T3-27. Labil.

10.3K 606 54
                                    

Dua jam Nabila ditangkap, gadis itu hanya menjawab seadanya ketika sang polisi mengintrogasi dirinya. Polisi sudah melakukan tes urin pada Nabila, dan hasilnya positif. Maka dari itu polisi mengamankan Nabila dan menunggu orang tua gadis itu datang. Sudah hampir dua puluh kali polisi menyuruh Nabila untuk menghubungi orang tuanya, tapi gadis itu malah diam anteng di hadapan polisi tanpa mematuhi perintahnya.

"Kamu kenapa diam aja? Cepat telfon orang tua kamu!" perintah polisi pada Nabila lagi.

Hening, Nabila tidak menjawab, lagi. Gadis itu malah membenarkan posisi duduknya dan melihat arlojinya. Jujur saja, Nabila juga tidak tahu harus melakukan apa. Menghubungi orang tua? Bahkan ia tidak tahu masih punya orang tua atau tidak.

"Kamu itu! Saya nyuruh kamu hubungin orang tua kamu! Kenapa malah diam aja dari tadi?!!" bentak polisi itu.

"Penjarain aja saya pak, mending. Saya ga punya orang--" Ucapan Nabila terpotong ketika seorang wanita setengah baya menghampiri dirinya. Nabila mengerutkan dahinya tidak mengerti, apalagi wanita itu langsung memeluk dirinya.

"Nabila sayang, yaampun!! Mami khawatir sama kamu,"

Nabila memandang aneh wanita yang mengaku-ngaku jadi maminya ini. Dan bodohnya polisi itu percaya dengan wanita yang Bari saja datang ink. Nabila juga sedikit bingung dari mana dia tahu semua tentang dirinya?

Persetanan dengan bingung, Nabila kini bersyukur karna akhirnya dirinya keluar dari kantor polisi yang membuatnya jenuh bukan main. Bukan kantornya yang bikin ia jenuh, pertanyaan polisi itulah yang membuatnya jenuh.

"Bila? Are you oke?" Nabila menoleh cepat ketika mendengar suara orang yang sangat familiar. Sinoy, cowok itu kembali.

"Bang Sinoy!" seru Nabila langsung memeluk Sinoy dengan kuat.

"Gimana? Lo gapapakan? Vigo sialan emang."

"Gue gapapa bang, tapi kok gue positif ya? Padahal gue ga pernah main gituan, kalo minum si iya."

"Lo di kasih rokok sama Vigo?" Nabila mengangguk meng'iya'kan pertanyaan Sinoy.

"nah itu bukan rokok."

Nabila menghela napas panjang, bisa-bisa ia dibodohi? Yatuhan Nabila ilang akal untuk pertama kalinya. Ahh, ia sampai lupa menanyakan wanita setengah baya itu pada Sinoy.

"Bang tadi ada yang ngaku-ngaku jadi nyokap gue, siapa?" tanya Nabila. Sinoy tidak menjawab cowok itu malah menunjuk ke arah belakang Nabila.

"Raka? Itu--"

"Berkat lo, Raka akhirnya mau dengerin alasan nyokap Bil." sela Sinoy yang sudah tahu arah pembicaraan Nabila.

"Lo gapapa Laa? Yatuhan gue mau mati pas denger lo ditangkap polisi," oceh Raka saat sudah berada di hadapannya. Nabila tidak menanggapin ocehan Raka, ia memandang wanita cantik yang berpenampilan seperti wanita karir.

"Kita pulang ke rumah Papimu aja Raka, mami kangen Caca. Ada yang mami mau omongin ke papi kamu," ujar Maminya Raka dan Sinoy. Raka dan Sinoy hanya mengangguk mengiyakan, sedangkan Nabila masih diam sambil memperhatikan Mami dari Bang Sinoy dan Raka.

"Laa?" panggil Raka membuat Nabila mengerjabkan matanya.

"Ohh iyaa, maaf. Makasih tante udah mau nolongin aku, dan makasih juga Bang, Kaa udah khawatir sama gue. Sorry gue selalu ngerepotin, sekali lagi makasih yaa." ucap Nabila tulus.

"Gapapa, ini ga sebanding sama apa yang kamu lakukan sama Raka. Tante juga mau bilang makasih udah buat Raka bahagia, tante tau semenjak tante tinggalin dia, dia trauma sama perempuan. Tapi hanya kamu yang bisa buat Raka luluh dan sembuh dari traumanya makasih banyak yaa Nabila,"

The twins troublemaker [Lengkap] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang