2.6 her wish✨

1.7K 262 6
                                    

┊ ┊ ┊ ┊ ┊ ┊
┊ ┊ ┊ ┊ ˚✩ ⋆。˚✩
┊ ┊ ┊ ✫
┊ ┊ ☪︎⋆
┊ ⊹ ⋆
✯ ⋆

"Kok lo mau aja sih diajak ketemu lagi setelah di putusin di depan mantannya kaya kemarin. Gak malu apa?" tanya Eunha pada Lisa

Jiho menggebrak meja, "Lo gak usah mulai. Setelah ngomporin anak orang masih aja lo."

Eunha akhirnya ketakutan. Sedangkan Lisa kembali mempertimbangkan perkataan Eunha.

Memang benar dia di putuskan dengan situasi dan kondisi yang sama sekali tidak baik, namun dia berusaha melihat sisi positif nya.

"Gue yakin dia mau balik sama gue. Makanya dia ajak gue ngomong." bukan cuma Jiho, tapi Rose dan Eunha terkejut mendengar hal itu.

"Gue tau maksud lo baik berpikir positif gitu, tapi lo bakal sakit kalo sebenernya dia gak mau gitu. Lo mau gimana?"tanya Jiho.

"Gak. Gue yakin dia nyesel ngomong gitu ke gue. Gue yakin banget. Gue yakin dia sayang sama gue. Gak mungkin setahun ini dia lepaskan demi Yeri. Gak."

Rose menghela napasnya, "Tetap aja lo yang sakit nantinya Lis. Kita ini mikirin perasaan lo juga. Kecuali Eunha. Gue gak merasa gue ngajak dia kesini."

"Gue juga engga." jawab Jiho. Lisa menangis lagi walaupun dia masih melamun sembari berpikir.

"Gue datang sendiri. Oh jadi lo semua gak mau temenan lagi sama gue? Setelah gue bantuin lo semua?" tanya Eunha.

Jiho tertawa sarkastik, "Menolong membuat kami emosi? Wah terima kasih banyak. Terima kasih udah buat gue sakit jiwa, Yeri juga, bentar lagi Lisa. Udah? Sekarang mending lo pergi sebelum gue emosi."

Eunha mau tidak mau pergi meninggalkan tempat itu karena sudah di permalukan oleh Jiho.

Syukurnya, keberanian Jiho menyelesaikan hubungan pertemanan mereka dengan perempuan toxic itu.

Masalahnya adalah Lisa. Rose masih bingung merangkai kata kata dalam kepalanya. Dia benar-benar ingin temannya itu sadar.

"Lisa, lo boleh ketemu sama dia tapi kamu harus ingat bukan berarti dia mau kembali lagi ke lo setelah cinta pertamanya kembali. Kalo lo masih nekat mikir dia mau minta balik, lo yang sakit hati. Serius." ucap Rose.

Jiho mengangguk, "Bener. Lo cuma nyakitin hati lo sendiri kalo masih mau gitu terus."

"Please." sela Lisa. "Biarkan kali ini aja gue berpikiran gitu. Gue yang tanggung jawab sama perasaan gue sendiri."

-

Lisa masih berharap Jungkook akan mengatakan apa yang dia pikirkan, namun tetap saja dia takut. Dia melihat wajah serius Jungkook sekali lagi.

"Gue cuma mau minta maaf udah marah. Tapi gue gak bakal ngubah keputusan kalo kita putus."

Seperti ada petir yang menyambar dirinya. Lisa langsung terbangun dari mimpinya itu.

Benar. Dia hanya bermimpi, hanya saja mimpinya itu terlihat sangat nyata sehingga Lisa menangis. Dia meraih ponselnya sehingga cahaya ponsel itu menunjukkan wajahnya yang menangis.

Dia akhirnya menelepon Jungkook. Sesaat Jungkook mengangkat teleponnya, Lisa langsung menghentikannya dari berbicara.

"Diam. Biarkan aku aja yang bicara. Oke kalo kamu mau minta maaf karena kamu bentak aku. Udah maafin."

Jungkook benar-benar terdiam karena tidak diperbolehkan untuk berbicara oleh Lisa. Dia hanya mendengarkan omongan Lisa dan suara tangisnya.

"Kedua kalo kamu bener bener mau minta putus, oke. Aku terima. Kenapa aku ngomong disini? Karena aku gak sanggup harus lihat kamu ngomong langsung. Aku masih gak bisa Jungkook. Harusnya kamu tau kenapa."


"Gue udah boleh ngomong?"

Lisa hanya berdeham. Jungkook menghela napasnya, "Bener gue mau ketemu lo karena Yeri minta gue untuk minta maaf ke lo. Gue juga tau kenapa lo gak mau ketemu gue. Yeri sendiri yang bilang kalo dia ngerasain lo tuh sayang banget sama gue."

"Gue harap lo ngerti gue juga sayang sama lo tapi gak sama kaya sayang gue ke Yeri. Gue cuma mau bilang itu. Ini masih pagi banget harusnya lo tidur."


Jungkook memutuskan sambungan teleponnya terlebih dahulu. Keputusan sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat. Sesayang apapun Lisa, dia tidak bisa kembali mendapatkan Jungkook.





Seharusnya hubungan Yeri dan Jungkook tidak terlibat masalah lagi. Apalagi sejak Lisa berhasil merelakan mereka berdua.

Namun siapa yang sangka kalau Jihoon punya senjata yang kembali meruntuhkan benteng pertahanan Yeri? Tidak ada. Sama sekali tidak ada.


Bahkan Yeri sendiripun tidak sadar bahwa dirinya sedang diserang. 

DON'T [전정국 × 김예리]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang