"Aw, pelan-pelan anak kambing!" keluh Nabila pada Meka.
Malam ini Nabila dan Meka sedang berada di sebuah ruko. Setelah perkelahian itu selesai dan dimenangkan oleh Nabila dan Meka, ia membawa anak jalanan untuk istirahat di depan ruko tersebut. Sebelumnya Nabila sudah membelikan makanan untuk mereka semua, yang sejak tadi terlihat kelaperan.
Walau perkelahian tadi di menangkan oleh Nabila dan Meka, Wajah dan tubuh dua gadis ini di menuhi oleh memar dan goresan kecil. Bayangkan saja mereka berempat sedangkan Nabila berdua dengan Meka. Wajah Nabila lebih banyak luka di banding wajah Meka yang hanya terluka di bagian sudut bibir dan mata.
Kini, Meka sedang membersihkan luka Nabila. Ia selalu berdecak kesal saat Nabila menepis kasar tangannya karna terlalu menekan lukanya.
"Lo kayanya harus ngasah bela diri lo lagi Bil, masa gitu doang ampe gini lukanya," ucap Meka setelah selesai membersihkan luka Nabila.
"Gitu lo bilang doang? Eh kunyuk! Siapa yang sotoy mukul tuh raksasa duluan? Lo kebiasaan si, kalo udah nyangkut anak-anak selalu ceroboh," omel Nabila langsung meringis saat sudut bibirnya terasa nyeri.
"Lo pikir gue bakal diem saat adik gue mau di tampar ama tuh raksasa?" tanyanya sengit.
"Tau amat ah puyeng,"
Nabila mengembuskan napas kasar lalu menoleh melihat anak jalanan yang sedang tertidur pulas. Wajahnya terlihat lelah, sepertinya ia baru bisa tidur tenang sekarang dari sekian lama ia dihantui oleh bosnya yang suka mengatur seenaknya.
Lamunan Nabila buyar saat lengannya disenggol oleh Meka. Ia menatap Meka sinis, lalu di balas lebih sinis oleh Meka.
"Apaan si lo Mek?"
"Hp lo noh ada pesan masuk, jaman sekarang hp masih jadul," ejeknya. Nabila hanya diam lalu membuka ponselnya.
Ikan Teri : Bsk Dila pulang, dia ga ada yang nganter bokap nyokap lo lagi pergi keluar kota, lo bisa ke sini sekarang?
Nabila kembali mengembuskan napas kasarnya. Bagaimana ia bisa kesana jika di sini ada yang harus ia jaga? Sebenarnya ia juga tidak lupa dengan tugasnya dengan Raka, tapi ia sengaja tidak ke rumah sakit karna jika melihat Raka, Nabila selalu ingin memasukan keliang lahat hidup-hidup.
Saat baru ingin membalas pesan dari Triana, lengan Nabila kembali di senggol oleh Meka. Ia berdesah pelan, lalu menoleh.
"Apaan si?!"
"Itu kayanya nyokap lo Bil," Tunjuk Meka pakai dagu. Nabila mengalihkan pandangannya ke arah yang Meka tunjuk, dan benar itu Mamanya yang sedang di seret oleh dua cowok secara paksa.
Katanya lagi di luar kota.
Dengan gerakan cepat Nabila bangkit, belum juga berlari tangannya di cekal oleh Meka.
"Lo mau ngapain? Muka sama tubuh lo udah remuk, mau diremukin lagi?"
"Lo pikir gue diem aja liat nyokap gue di gituin?! Ga! Lo stay di sini jagain anak-anak jangan kemana-mana!" ucapnya lalu berlari ke arah Mamanya.
Nabila berlari dengan sedikit pincang, karna tadi kakinya di tendang keras oleh preman yang tadi berkelahi dengannya.
Saat Nabila sudah mulai dekat dengan Mamanya, ia menarik tangan Mamanya yang terbebas dari genggaman cowok tersebut. Lalu ia sembunyikan Mamanya di balik tubuhnya. Tyas belum menyadari jika yang menariknya adalah Nabila ia hanya menunduk ketakutan.
"Wah, pahlawan kecilnya datang lagi," ucap cowok itu dengan wajah songong.
"We come back adik manis," sahut cowok satu lagi sambil mencolek dagu Nabila. Nabila yang merasa harga dirinya terinjak karna cowok itu menyentuh dagunya langsung memelintir tangan cowok tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The twins troublemaker [Lengkap] ✔
Novela JuvenilKisah ini mengisahkan bagaimana sakitnya seorang Nabila menjalani kehidupan dengan takdir yang begitu menyakitkan, semenjak peristiwa masalalunya yang membuat keluarganya hancur dan kedua orang tuanya membenci dirinya. Diam, salah satu cara Nabila...