Flashback on.
"Untuk beberapa hari ini kalian bertiga ga boleh ada yang keluar, termasuk sekolah. Papa udah minta izin sama guru kalian," ucap Hadi tegas tak ingin di bantah, tapi seorang gadis dengan cepat berdiri dan membantah ucapan Hadi.
"Ga bisa gitu dong Pa, aku udah beli tiket konser dan nanti malem acaranya. Pokoknya aku mau nonton," elak Nadila.
"Dill, turutin ucapan Papa untuk kali ini." bisik Nabila saat sudah menarik adiknya itu kembali duduk.
"Kak! Dila udah beli tiket konser dua bulan yang lalu, dan aku ga mau ngebatalin gitu aja."
"Dill," tegur Arga yang sejak tadi diam. Nadila yang mendengar Arga mulai membuka suara langsung merengut kesal dan meninggalkan ruang keluarga dengan jalan yang sengaja ia hentakan.
"Arga, kamu jagain Dila jangan sampai dia keluar rumah. Dan kamu jangan buat ulah!" Nabila dan Arga sama-sama mengangguk, walau ucapan ketus Hadi kepadanya ia tidak pernah mengambil pusing, karna pikirnya masih ada Arga yang menguatinya.
"Keras kepala banget si Adik lo Ga," ucap Nabila sambil berjalan ke arah kamar mereka bertiga.
"Adik lo juga," Arga menoyor kepala Nabila membuat gadis itu memukul lengan Arga dengan kuat.
"Sakit anjir!"
"Bodoo!! Wleee!" Nabila lari dengan Arga mengejarnya dari belakang. Sampai depan pintu kamarnya, Nabila buru-buru membuka pintu lalu masuk di ikuti oleh Arga. Tapi aksi kejar-kejaran mereka berdua terhenti melihat Nadila sedang menelfon seseorang.
"yaudah lo jemput gue, tapi di depan komplek jangan depan rumah gue, oke?"
"..."
"Nah gitu, see later!"
Arga yang mendengar percakapan itu langsung menghampiri Nadila dan merebut ponselnya. Nabila hanya menyaksikan dengan keripik yang ia ambil di kolong kasurnya.
"De, sekali aja dengerin ucapan orang tua apa susahnya si?"
"Bang! Aku nonton konser gini juga kapan lagi? Emang dia bakal dateng ke jakarta setiap aku mau? Kan engga,"
"Gue ga mau lo kenapa-kenapa, pliss nurut oke?" bujuk Arga.
"Engga, aku tetep nonton. Pokoknya abang sama kak Bila ga boleh ada yang ngomong-ngomong sama papa,"
"Ngomong lahh, ngapain bantuin bocah keras kepala kaya lo." sahut Nabila.
"Yee gue bakal aduin lo juga, kalo lo lagi di skor dari sekolah."
"Aduin aja sono, peduli apa mereka sama gue? Gue di DO dari sekolah juga mereka malah bikin syukuran."
"Nabil! Jaga omongan lo," Nabila memutar bola mata malas. "Iyee iyee,"
"Pokoknya malam ini ga boleh ada yang keluar! Titik." Putus Arga dengan tegas. Nadila yang mau membantah tidak jadi karna sang kembarannya itu memasukan keripik singkong ke mulutnya.
"Ngomong mulu lo! Panas kuping gue," ketus Nabila.
Malam harinya, Nadila benar-benar nekat pergi. Arga panik sendiri melihat dikamarnya sudah tidak ada Nadila, cowok itu melirik Nabila yang masih tertidur pulas. Benar-benar Nabila ini, sudah ia tendangin ia jambakin tetap tidak bangun juga.
"Nabil!!!! Bangun ga lo! Ga bangun gue bakar buku-buku pelajaran kesayangan lo itu,"
"Ett apaan si Ga? Kenapa lagi?" Arga memandang takjub Nabila, gadis ini memang suka bolos, ga pernah betah di dalam kelas, tapi untuk belajar nomor satu. Biasanya orang nakal malas belajar, kenapa tidak berlaku untuk Nabila? Gadis itu nakal tapi rajij belajar, wahh sungguh menakjubkan bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The twins troublemaker [Lengkap] ✔
Teen FictionKisah ini mengisahkan bagaimana sakitnya seorang Nabila menjalani kehidupan dengan takdir yang begitu menyakitkan, semenjak peristiwa masalalunya yang membuat keluarganya hancur dan kedua orang tuanya membenci dirinya. Diam, salah satu cara Nabila...