T3-1.Berantem

17.9K 754 10
                                    

Jadi kalau gue adik kelas lo bisa seenaaknya?
-Nabila

🌙🌙🌙

"Enak banget ya dateng-dateng langsung masuk aula," ketus anggota osis cewe yang memakai nametag anggota osis dan di dalamnya ada namanya Maudy Larasati.

"Ya terus gue harus masuk ke mana? Rumah makan?" jawab Nabila santai membuat Maudy ingin mencakar wajah Nabila.

"Eh lo pikir ini sekolah milik keluarga lo apa maen nyelonong aja,"

Emang.

"kalo iya punya keluara gue lo bisa apa?" Maudy diam mendengar pertanyaan Nabila.

Nabila dan Nadila adalah putri dari pasangan Hadi Pangestu Adyatama dan Tyas Lestari. Cucu dari Mino Marwin Adyatama, yang merupakan pengusaha sukses. Yang sekarang sudah mengangkat Hadi— Papanya sebagai pemegang salah satu perusahaannya itu.

Setelah kejadian dimana Nabila menjadi sosok yang dingin. Kejadian yang sangat amat menyakitkan jika diingat, ia selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kehancuran keluarganya. Memang ia pantas tidak dianggap sebagai anak oleh kedua orang tuanya karna mengingat perbuatan yang membuat orang yang amat sangat ia sayangi celaka.

Nadila selalu berusaha untuk dekat dengan kembaranya itu tetapi sepertinya Nabila tidak menginginkanya. Menganggap Nadila adalah saudara kembarnya saja sepertinya enggan. Ada alasan tersendiri membuat sifat itu muncul di diri Nabila, Nadila sepertinya tahu yang membuat Nabila seperti itu padanya.

Nabila sendiri sebenarnya tidak ingin satu sekolah lagi dengan Nadila. Tetapi dengan permintaan seseorang membuat Nabila menerimannya. Nabila tergolong anak yang jenius tetapi semuanya tertutup dengan ke nakalannya. Sedangkan Nadila? Ia pintar tetapi tidak sebanding dengan Nabila. Ia juga sama-sama pembuat onar tapi dengan cara yang berbeda.

Ia yang tidak suka dengan penampilan yang ribet-ribet sedangkan Nadila selalu menjaga penampilannya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Nabila yang selalu menjadi sosok yang sederhana tidak ingin membuat semua enggan untuk melakukan apapun kepadanya. Sedangkan Nadila ia sudah terlanjur di manjakan oleh mama dan papanya hingga ia terbiasa dengan sesuatu yang mewah.

Rindu, satu kata mewakilkan perasaannya. Ia rindu dengan keluarga utuhnya. Ya walau Papanya tidak menganggap dirinya, Tyas— Sang mama yang menyayanginya dulu. Tapi kini berubah Mama tidak lagi mengakui dirinya sebagai anak. Nabila tahu kesalahannya sangat besar, tapi tidak adakah perhatian sedikitpun untuk dirinya?

Senyum miring tercetak jelas diwajah Nabila. Ia menatap lekat osis di hadapanya yang tiba-tiba saja diam. Sepertinya dirinya tahu ia sedang memikirkan apa.

"Kenapa diem? Lo takut kalo keluarga gue yang punya nih sekolah? Hahaha," tanya Nabila dengan kedua alisnya terangkat sambil tertawa jahat.

"Diem lo! Lo itu murid didik baru jangan songong! Gue kakak kelas lo ada sopan santunnya dikit kek!" bentak Maudy membuat Nabila memutar bola matanya malas.

"Jadi kalo gue adik kelas, lo bisa seenaknya?!" Ketus Nabila. Wajahnya yang datar dan tatapannya yang tajam membuat siapa saja melihat pasti takut.

"Ada apaan si ini?" tanya seseorang membuat Maudy menoleh. Dengan tatapan berbinar seperti gembelan pinggir jalan di beri makanan menurut Nabila. Nabila pun menoleh dan melihat sosok lelaki tinggi hingga Nabila harus mendongak melihatnya.

Ganteng tapi sayang ga naksir.

"Itu Lang murid didik baru di aturnya susah banget malah nyolot banget juga dari tadi, gue pusing tau jadinya," adunya manja pada cowo itu. Melihat almameter yang ia kenakan Nabila yakin ia adalah ketua osis di SMA Delta.

The twins troublemaker [Lengkap] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang