T3-16. bayi plankton

11.3K 533 20
                                    

"Saya maunya sama Antares Bu,"

"Saya ga mau,"

"Ih! Seharus lo seneng dong gue mau sekelompok sama lo,"

"Seneng? Menderita iya!"

Kini Nadila sedang berdebat dengan cowo super duper jutek dan pintar di kelasnya. Nadila penasaran dengan cowok yang bernama Antares itu, seluruh sekolah sangat amat menyukainya tapi berbeda dengan Antares. Cowok itu mencap dirinya sebagai kuman yang harus ia jauhi. Itu tidak boleh di biarkan, Nadila harus membuat Antares takluk dengannya. Dan yang membuat Nadila semangat lagi, ternyata Antares itu sepupu Elang. Dengan melalui Antares jalan untuk PDKT oleh Elang itu bisa cepat!

"Sudah, Nadila masih ada yang lain kan?" lerai guru tersebut lelah.

"Ga. Saya maunya sama Antares titik," kekeh Nadila membuat sang guru itu memijat pelipisnya pusing.

"Gue maunya sama Hanny ga mau sama lo!" elak Antares.

"Ihhh kenapaa?!" teriak Nadila dengan matanya membulat. Lucu.

"Lo bau,"

"Wangi gini juga, mau nyium?"

"Jijik sana lo jauh-jauh,"

Seisi kelas tertawa karna perdebatan Nadila dan Antares sangat lucu. Bagaimana tidak? Keduanya tidak ada yang ingin mengalah dan mengeluarkan berbagai ekspreasi di wajah. Dan itu membuat satu ruangan ini tertawa.

"Nadila, ganti warna rambut kamu dulu, terus baju jangan kecil, kuku jangan di cat cat. Baru ibu berizin kamu satu kelompok dengan Antares," ujar guru geografi tersebut membuat Nadila menyeritkan dahinya.

"Bu apa masalahnya si? Selagi saya mau belajar, dan ga ganggu ke nyaman saya, itu tidak masalah Ibu. Iyaa gaa Wa, Za?" teriak Nadila meminta persetujuan kedua temannya.

"YOIIII!!" seru Liza dan Nazwa berbarengan.

"Yaudah lah terserah kamu aja, Antares kamu sekelompok sama Nadila. Dari pada dia sekelompok sama Liza dan Nazwa malah ga bakal ngerjain tugasnya,"

Senyuman licik terbentuk di wajah Nadila. Akhirnya Antares mengangguk menuruti perintah guru tersebut. Kemenangan ada didirinya saat ini. Ia harus mendekati Antares dan menyari tahu semua tentang Elang. HARUS!

Dan disini mereka berada, di perpustakan yang hanya ada Antares dan Nadila. Sebenarnya ada teman satu lagi, tapi temannya itu tiba-tiba sakit dan di bawa oleh Antares ke uks beberapa menit yang lalu.

Seharusnya cowok ini senang bisa berduaan dengannya. Dan menatapnya dengan penuh ke takjupan, karna wajah cantik nan imut ini. Jarang loh Nadila mau kerja kelompok seperti ini, apa lagi sama cowo. Ia ga akan mau dengan cowok selain Elang.

"Ga usah bangga-banggain diri lo deh! Ga ada seneng-senengnya gue sekelompok sama lo! Musibah! ini gua lagi dapet musibah. Ambil buku satu lagi sono! Jangan ngayal doang bisanya," ucapnya ketus sangat amat ketus.

Yee dukun sa ae baca pikiran orang, batin Nadila.

"Galak lo! Biar cepet keriputttttt huh!"

"Berisik lo! Cepet Ambil sana, biar cepet selesai. Mual gue lama-lama berduaan sama lo."

"Ih kalo ngomong! Tersayat-sayat hati Eneng bang," sahut Nadila dramatis. Kalian tahu lah bagaimana wajah Antares saat ini. Ia menatap Nadila tajam seperti singa ingin melahap mangsanya. Nadila yang menyadari tatapan itu menyengir polos.

"Oke gue ambil buku dulu deh hihi,"

Sudah lima menit Nadila tidak kembali, Antares sampai jenuh menunggunya. Memang gadis itu selalu saja bikin masalah. Kalau bukan disuruh oleh guru geografinya Antares ga akan pernah mau sekelompok dengan pembawa onar itu.

The twins troublemaker [Lengkap] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang