"Kak Bila mana si?! Lagi keadaan genting kaya gini aja dia cuek banget! Udah gitu malah ngilang lagi," cemas Nadila.
Kini Nadila dan dua temennya, Raka, Abay dan teman-temannya, Lidia, Triana, dan Meka sedang berada di kantin. Mereka semua benar-benar khawatir dengan Nabila yang tiba-tiba pergi. Foto itu sudah di copot oleh Meka, gadis itu sejak tadi bergeram akan menghabisi siapa saja yang sudah menyebarkan aib sahabatnya ini.
Sejak tadi juga, Nadila tidak ada hentinya mengoceh tentang Nabila sang Kakaknya yang entah pergi kemana. Ia sampai mondar-mandir karna sangat mengkhawatirkan kakaknya itu.
"Udah si Dil, kakak lo juga ga bakal kenapa-kenapa, dia pasti nyelesain kasus ini dengan tangannya sendiri, lo tau sendiri Bila kan ga suka ada yang ikut campur tentang masalahnya," ujar Triana membuat Nadila berfikir.
Iya juga, mengapa ia mengkhawatirkan Kakaknya itu sedangkan, Nabila tidak pernah mengkhawatirkannya sedikitpun. Setahunya.
"bukan gitu Tii, Dila takut kali kalo kakaknya di keluarin dari sekolah, masalahnya kan Bila bukan sekali dua kali bikin masalah. Lebih lagi dia jarang masuk, ya walau gue tau Nabila ga perna nyari masalah di dalam sekolah," sahut Fino membuat Nadila memandang aneh.
Di keluarin dari sekolah? Hah? Sekolahan ini milik Eyangnya, dan ketua yayasan ini Papanya. Siapa yang berani mengeluarkan Nadila dan Nabila? Toh memang mereka berdua sengaja di sekolahkan di sini agar tidak pindah sekolah karna di keluarkan. Apa lagi Nabila, ia bisa di keluarkan dalam setahun 3 kali waktu SMP dulu. Bayangkan saja, hampir saja ia tidak di sekolahkan lagi. Tapi Eyang selalu saja memberi Nabila nasihat agar mau melanjutkan sekolahnya. Karna itu hingga sekarang Nabila sekolah.
"Hellow Fino denger yaa, yang berani ngeluarin Kak Bila di sini siapa? Lo ga tau nama belakang gue, Bila, dan Triana itu siapa? Adyatama. Lo pasti tahu nama marga itu, Eyang Mino itu kakek kita bertiga, dan asal lo tau, ketua yayasan disini itu bokap gue! Jadi mana ada yang berani ngeluarin Kak Bila!" oceh Nadila panjang lebar. Ia bicara seperti itu dengan gaya angkuh. Keluarlah sifat sombong Nadila.
Raka dan Meka memilih bungkam, memikirkan siapa yang sudah melakukan hal ini pada Nabila. Raka tahu orang yang sedang Nabila peluk di foto itu adalah Sinoy— cowok yang sudah Nabila anggap abangnya sendiri. Berarti malam itu, malam dimana ia membawa Nabila pulang dalam ke adaan mabuk ada seseorang yang sedang memantaunya diam-diam.
Seorang gadis yang baru masuk kantin membuat mereka yang berada di sana menatapnya aneh. Gadis dengan senyum mengembang menghampiri meja mereka yang sejak tadi sedang mencarinya.
Nabila datang membuat semua yang berada di meja itu melongo. Bagaimana tidak? Baru saja ia mendapatkan masalah dan menghilang begitu saja. Tiba-tiba datang dengan senyum ramah. Senyum yang Nabila sembunyikan selama tiga tahun ini. Jika sedang keadaan baik-baik saja di pastikan mereka yang sedang memandangnya aneh itu udah jingkrak karna senyuman Nabila terlalu manis sekali. Tapi kali ini beda. Malah Meka, Lidia dan Triana merasa ada aura yang menyeramkan di balik senyuman itu.
"Kak Bila! Lo kemana aja hah! Dan kenapa nih senyum-senyum?! Lo itu abis kena musibah! Bukan uang tunai dua juta yang dipotong pajak!" suara menglegar milik Nadila membuat mereka semua tersadar dari lamunannya.
"Tadi abis ngilangin asem, pada kenapa si? Kok tegang, gue ganggu kalian?" tanya Nabila polos.
"Bil, lo bikin heboh seluruh sekolah tau ga, lagian lo beneran mainan ke club malam?" tanya Abay penasaran.
"Kalo club ada siang, gue pasti datengnya siang, bukan malem," sahut Nabila santai.
"Bil," panggil Elang yang baru saja memasuki kantin. Nadila yang melihatnya mengembuskan napas kasar dan menatap sinis dua insan yang sedang berhadapan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The twins troublemaker [Lengkap] ✔
Fiksi RemajaKisah ini mengisahkan bagaimana sakitnya seorang Nabila menjalani kehidupan dengan takdir yang begitu menyakitkan, semenjak peristiwa masalalunya yang membuat keluarganya hancur dan kedua orang tuanya membenci dirinya. Diam, salah satu cara Nabila...