┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ˚✩ ⋆。˚✩
┊ ┊ ┊ ✫
┊ ┊ ☪︎⋆
┊ ⊹ ⋆
✯ ⋆"Wah aku rindu sekali pada anak gadisku yang cantik ini." Yeri membalas pelukan ibu tirinya dan tersenyum padanya.
"Aku juga rindu sekali pada ibu."jawab Yeri.
"Lalu kenapa tidak mau datang kesini hm? Kami semua kan merindukanmu. Yah, walaupun kamu sering bertemu dengan Hyunjae. Tapi tetap saja."
Mereka berbincang ringan setelah makan malam dan sudah menghabiskan banyak topik hingga jam telah menunjukkan tengah malam.
Hari ini Yeri menginap di rumah ayahnya dan dia tetap berada di kamar lamanya, tempatnya saat pernah tinggal disini dulu.
"Ah, hahaha. Bahkan masih ada wajah kak Jungkook disini."ucap Yeri saat melihat fotonya dan Jungkook yang terletak di atas meja.
Dia duduk bersandar pada headboard kasurnya sambil memegang dan melihat foto itu dengan seksama. Lalu dia menghela napasnya.
"Dia masih sangat tampan."ucap Yeri lagi pada dirinya sendiri. "Tapi dia sumber segala penderitaanku. Menyebalkan. "
Yeri tertawa pelan. Tidak butuh banyak tenaga untuk membuat foto yang tadinya masih terlihat bagus kini telah diremas Yeri menjadi bentuk bola.
Dia melemparnya sembarangan arah. Berusaha untuk tidak memikirkannya lagi.
Baru saja dia ingin tidur, namun matanya tidak dapat tepejamkan. Semua memori saat dia disini kembali terulang dalam otaknya.
Yeri memilih untuk melihat-lihat barang lamanya di kamar itu dan yang benar saja, dia menemukan dua buah kotak yang dia ingat betul apa isinya di bawah gantungan pakaiannya.
Dia membuka salah satu kotak dan menemukan banyak barang yang berhubungan dengan Jungkook. Sepatu, jam, boneka, hoodie, buku-buku dan album foto yang berisi fotonya dengan Jungkook.
"Kenapa aku tidak membakar semua ini dulu." Ternyata dia tidak pernah mengubah kenangannya dengan Jungkook menjadi debu.
Dia memasukkan kotak tersebut dan mengambil kotak yang lain. Dia menemukan 3 ponsel lamanya disana. Dua diantaranya dalam keadaan hancur.
Yeri ingat betul mengapa ponsel itu bisa hancur. Dia ingat bagaimana dia melempar ponsel itu ke dinding setelah mendapatkan pesan pesan teror.
Tanpa sadar dia menitikkan air matanya. Dia mencoba menghidupkan satu-satunya ponsel yang masih terlihat normal.
918-32-***
: Hey perusak hubungan orang. Bagaimana? Sudah menerima paket yang gue kirim? Gue sengaja ngirim itu soalnya baunya busuk sama kaya lo.
: Lo taukan kalo lo bau busuk?
: Kita lihat aja besok. Lo bakal sadar kalo lo bau busuk dan gak akan berani masuk ke kelas."Ah, sialan."umpat Yeri.
[Maret 2017]
Baru saja Yeri ingin menuruni anak tangga, namun dia segera berbalik setelah melihat Jiho dan Eunha berjalan keatas.
Dia sudah memercepat langkah kakinya, tapi tetap saja Jiho lebih cepat darinya. Kini dia menyesal kenapa dia harus berada di tangga saat itu.
"Kim Yeri sayang. Mau kemana hm? Jangan kabur dong." Jiho terkekeh lalu dia menarik rambut Yeri dengan kuat dan membawanya ke belakang sekolahnya.
"Idih, ini bau banget sumpah. Bener-bener kaya lo."ucap Eunha sambil mulai melempar Yeri dengan telur busuk.
"Duh, bener kan gue bilang. Lo tuh bau. Bahkan lebih bau dari bangkai tikus yang gue kirim ke lo. Gimana? Udah sadar?"tanya Jiho. Eunha tertawa sambil terus melempar telur-telur itu.
"Bahkan anjing aja gak bakal mau sama lo kalo lo kaya gini. Apalagi seorang Jeon Jungkook. Jangan berharap!"
Yeri tidak bisa melakukan apapun selain menerimanya. Dia akan ditendang oleh Jiho jika dia berusaha kabur.
"Duh, gue gak sanggup nyium bau lo. Bau banget. Cabut yuk." Mereka meninggalkan Yeri begitu saja.
Seragam dan rambutnya sudah sangat bau dan lengket karena telur tersebut. Yeri duduk meringkuk dan tidak berani kembali ke kelasnya.
Saat pulang pun, dia tidak diijinkan sang supir menaiki bus karena dia sangat bau walaupun sudah mencoba membersihkan kotoran yang menempel itu dengan air.
Mau tidak mau Yeri harus berjalan untuk pulang kerumahnya. Tapi bukannya pulang kerumah, dia malah berjalan di jembatan sungai Han.
Sepanjang perjalanan dia terus menangis meratapi kehidupannya yang tidak pernah seperti yang dia inginkan.
Dia kembali mengingat semua penderitaan yang dia dapatkan karena seorang Jeon Jungkook.
"Untuk apalagi aku hidup."ucapnya pada dirinya sendiri. Jembatan itu sangat sepi, hanya beberapa mobil yang lewat dan tidak ada pejalan kaki.
"Aku sudah memberi kak Jungkook padanya. Apalagi yang dia inginkan? Ah, lagipula tidak ada yang ingin aku hidup."
Yeri berjalan di sekitar jembatan itu lalu berhenti melihat kebawah.
"Mungkin air yang dingin itu akan menerimaku?"
Yeri menaiki pagar yang tidak terlalu tinggi itu lalu menghela napasnya, "Kau akan menerimaku kan? Tidak apa. Aku akan tetap tinggal disana. Tidak akan ada yang mencariku."
Yeri terus-menerus menangis hingga akhirnya dia menjatuhkan tubuhnya kedalam air yang dingin itu.
Suhu air yang dingin itu, dengan cepat membuat Yeri kehilangan kesadarannya.
"Aku membuat pilihan yang tepat."ucapnya dalam hatinya.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
DON'T [전정국 × 김예리]
Fanfic"Aku gak kenal kamu kok kak." ucap Yeri. Entah rasa apa yang seharusnya dirasakan seorang Jeon Jungkook. Hatinya terbelah seakan ada bagian yang senang dan bagian yang kecewa setelah mendengar itu. - "Menurutmu cinta itu seperti apa?" "Cinta?" tany...