"Gue yakin itu cuma halustik orang-orang aja, mana mungkin di gudang kosong ada suara-suara aneh," ujar Jisoo mantap pada kedua temannya, Sowon dan Yooa.
"Masalahnya udah banyak yang bilang itu beneran. Lo nggak usah aneh-aneh deh, Jis," timpal Sowon.
"Lo takut?" Jisoo melakukan smirk, kebiasaannya, membuat Sowon merasa di remehkan.
"I-ih, gaada ya sejarahnya Kim Sowon itu penakut," ucap Sowon terbata.
"Halah banyak bacot lu berdua, ayo langsung buktiin ke sana," Yooa meresleting tasnya dan membawanya. Dia berjalan menuju gudang bekas ruang musik itu, di ikuti dengan Sowon dan Jisoo di belakangnya.
Jangan tanya apakah mereka betiga tidak takut, sebenarnya mereka semua takut, gengsinya aja yang tinggi.
Saat sampai, mereka tidak langsung menghampiri pintu, mereka justru saling menatap.
"S-siapa yang mau nguping duluan?" tanya Yooa.
"Jisoo!" tunjuk Sowon, Jisoo membulatkan mata dan menggeleng pada Sowon. "Lu duluan lah! Kan lu yang berani tadi."
"Aish, dasar lo berdua, sama-sama takut tapi gengsi," timpal Yooa lalu dengan sok beraninya berjalan satu langkah mendekati pintu.
Yooa menempelkan daun telinganya ke pintu. Dia menelan saliva kasar saat mendengar suara di dalam.
"K-kenapa?" tanya Jisoo saat Yooa mundur ketakutan.
Belum sempat Yooa menjawab keluarlah secarik kertas dari bawah pintu, sepertinya tulisan itu di buat dari darah yang bertuliskan,
"JANGAN GANGGU KAMI KALAU TIDAK MAU DI GANGGU"
"L-lari!" pekik Yooa, mereka pun lari terbirit-birit hingga berhenti di pintu masuk sekolah.
"Lo denger suara apa sih?" tanya Sowon dengan menumpukkan tangannya pada lutut dengan napas tersengal.
"Tadi gue denger ada dua orang lagi ngomong, dari suaranya sih cewek sama cowok," jawab Yooa.
"Mereka ngomong apa?" tanya Jisoo.
"Kamu tahu kenapa aku suka di sini?" kata seorang wanita.
"Kenapa?" respon seorang lelaki.
"Menarik. Banyak orang yang penasaran sama kita, contohnya orang yang lagi di depan pintu sekarang," wanita itu tersenyum licik.
"Cepat mainkan pianonya, supaya dia gila dan mati karena terus terbayang nada piano misterius dari kamu," sang lelaki pun juga tersenyum.
Setelah mendengar cerita Yooa, Jisoo dan Sowon bergetar dan memucat.
"Lo denger nada piano itu?" tanya Jisoo terbata.
Yooa menggeleng, membuat Jisoo dan Sowon menghela napas lega.
"Maaf, ini semua gara-gara gue," Jisoo menunduk, merasa bersalah.
"Nggak papa, yang penting kita semua nggak kenapa-napa kan? Ini bisa jadi pelajaran buat kita supaya kedepannya kita saling jujur," imbuh Sowon lalu mereka bertiga pun saling berpelukan.
____________
Teletabis kali aaaah....
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIB - k.idols
Fanfiction✔ ʜᴏʀʀᴏʀ ᴏɴᴇꜱʜᴏᴛ ꜱᴛᴀʀʀɪɴɢ ʙʏ k̶.i̶d̶o̶l̶s̶ ❝ ᴡᴀʀɴɪɴɢ!!! ᴅᴏ ɴᴏᴛ ʀᴇᴀᴅ ᴀʟᴏɴᴇ!!! ❞ - di ambil dari beberapa sumber atau murni dari ide gue sendiri - mengandung gore dan kekerasan, jadi selektif ya Highest rank : #1 kidols #1 plottwist #1 kumpulancerpen ...