2.2 still ✨

1.6K 273 11
                                    

┊┊┊┊
┊┊┊✧
┊┊✦
┊✧
✦ .
.
·

Yeri terus terusan menggigit bibirnya. Dia terlalu gugup dan takut untuk bertemu dengan Jungkook. Padahal sebelumnya dia pura-pura terlihat sangat kuat.

Dia datang 15 menit lebih cepat dari waktu yang di tentukan dokter Jeon. Namun ternyata Jungkook juga datang lebih awal.

Sesaat Jungkook duduk di depannya, Yeri menghela napasnya dan melihat Jungkook. Hampir saja dia tersenyum karena masih terpesona pada pria di depannya itu.

"Udah lama ya?" tanya Jungkook. Yeri menggelengkan kepalanya perlahan tanpa mengeluarkan suara.

"Kita mulai darimana ya. Kamu mau ngomong duluan atau aku?" tanya Jungkook lagi. Yeri mengisyaratkan dagunya agar Jungkook berbicara lebih dahulu.

Jungkook menghela napasnya, "Jadi kamu gak lupa ingatan ya? Kamu tau gak aku senang banget waktu ngeliat kamu lagi. Tapi aku kaget karena kamu gak ingat. Padahal ingat ya?"

"Pertama-tama, aku mau jelasin soal Eunha. Kamu liat dari Yoojung kan? Waktu itu aku di ancam. Ya, sebenarnya aku gak takut. Tapi kamu langsung putusin aku. Aku gak tau harus gimana. Jadi aku diam aja."

Yeri membuang wajahnya, "Kenapa diam aja? Takut sama kak Eunha?" Dia tertawa sarkastik.

"Benar. Aku takut Eunha berani ngelakuin apa pun untuk mendapatkan apa yang dia mau. Kamu tau seberapa powerful nya dia untuk memengaruhi orang. Kamu lihat pada Jiho juga." jawab Jungkook.

"Aku berusaha menjaga kamu untuk mengikuti kata-katanya dengan menjauhi kamu. Tapi aku gak tau dia bakal bully kamu. Kamu gak tau gimana gila nya aku pas tau kamu lompat ke sungai? Aku merasa hidupku udah berakhir karena gak ada kamu, Yeri."

"Udah stop." Yeri menghentikan perkataan Jungkook. Matanya sudah mulai berair, namun dia tidak ingin menangis di depan Jungkook. Jungkook pun langsung berhenti berbicara.

"Ok. Gimana pun juga ini salahku. Aku gak mau dengarkan perkataanmu. Tapi aku terus memikirkan bagaimana cara agar aku jauh dari semua ini. Hasilnya aku yang menjadi seperti ini." ucap Yeri.

Air matanya perlahan turun dan Jungkook sadar hal itu. Baru saja tangannya hendak mengusap air mata itu, namun dia mengurungkan niatnya karena dia takut.

"Kamu mau kasih tau aku gak kenapa kamu mau pura-pura amnesia?" tanya Jungkook.

"Aku bukan orang yang memberi kenangan baik untukmu. Aku berharap kamu lupa semua tentangku. Aku pun berharap begitu. Tidak ada yang patut untuk diingat. Rasa sakit? Aku sih gak mau." jawab Yeri.

Baru saja Jungkook ingin mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Yeri, tapi dia terlalu takut untuk melakukannya.


Yeri menundukkan kepalanya. Dia juga tidak berani menatap Jungkook dengan kondisi menangis seperti itu. Dia merasa dirinya lemah.


"Kamu harusnya tau, tidak semua yang kita lewati bersama itu hal yang buruk. Kita bersama tidak sebentar. Aku tidak ingin kamu melupakannya."




Yeri menggeleng pelan, "Tidak. Jika aku mengingat masa lalu ku aku bisa gila. Kamu gak tau aku selalu mengunjungi ayahmu? Pasti tau kan?"


"Aku kesini untuk menyelesaikan masalahku. Menurut ayahmu ini satu-satunya jalan agar aku tidak gila."


"Aku minta maaf. Untuk tidak bisa menjaga mu dan tidak tau apa yang terjadi padamu. Untuk selalu membuatmu menangis. " ucap Jungkook.


Yeri mengangguk pelan. Dia mengusap air mata yang ada di pipinya sembari mengangkat kepalanya.



"Aku memaafkan mu. Oke masalah kita selesai. Aku pergi."



Yeri beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Jungkook. Sebenarnya alasannya pergi adalah untuk menangis. Baru saja dia sampai di luar, dia sudah menangis dengan kencang.



Dia tidak peduli jika orang melihatnya, dia hanya ingin menangis.


"Huh. Kamu sudah melakukan yang terbaik, Kim Yeri." ucapnya pada dirinya sendiri.



Jungkook tidak membiarkan Yeri pergi begitu saja. Dia mengikuti Yeri keluar. Kini dia memeluk Yeri, melampiaskan rindunya. Hal yang selama ini selalu ingin dia lakukan lagi.




"Kak-"



"Sebentar aja." ucap Jungkook. Hal itu membuat Yeri mengingat sesuatu.





[November 2015]



"Coba sini peluk dulu." ajak Jungkook. Tidak perlu menunggu lama, Yeri langsung memeluknya. Tidak ada larangan untuk memeluk pacar sendiri bukan?


"Kamu dengar gak detak jantungku?" Yeri mengangguk pelan. Dia tersenyum karena merasakan detak jantung Jungkook yang kencang.


"Kok bisa gini? Kamu sakit ya?" tanya Yeri. Jungkook tertawa.

"Enak aja. Ini karena kamu tau. Sejak pertama ketemu kamu, detak jantungku berubah sekencang ini."



"Itu hal yang baik kan?" Jungkook mengangguk.


"Ya iyalah. Ini kan tandanya aku benar-benar cinta sama kamu. Bukan bohongan."







Jungkook sengaja membuat kepala Yeri bersandar di dadanya seperti dahulu. Hal yang pernah mereka lakukan bersama.




"Aku tau kalo kamu pasti mengerti maksudku." Yeri terdiam. Walaupun air matanya masih mengalir, dia tahu maksud Jungkook.


"Aku tau kamu ingin ini berakhir, tapi kamu merasakannya kan? Bahwa aku masih mencintaimu. Sama seperti dulu."

DON'T [전정국 × 김예리]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang