Tekan videonya biar dapet feelnya ❤❤
Happy reading!!
***
"Na-Nabil? Lo ga sekolah?"
"nggak."
Siang ini Nabila sudah sampai di rumahnya yang ia minta oleh Sinoy waktu itu. Rumah yang ia jadikan tempat tinggal anak-anak jalanan. Walau sikapnya cuek pada anak-anak itu, tapi hatinya ia sangat menyayangi mereka. Ia sangat kasihan pada anak jalanan itu, di usianya yang masih membutuhkan perhatian dari kedua orang tuanya, mereka malah dengan tegarnya mencari uang dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri di jalanan.
Rumahnya ini tidak terlalu besar, hanya saja rumah ini berlantai dua. Lantai satu memiliki 1 kamar. Lantai dua memiliki 2 kamar yang masing-masing mempunyai kamar mandi. ya, ini lebih dari cukup untuk menampung anak jalanan saat ini.
Nabila memberhentikan langkahnya saat ia menendang sesuatu. Ia menunduk lalu mengerutkan keningnya bingung. Mengapa banyak sekali balon dirumahnya?
Lalu ia mengangkat wajahnya, dan ia melihat wajah terkejut dari anak-anak jalanan. Nabila tersenyum kecil melihat, sangat lucu. Seketika ia lupa kejadian tadi malam. Mamanya sudah kembali ke London tadi pagi, semalaman ia menemani Mamanya menumpahkan kekecewaan pada Papanya. Nabila sendiri tidak tahu kabar Nadila— saudara kembarnya yang tadi malam ia tinggal.
Dorrr.
Pecahan balon membuat Nabila mengerjabkan matanya berkali-kali. Lalu ia menatap salah satu anak kecil yang sepertinya dia yang meledakannya, karna terlihat dari wajahnya yang sedang meringis. Baru saja ia ingin menghampiri anak kecil itu, teriakan dari belakang membuat ia mengurungkan langkahnya.
"Nabil! Lo tuh ya, ngapain si kesini jadi gagal kan bikin kejutan buat lo!" kesal Meka.
"Rumah gue, bebas gue mau kesini," sahut Nabila acuh tak acuh.
"Ah elo mah ga bisa di ajak ker--"
"MEKA! INI KUENYA... Siapa yaa? Aduh salah masuk rumah gue," Nabila dan Meka sama-sama menoleh, dan mendapatkan Sinoy yang sedang memunggungkannya sambil membawa box.
"Udah sini bang! ga usah make surprise surprisean, dia mah kaga bisa di kasih Surprise." ketus Meka sambil menunjuk Nabila pakai dagunya.
Setelah itu, mereka semua merayakan ulang tahun bersama. Meka dan Sinoy tersenyum saat melihat Nabila menikmati acara kecil-kecilan yamg mereka buat. Awalnya Meka dan Sinoy tidak yakin jika Nabila akan menyukai acara seperti ini, tapi melihat dugaannya salah mereka berdua sangat lega.
Acara tiup lilin dan potong kue sudah selesai. Kini mereka sedang tertawa dan saling lempar candaan. Walau Nabila hanya tersenyum, tidak menimpali ucapan-ucapan konyol Sinoy dan yang lain. Itu sudah lebih dari cukup menurut Meka. Karna sejak ia kembali ke indonesia, dari tiga tahun ia tinggal bersama orang tuanya di jerman. Ia tidak pernah melihat Nabila tertawa apa lagi tersenyum. Lebih lagi Nabila jarang sekali mengeluarkan suara, jujur ia sangat penasaran dengan apa yang terjadi dengan Nabila dan Arga. Sampai sekarang ia tidak mengetahui keberadaan Arga dimana. Nabila dan Nadila seperti tutup mulut jika ia bertanya tentang cowok itu.
Nabila beranjak dari duduknya membuat semua orang yang berada di ruang tamu menatapnya bingung. Nabila meninggalkan ruang tamu menuju lantai atas, dimana kamarnya berada. Tidak lama Nabila turun membawa gitar, mereka semua mengerutkan dahinya bingung. Sampai ruang tamu Nabila duduk kembali dan tersenyum.
"Nyanyi yuk?" ajak Nabila dengan senyumnya yang belum pudar.
"Bil, coba lo senyum setiap saat gue pastiin orang-orang pada naksir sama lo," kata Sinoy membuat Nabila memudarkan senyumnya dan menatap Sinoy datar. "Bacot."
KAMU SEDANG MEMBACA
The twins troublemaker [Lengkap] ✔
Novela JuvenilKisah ini mengisahkan bagaimana sakitnya seorang Nabila menjalani kehidupan dengan takdir yang begitu menyakitkan, semenjak peristiwa masalalunya yang membuat keluarganya hancur dan kedua orang tuanya membenci dirinya. Diam, salah satu cara Nabila...