"Tante? Om?" panggil Arga saat baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya. Rika dan Tio yang memang sedang berada di kamar Arga untuk mengecek kondisi cowok itu pun langsung tersenyum hangat.
"Ada apa sayang? Ada yang di rasa?" tanya Rika pada Arga.
"Engga ada tante. Sekarang jam berapa?"
"Udah mau jam setengah sepuluh, kenapa Ga?" sahut Tio.
"Gapapa, lama juga Arga tidur."
Tiba-tiba suasana menjadi sunyi, Arga tidak lagi bertanya, bahkan cowok itu kembali memejamkan matanya. Rika dan Tio saling pandang, dua pasangan suami istri itu bingung untuk memberi tahu Arga soal Nabila sudah pergi dari rumahnya, ia takut jika Arga kepikiran dan berefek pada proses penyembuhannya.
"Arga udah tau Nabil pergi Tan, Om." ucap Arga yang masih memejamkan matanya.
"Tau dari mana kamu?" tanya Tio penasaran.
"Nabil sekarang dimana aja aku tau,"
"Dimana?"
"Dihati aku, dan akan selalu dihati aku." Tio dan Rika terkekeh mendengar jawaban Arga. Kenapa keponakannya ini sangat lucu?
"Kamu itu jangan terlalu fokus sama Bila, fokus sama kesehatan kamu. Lagi juga kamu ga bisa seperti ini terus Ga, gimana nanti kalo kamu punya pacar?"
"Tante Rika, pacar itu urusan belakangan. Nabil urusan utama aku,"
"Iyaa deh Bila itu pusat dunia kamu. Nah sekarang tante mau nyiapin makanan buat kamu dulu, Mas kamu disini aja temenin Arga." Tio mendapatkan perintah dari istri tercintanya pun langsung mengangguk patuh.
Setelah Rika meninggalkan kamar Arga, Tio langsung berjalan menuju sofa yang ada di kamar Arga, lalu menjatuhkan bokongnya di sofa tersebut. Ia mengambil sebuah buku yang ada di meja, buku teori hukum? Siapa yang membaca buku ini?
"Arga? Ini buku hukum punya kamu?" tanya Tio.
"Dih? Ga tau, Om kan tau aku orang yang ga bakal baca buku seperti itu,"
"Terus ini punya siapa dong?"
"Nabil, mungkin."
"Loh? Emang anak IPA belajar tentang hukum?"
"Emang Nabil anak IPA?"
"Anak bapak sama emak kamu sih sebenernya," Arga memutar bola matanya mendengar lelucon omnya yang tidak lucu itu.
"Dikittt lagi lucu omm,"
"Hahahaha, kamu udah enakan Ga?" tanya Tio mengubah topik pembicaraan.
"udah om, cuman hati yang kurang enak, semenjak Nabil pergi."
"Nabil emang suka kaya gitu Ga, doa aja supaya dia ga kenapa-kenapa dimanapun dia berada." ujar Tio membuat Arga menganggukan kepalanya.
"Oh iya Om, Arga mau nanya. Nabil sekolah dimana om?"
"Loh? Selama Bila disini kamu ga pernah nanya?"
"Selama Nabil disini, aku ga merasakan Nabil benar-benar disini Om. Nabil berubah aku ga kenal dia yang sekarang, makanya aku ga berani nanya banyak-banyak sama dia. Selama aku koma Nabil diperlakukan dengan baikkan om disini?" Tio tidak langsung menjawab, lelaki setengah baya itu beranjak dari sofa menuju tempat duduk samping kasur Arga.
"Sepertinya Om ga perlu jelasin lagi Ga, kamu tau Papamu sejak dulu seperti apa memperlakukan Bila."
"Nabil satu sekolah sama Dila Om?"
"Kamu yang nyuruh?" Arga menjawab dengan menganggukan kepalanya. "Bila selalu jagain Dila, Ga. Walau dia ga selalu ada di samping Dila, Bila selalu jagain adik kamu bagaimanapun caranya." lanjut Tio.
KAMU SEDANG MEMBACA
The twins troublemaker [Lengkap] ✔
Fiksi RemajaKisah ini mengisahkan bagaimana sakitnya seorang Nabila menjalani kehidupan dengan takdir yang begitu menyakitkan, semenjak peristiwa masalalunya yang membuat keluarganya hancur dan kedua orang tuanya membenci dirinya. Diam, salah satu cara Nabila...