T3-18. Balapan

10.8K 562 13
                                    

Part ini absurd banget sumpah, pliss kalo ada yang ga nyambung atau gimana, langsung komen aja yaa.

Aku disini mau ngebahagiain NabilaQu dulu yaaa, next part baru Nadila yang aku bahagiain hehehe.

Happy reading guys!! Double update maunya kapan nihhh????

***

"Woi Gatha? Kok disini? Ga masuk?" tanya seorang perempuan yang baru saja duduk di samping Nabila.

Malam ini Nabila berada di clubnya, ia juga sudah berjanjian dengan Raka  akan bertemu di sini. Ya memang hubungan Raka dan Nabila mulai membaik, semenjak mereka berkuda bareng waktu lalu. Yaa walau Nabila masih ragu untuk percaya jika Raka adalah teman masa kecilnya. Tadi juga Tante Rika sudah mengabarinya jika Arga aman, dan Nabila rasa ia tidak datang menjenguknya tak apa.

Setelah kepergian Sinoy, Nabila benar-benar mengelola club ini. Dengan berat hati tentunya, ia ini sebenarnya tidak mengerti soal bisnis. Apa lagi di suruh mengelola club besar ini. Umurnya masih terlalu muda ya tuhan untuk memulai pekerjaan ini.

Ia masih bekerja di cafe, bahkan untuk berhenti tidak pernah terlintas di pikirannya. Ia bersyukur karna bekerja di cafe tersebut ia jadi meringani biaya sekolah nanti, masalah Arga? Itu semua sudah Om Tio dan Tante Rika yang bertanggung jawab. Awalnya Nabila menolak, tapi ia pikir-pikir lagi berat juga jika semuanya yang menanggu dirinya. Belum lagi anak-anak yang berada dirumahnya.

"Gatha? Hidup lo ngelamun mulu deh heran," sentak perempuan itu lagi membuat Nabila menoleh sebentar.

"Ngapain lo ke sini? Layanin sono laki-laki idung belang biar dapet uang banyak," ucap Nabila membuat perempuan itu tertawa. Tidak ada rasa tersinggung di hatinya, emang benar kok dirinya wanita penghibur.

"Capek gue istirahat sebentar lah, sekali lagi gue mau bilang makasih nih sama lo. Karna lo gue bisa dapet duit dengan gampang,"

"dengan gampang si dengan gempang, tapi ga jadi wanita murahan juga kali, Dara."

"Ini satu-satunya yang bisa gue lakuin Gat, asal lo tau ade gue ada lima. Dia butuh biaya buat sekolah, bokap gue ngilang gitu aja. cuman demen buntingin nyokap gue doang, goblok." Nabila terkekeh mendengar celotehan Dara. Perempuan yang ia temuin seminggu yang lalu.

Sebenarnya pertemuan dengan Dara sangat singkat. Bertemu di tukang warung kopi, dan dengan sok kenalnya Dara menceritakan masalah keluarganya pada Nabila. Awalnya Nabila tak acuh, tapi di pertengahan cerita Nabila merasakan iba pada kehidupan Dara. Dan saat itu ia berpikir jika masih banyak masalah orang lain yang lebih berat dari pada masalahnya.

Baru saja ingin menyauti ucapan Dara, Raka menghampiri dengan tergesah-gesah. Ada apa si dengan lelaki ini? Mikir Nabila.

"Ikut gue ayo," ajak Raka tiba-tiba.

"Idih, ogah ah!"

"Laa, waktu itu lo maksa gue ikut ke pacuan kuda. Sekarang gantian,"

"Itu temen lo yang nyuruh Raka,"

"Bodoamat ayo ikut gue," putus Raka menarik pergelangan Nabila.

"Etdah, bentar dulu jangan ditarik-tarik!" bentak Nabila.

Dengan sekali hentakan tangan Raka terlepas dari pergelangan tangan Nabila. Kesal, jika ini niat Raka ingin bertemu dengannya aturan tadi ia tolak saja.

"Dara, gue cabut dulu. Nanti kalo sempet jam satu gue balik lagi," pamit Nabila pada Dara.

"Eh Gat? Besok cariin gue itu donggg," ucap Dara membuat Nabila mengerutkan dahinya. "Apaan?"

The twins troublemaker [Lengkap] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang