku gak ada kerja."

Jungkook menghela napas ya lalu mengangguk, "Yaudah besok ya? Tapi sekarang harus aku antar. Gak boleh ada penolakan."

Yeri tertawa lalu menarik Jungkook agar bergerak lebih cepat sebelum dia terlambat.

-

"Yer? Kok hari ini senyum terus?" tanya Jungwoo. Yeri tertawa.

"Emangnya gue gak pernah senyum ya kak?"

"Gak pernah." teriak Kyulkyung dari dapur. Jungwoo hanya tertawa. Yeri mengantarkan pesanan tanpa memperdulikan mereka.

Karena memang benar dia terus senyum karena suasana hatinya sedang baik. Setiap menerima pesanan dia tersenyum.

"Kamu ingat gak Yeri pernah di marahin manajer karena gak pernah senyum ke pelanggan? Apa karena itu ya?" tanya Jungwoo ke Kyulkyung.

"Enak aja. Gausah bicarain gue kak. Jam gue udah mau habis nih." ucap Yeri sambil mengantar piring-piring kotor.

"Yay jam ku sudah habis. Dadah. Selamat bekerja keras kakak kakak!" ucap Yeri. Dia mengganti pakaiannya lalu pergi dari tempat kerjanya.

"Yeri." Dia menoleh kearah sumber suara. Ada Jihoon diatas motornya sedang menunggu Yeri.

"Temenin gue cari makanan dong?" tanya Jihoon. Yeri tertawa mendengarnya.

"Lo ngajak nyari makanan sama gue mulu. Nanti gue gendut. Eh tapi gapapa dah ayo."

Tidak perlu lama di perjalanan, mereka langsung tiba di sebuah tempat makan. Karena tempat kerja Yeri adalah pusat makanan.

"Oh iya, gue denger lo yang panggil kak Jungkook ya? Makasih banyak ya Hoon. Kalo gak ada dia mungkin gue gak bisa pergi kerja." ucap Yeri. Jihoon tersenyum lalu mengangguk kan kepalanya.

Saat makan mereka hanya diam. Yeri terlalu fokus dengan makanannya. Dia hanya mengatakan, "Wah enak banget."

Sedangkan Jihoon sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia sudah di peringatkan berkali-kali tapi masih saja dia ragu.

"Lo kenapa?" tanya Yeri. Ternyata Yeri menyadari bahwa Jihoon sedikit berbeda saat dia berpikir.

Jihoon akhirnya tersadar lalu melanjutkan makannya, "Nanti aja." jawabnya. Hal itu membuat Yeri penasaran.

"Sekarang Hoon. Lo mau ngomong apa sih?" tanya Yeri yang kebetulan sudah selesai dengan makanannya. Mau tidak mau, Jihoon harus mengatakannya.


"Lo inget gak dulu awal kita ketemu?" tanya Jihoon. Yeri mengangguk-anggukkan kepalanya.


"Lo inget juga gak dulu lo bilang lo gak percaya cinta pada kehidupan nyata? Adanya hanya untuk memperindah novel?"

Yeri mengangguk lagi. Namun kali ini dia tau arah topik yang ditanyakan Jihoon. Hanya saja dia pura-pura untuk tidak tahu.

"Jadi?" tanya Yeri. Jihoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Gue bukannya bermaksud sok tau, tapi kayanya trauma lo karena kak Jungkook ya?" Yeri menganggukkan kepalanya lagi karena tidak ada alasan baginya untuk berbohong pada Jihoon.


Jihoon menarik napasnya dan membuangnya pelan, "Karena sekarang lo udah balik sama kak Jungkook apa itu artinya lo udah percaya cinta lagi?"


Yeri terdiam. Benar yang dia duga. Jihoon benar-benar mempertanyakan pernyataan Yeri dulu. Kini dia tidak tahu harus menjawab apa.

DON'T [전정국 × 김예리]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang