1.5 reason✨

1.8K 258 0
                                    

┊┊┊┊┊┊┊☆
┊┊┊┊┊┊🌠
┊┊┊┊┊☆
┊┊┊┊🌠  
┊┊┊☆
┊┊🌠   
┊☆
🌠

Jungkook melemparkan ponselnya keatas kasur, sedangkan dia berbaring di lantai. Namun ponselnya terus berdering.

Dia berusaha untuk mengabaikan panggilan telepon dari Lisa yang sudah berdering beberapa kali.

"Jungkook!" dia kenal suara yang memanggilnya itu.

Jungkook tidak membuka matanya dan tetap terdiam di lantainya. Lisa menghampirinya dengan raut wajah khawatir.

"Kamu ngapain disini?" tanya Jungkook. Jujur saja, seorang Lisa sedih mendengar pertanyaan seperti itu. Karena itu kali pertamanya masuk ke kamar Jungkook.

"Kamu yang ngapain? Tidur di lantai. Gak angkat telpon ku juga. Siapa yang gak khawatir." jelas Lisa.

Jungkook menghela napasnya dan membuka matanya, "Kalo kamu khawatir sayang, Please gak usah ketemu Jaehyun. Aku udah bilang kan kalo aku yang bakal kasih tau semuanya?"

Jungkook bangun dari posisi tidurnya dan menatap Lisa. Lisa sedikit bergetar saat Jungkook menatapnya. Tatapan yang sulit diartikan.

"A- aku kan gak ketemu lagi sama Jaehyun." jawabnya terbata-bata. Percuma dia berbohong, padahal Jungkook tau semuanya.

"La- lagipula kenapa sih? Dia kan awalnya teman kamu! Kita juga kenal dari dia. Dia kan yang buat kita ngumpul bareng anak-anak yang lain."

[Agustus 2017]

"Woi bro. Sendirian aja lo?" tanya Jaehyun. Jungkook mengangguk kan kepalanya pelan.

"Iya haha. Susah nyari teman kalo masih maba gini." jawab Jungkook.

"Bener juga sih."

"Tapi gimana kalo kita kumpulin anak-anak yang seumuran kita? Jadi kumpulan gitu?" tanya Jaehyun.

"Kayanya ide bagus tuh. Lo yang cari tapi ?"

"Gampang lah. Gue mudah bergaul."

-

"Jungkook. Ini Jiho yang ini Eunha." ucap Jaehyun memperkenalkan dua wanita yang dia bawa.

Bukan hanya Jungkook yang terkejut, tapi Jiho dan Eunha juga. Mereka berdua terdiam sampai tidak berani duduk di bangku tepat di depan Jungkook.

"Duduk dong. Gue pesan minuman dulu ya."

"Oh, lo masih jadi anak buah Eunha?" tanya Jungkook sarkastik. Dia tertawa pelan.

"Mending pura-pura baru kenal aja deh? Jangan sok tau tentang gue di depan Jaehyun." lanjutnya.

Jungkook tertawa mengingat bagaimana dia dan Jaehyun berteman baik. Entah sejak kapan Jaehyun lebih memikirkan wanita daripada teman.

"Kamu gak sadar Jaehyun berubah apa? Apalagi semenjak dia jadi Playboy yang entah kenapa. Padahal kan ada Jiho?" ucap Jungkook.

Perkataannya benar, jadi Lisa menganggukkan kepalanya setuju, "Bener sih. Dia jadi suka banget main di belakang Jiho."

"Oh iya adik tingkat ku si Yeri juga pernah di dekatin. Tapi untung Yeri punya pacar." lanjut Lisa yang membuat Jungkook tertegun mendengarnya.

"Oh ya? Dia punya pacar?" tanya Jungkook berusaha senatural mungkin. Lisa menganggukkan kepalanya.

"Iya. Itu loh si Hyunjae. Eh Hyunjae bukan sih namanya."

Jungkook langsung tertawa mendengar perkataannya, "Hyunjae tuh kakak tirinya. Pacar darimana." jawab Jungkook.

Reaksi Jungkook membuat Lisa curiga. Siapa yang tidak curiga? Jungkook tiba-tiba tertawa dan tahu soal perempuan lain.

"Kamu tau dari mana?"

-


"Lo kan belum denger Yoojung ceritain semuanya, Yeri." ucap Mina. Yeri menggelengkan kepalanya.

"Gimana ya, Mina. Kalo pun sekarang gue tau, gak akan ada yang berubah kan? Gue juga gak pengen ada yang berubah. Gue pengen dia bahagia aja sama kak Lisa."

Yeri menyatukan kepalanya dengan meja. Dia ingin menangis tapi dia tidak ingin Mina tahu.

"Lo berhak tau kebenaran, Yer. Siapa bilang gak ada yang berubah? Pandangan lo ke kak Jungkook yang dulu jelek bisa lo ubah sekarang. Kalo sebenarnya dia sayang sama lo."


Yeri tidak mengeluarkan suara tangisnya, namun kini Mina tahu dia menangis.

"Gue udah lihat dia bahagia sama kak Lisa. Gue gak mau ganggu kebahagian itu. Gue pengen mereka terus sama sampe gue nemuin orang baru. Sampe gue bukan pura-pura tapi beneran lupa tentang dia."

Mina cukup mengerti apa yang di rasakan Yeri karena dia sering mendengar cerita Yeri. Dia menepuk-nepuk punggung Yeri pelan.


"Lo tahu gak sih. Sebenarnya perasaan gue mau balas dendam. Gue mau dia sedih. Tapi gue gak sanggup. Gue lebih suka liat dia senyum bahagia bareng kak Lisa."


Tidak ada lagi yang Yeri sembunyikan dari Mina. Mina bahkan bisa mendengar suara tangis Yeri sekarang.


"Jangan nangis dong, Yer. Gue jadi pengen nangis juga."


Yeri mengangkat kepalanya dan mengelap air mata yang ada di pipinya. Pikirannya benar-benar kacau.

Untung saja ada Mina di sisi nya. Kalau tidak, mungkin dia bisa menangis seharian penuh tanpa peduli siapapun di kelas itu.

Beberapa orang di kelasnya melihat dan bertanya-tanya ada apa dengan Yeri. Namun dia tersenyum untuk menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.

"Ada yang dengerin kita gak tadi?" tanya Yeri. Mina menunjuk ke belakang. Tepatnya Mark dan Lucas.

Mark mengangguk, "Udah. Cuma kita kok. Kalo kita gapapa kan?"

"Jangan nangis. Lo jelek kalo nangis." ucap Lucas. Raut wajahnya terlalu serius membuat mereka tertawa.

Padahal Lucas sudah merencanakan hal lain.

DON'T [전정국 × 김예리]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang