Last chapter?
__________
Sudah hampir satu bulan paman Byun tinggal di rumah Minju, dan semenjak itu pula hidup Minju berubah drastis. Dalam kata lain, selalu ada hal aneh yang terjadi setiap harinya.
Seperti pamannya yang tiba-tiba berteriak malam-malam, mengamuk, memakan makanan yang sudah di buang-ah, pokoknya dia seperti bukan dirinya yang Minju kenal, dia seperti—iblis? Atau apalah itu, intinya saat dia kerasukan iris matanya mengecil.
Sangat menyeramkan, Minju bahkan akupun bertaruh kalian tidak akan pernah mau mengalami atau bahkan sekedar melihat hal semacam itu, benar-benar mimpi buruk dari yang terburuk.
Semua berawal sejak paman Byun di temukan pingsan oleh asisten rumah tangganya. Dan saat di bawa ke rumah sakit paman Byun di diagnosis mengalami gasritis dan dia boleh pulang setelah tiga hari karena keadaannya sudah lumayan membaik, tapi ternyata saat sampai di rumah Minju ia mengamuk dan di situlah ayah Minju memanggil seorang ustad kenalannya.
Ternyata paman Byun ini semacam, ketempelan? Walaupun dia sudah di ruqyah tetap saja roh jahat itu tidak mau pindah dari tubuhnya karena roh itu hanya bisa di kembalikan bila terdapat benda yang menjadi tempat untuk mengurungnya seperti semula-semacam benda-benda mistis, tapi sekarang semuanya masih buntu.
Dan hari ini sialnya ayah Minju mengabari bahwa dia akan pulang larut karena akan menangani sebuah kasus penting, begitu pula juga ibunya. Mereka berdua adalah seorang pengacara—ehm, lebih tepatnya sepasang pengacara.
Ya tentu saja kisah cinta mereka tumbuh karena prinsip mereka sebagai seorang pengacara itu sama. Tapi terkadang itu justru yang bikin mereka sering bertengjar konyol, karena mereka sebaya.
Well, lupakan. Yang tergenting sekarang adalah di rumah Minju hanya ada dirinya dan juga paman Byun karena asisten rumah tangganya sedang pulang kampung.
Minju buru-buru masuk ke kamar dengan mengendap agar paman Byun tidak terbangun karena sekarang sudah pukul 8 malam. Kemungkinan ia sudah tertidur, semoga.
Minju mengunci pintu kamarnya rapat-rapat, menaruh tas dan juga mantelnya di tempat penggantung lalu berjalan pergi ke kamar mandi untuk berwudhu.
Tenang, kamar mandinya terletak di dalam kamar kok.
Setelah selesai berwudhu Minju pun menunaikan ibadah shalat, tapi di tengah-tengah shalat-nya terdengar suara ketukan brutal. Minju menelan salivanya, tapi ia masih berusaha khusyuk.
Minju sekarang dapat merasakan seperti ada yang memperhatikannya dari samping kanannya, tapi ia hanya membiarkannya.
Setelah bacaan tahiyat selesai ia berdoa dalam hati semoga saat melakukan salam tak ada sesuatu yang menyeramkan menyapanya karena firasatnya benar-benar tidak enak tapi syukurlah tak ada apa-apa. Mungkin hanya perasaannya saja.
Minju pun membaca doa tapi di tengah doanya ia lagi-lagi merinding dan menelan salivanya kasar. Ia dapat merasakan ada sesuatu—ah, seseorang di belakangnya.
Selesai doa ia pun memantapkan diri untuk menoleh ke belakang, berharap tak ada apapun dan ternyata memang tak ada siapa-siapa.
Minju melipat mukenahnya lalu berdiri dan menuju ke pintu. Ia mengintip ke lubang pintu tapi tak ada apa-apa. Lantas tadi siapa yang mengetuk?
Dengan mengumpulkan segenap keberanian yang ada Minju membuka pintu, menoleh ke kanan dan ke kiri. Tak ada siapapun? Ia ingin melangkah maju tapi ia merasa menendang sesuatu. Saat menoleh ke bawah ia memekik tertahan melihat paman Byun sudah terbaring dengan mulut berdarah yang di darahnya terdapat cacing mengerikan. Ia berjongkok dan menyentuh leher paman Byun dan sudah tidak ada nadinya.
Minju kembali berdiri seraya menutup mulutnya tak percaya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Tapi lagi-lagi ia di kagetkan dengan bunyi dari tempat pakaian kotor yang terbuka dan tertutup sendiri, letaknya berada di sebrang kanan yang tak jauh darinya. Tepatnya di sebelah pintu kamar paman Byun.
Minju dengan takut melangkah mendekati tempat pakain kotor itu. Minju menghentikan langkah saat sudah satu meter di dekat karena tiba-tiba tempat pakaian kotor tadi sudah tidak terbuka dan tertutup kembali.
Minju ingin melangkah maju tapi di urungkan saat tutup tempat pakaian kotor itu kembali tertarik ke atas dan keluarlah sebuah tangan berbulu.
Minju memekik tertahan dan terjatuh ke lantai. Ia memundurkan dirinya tapi ia berhenti saat menabrak sesuatu di belakangnya. Dengan perlahan ia membalikkan kepala dan kali ini ia benar-benar memekik saat paman Byun tepat berada di depan matanya dengan wajah yang sangat mengerikan dan bola mata yang hanya berwarna putih.
___________
Huhu gua yg nulis gua yg merinding
Jadi ini tuh sebenernya kisah temen gue yg gue tambah2in aja gt
Pamannya tuh kerasukan¿ dan baru meninggal 2/3 minggu lalu huhu
Padahal gue nulis ni oneshot baru setengah jalan sebelum pamannya meninggal nah disitu gue kek ragu2 mo lanjut pas tau pamannya meninggal
Oh iya, doain ya buat pamannya temen gue semoga amal dan ibadahnya di terima di sisi-Nya
Dan meninggalnya gak kayak gini kok tenang serem amat ini mah. Fiksi ini cuma terinspirasi gt hoo
mau end aja atau lanjut lg tp gak tentu?
kalau mau next mau castnya siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIB - k.idols
Fanfiction✔ ʜᴏʀʀᴏʀ ᴏɴᴇꜱʜᴏᴛ ꜱᴛᴀʀʀɪɴɢ ʙʏ k̶.i̶d̶o̶l̶s̶ ❝ ᴡᴀʀɴɪɴɢ!!! ᴅᴏ ɴᴏᴛ ʀᴇᴀᴅ ᴀʟᴏɴᴇ!!! ❞ - di ambil dari beberapa sumber atau murni dari ide gue sendiri - mengandung gore dan kekerasan, jadi selektif ya Highest rank : #1 kidols #1 plottwist #1 kumpulancerpen ...