1.1 stupid ✨

1.7K 271 2
                                    


・ 。
 💫∴。 *
 ・゚*。✨・
  ・ *゚。   *
  ・ ゚*。・゚🌟 。
 ✩ ✨・。°*. ゚
*  ゚。·*・。 ゚*✩‧
   ゚ *.。💫。・
  * ⭐️ 。・゚*.。
    *   ゚✩・。 *  。
       ・  ゚✨ 。

"Cukup baik, dok. Apalagi semenjak aku tidak berhubungan dengan anakmu. Aku jauh lebih baik sekarang." jawab Yeri. Jawaban itu membuat dokter tersebut tersenyum.

"Tampaknya kamu pura-pura tidak mengenalinya ya? Atau pura-pura tidak mengenal siapapun? " Yeri menganggukkan kepalanya pelan.

"Ya, agar tidak berurusan dengannya lagi. Aku berakhir menemuimu kan karena dia. Aku pura-pura tidak menenal siapapun di masa lalu ku." jelas Yeri.

"Bukan maksudku mengubah pola berpikirmu tentang anakku. Faktanya dia masih memiliki fotomu di kamarnya. Bukankah itu tandanya dia masih memiliki rasa padamu?"

Yeri mengeryitkan keningnya tak percaya, "Kalau pacarnya masuk ke kamar, dia ketauan dong dok? Gak mungkin."

"Entahlah, yang kuketahui Lisa tidak pernah masuk kamar Jungkook."

"Astaga dokter Jeon. Sungguh aku ingin percaya dan tidak ingin percaya juga. Aku sudah lelah dengannya." ucap Yeri sambil mengetuk-ketuk jari ke kepalanya.

"Yasudah mari kita mulai pengobatan saja."

"Tapi dok, aku ingin minta tolong. Tolong rahasiakan aku yang pura-pura amnesia kalau misalnya anakmu bertanya tentangku."

-

Jungkook baru saja masuk ke dalam rumahnya dan mendapati ayahnya duduk di ruang tengah sedang membaca koran.

"Aku pulang. Kok udah pulang yah?" tanya Jungkook. Dia ikut duduk di sofa tepat di sebelah ayahnya itu.

"Pasien ayah sudah habis, lagi pula ayah sedang tidak enak badan. Tolong buatkan ayah teh." ucap ayahnya.

"Ibu dimana?" tanya Jungkook. Dia melepaskan ranselnya dan berjalan ke dapur untuk membuat teh.

"Arisan mungkin? Saat ayah pulang dia tidak ada."

Tidak ada balasan dari Jungkook. Ayahnya menghidupkan televisi di ruang tengah. Setelah beberapa menit, Jungkook kembali dengan membawa teh.

"Anak ayah memang yang paling baik. Terima kasih ya."

Baru saja Jungkook ingin pergi ke kamarnya, "Temani ayah ngobrol dulu. Jangan di kamar terus." ucap ayahnya.

"Kenapa yah? Tumben. Apa Yeri konsultasi ke ayah lagi?" Jungkook memastikan ekspresi ayahnya, "Oh ternyata benar."

"Bagaimana keadaan Yeri, yah?" tanya Jungkook. Matanya lurus menatap televisi.

"Sebelum memberitaumu tentang dia. Kamu ingin dia bagaimana?" tanya ayahnya lagi. Jungkook menghela napasnya.

"Aku sebenarnya tidak ingin dia melupakanku." Ekspresi wajah Jungkook langsung berubah. Dia menundukkan kepalanya.

"Yah walaupun dia melupakanku agar semua rasa sakitnya itu dilupakannya, mungkin lebih baik begitu." Jungkook menghela napasnya lagi.

"Aku yang tidak bisa menjaganya dengan baik."

Pria yang sudah dapat dikatakan dewasa itu menitikkan air mata. Itu yang membuat ayahnya sangat terkejut.

"Kamu tau itu kan? Kalau dia jodohmu, dia akan kembali nanti."

-

Baru saja Yeri menyelesaikan part-timenya di sebuah restoran chinese food, dia menemukan dua orang yang dia kenal sedang menunggunya.

Mereka berdua tersenyum kearahnya.  Salah satu dari mereka tampak sudah tua dengan rambut yang mulai memutih. Yeri terdiam. Dia tidak menghampiri ataupun menjauhi mereka.

"Anakku.. sudah tumbuh besar dengan sendirinya ya." Pria tua itu menangis dan membentangkan tangannya.

Yeri berlari dan memeluk ayahnya itu. Sudah 2 tahun dia tidak melihat ayahnya, namun bukan karena dia benci ayahnya.

Hyunjae tersenyum melihat mereka berdua. Banyak alasan Yeri tidak ingin pergi ke rumah Ayahnya bersama Hyunjae dan ibu tirinya.

Bukan karena ibu tirinya jahat. Hanya saja kenangan Yeri saat dia sekolah menengah terus mengintainya saat di rumah itu.

[Maret 2017]

"Yah.. Boleh aku tinggal bareng ayah?" tanya Yeri lewat telepon. Tangannya masih gemetaran memegang kotak berisi tikus mati yang dia temukan di depan kamar kecilnya.

"Tentu saja, anakku sayang. Nanti ayah suruh Hyunjae jemput kamu ya. Kamu siapin barang-barang kamu aja kesini."jawab Ayahnya dari seberang sana.

Yeri dengan cepat mematikan ponselnya, namun dia terjatuh dengan seluruh tubuhnya tetap gemetaran.

"Aku sudah merelakannya pergi. Bahkan kami sudah putus. Tapi kenapa aku terus mendapat ini."lirih Yeri sambil menangis.

Dia segera menyusun baju-bajunya kedalam tas dan hal-hal penting yang dia perlukan. Dia berniat pergi dari teror yang terus menghantuinya selama sebulan ini.

Yeri membuka lemari dan menemukan tali tambang disana. Dia benar-benar sudah memiliki rencana untuk bunuh diri.

Itulah sebabnya dia memilih untuk tinggal dengan ayah dan ibu tirinya agar dia tidak macam-macam ada dirinya sendiri. Dia sudah cukup depresi karena semua teror yang menghantuinya.

Tidak butuh waktu yang lama hingga Hyunjae datang menjemput adiknya itu. Selama diperjalanan Yeri tetap diam dan sama sekali tidak berbicara.

Dia hanya menggunakan anggukan dan gelengan kepala untuk menjawab. Wajahnya juga begitu pucat hingga akhirnya Hyunjae melaporkan kepada orang tuanya.

"Kamu ada masalah ya?"tanya ayahnya. Yeri menggelengkan kepalaanya perlahan sambil tetap memasukkan makanan ke mulutnya.

Setelah makan ibu tiri Yeri memeluknya, "Kalau ada apa-apa. Kamu bisa cerita padaku karena aku ini ibumu juga. Ya?"

-

DON'T [전정국 × 김예리]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang